Warung makan yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon berbeda dengan warung makan lainnya.
Bagaimana tidak, warung makan yang satu ini memiliki harga yang sangat murah senilai Rp4.000 saja. Warung makan itu bernama Sego Bude milik seorang perantau asal Semarang keturunan Yaman.
Ahmad (40) mengatakan, awal mula mendirikan warung makan ini berangkat dari hobi masak yang dimilikinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya sih dari hobi masak untuk sajian rumah buat santap keluarga," ungkapnya, Sabtu (4/5/2024).
Berjalannya waktu, sejumlah rekan-rekannya main ke rumah lalu disajikan masakan yang diolahnya. Tanpa diduga, rekan-rekannya itu sangat menyukai masakan yang dibuatnya.
"Kebetulan saya sering dikunjungi sama teman-teman saya, terus saya hidangkan masakan saya. Eh enggak taunya pada suka terus suruh saya bikin warung makan, mulai dari situ saya beranikan diri buat rumah makan," jelasnya.
![]() |
Setelah beberapa lama membuka warung makan, muncul keresahan dalam dirinya yang melihat masih banyaknya orang yang tidak mampu membeli makan karena harga yang kurang terjangkau.
Kemudian akhirnya ia membuat menu dengan standar harga yang sangat terjangkau bagi orang-orang yang berpendapatan rendah.
"Saya waktu itu ngeliat masih lumayan banyak orang-orang yang kurang mampu buat beli makan. Terus saya bikin menu makanan supaya mereka bisa membelinya," bebernya.
Ada beberapa menu makanan yang ia sediakan dengan harga yang terjangkau diantaranya nasi dengan lauk oreg basah dan es teh manis seharga Rp4.000. Kemudian ada juga menu lain diantaranya nasi, oreg, telur petis dan teh manis hanya seharga Rp8.000.
Kemudian untuk menu makan yang paling termahal ada nasi, oreg, ayam goreng, telur petis dan es teh manis dengan harga Rp10.000.
"Untuk semua menu itu pembeli boleh bebas tambah nasi secara gratis," ucapnya.
Ada juga satu menu yang memiliki cita rasa berbeda di warung makan yang satu ini. Menu itu adalah telur petis yang merupakan resep warisan dari neneknya.
Ia menceritakan, resep telur petis didapatkannya dari neneknya yang merupakan warga Semarang. Sebelum masuk dalam menu warung makan milikinya, dahulu telur petis ini merupakan sajian yang bisa ditemukannya saat hari raya saja. Telur petis ini hasil resep rahasia milik neneknya bernama Mujenah Musawa sejak tahun 1974.
"Telur petis itu telur rebus yang disiram kuah santan dengan tambahan cabe rawit dan bumbu rahasia resep warisan nenek saya," ujarnya.
![]() |
Ia menegaskan dengan tawaran harga murah di warung makan miliknya ini tidak akan membuatnya rugi secara materi. Pasalnya ia meyakini jika berbagi tidak akan membuatnya jatuh miskin.
"Saya ngerasa enggak rugi kok ngejual dengan harga semurah itu, karena saya yakin dengan berbagi tidak akan membuat saya miskin," tegasnya.
Dalam sehari ia menuturkan, bisa menghabiskan ratusan bungkus porsi dengan menu murah ini. Ia menegaskan, dengan harga yang murah bukan berarti harus mengurangi bumbu dari masakannya.
"Walaupun murah saya enggak mau ngurangin rasa, mayoritas yang beli ke sini adalah ojol sama tukang becak," pungkasnya.
(yum/yum)