Cuan Manis Es Dawet 'Asgar' Juandi Cimahi di Bulan Puasa

Cuan Manis Es Dawet 'Asgar' Juandi Cimahi di Bulan Puasa

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 20 Mar 2024 17:42 WIB
Es Dawet Juandi Asgar di Cimahi yang laris diburu masyarakat
Es Dawet Juandi 'Asgar' di Cimahi yang laris diburu masyarakat (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Menu berbuka puasa tentunya punya beragam pilihan, mulai dari minuman hingga makanan ringan. Salah satu yang bisa dipilih untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa yakni es dawet.

Es dawet dengan isian bubur dawet hijau, biji salak atau candil, pacar cina, serta bubur sumsum. Diguyur dengan gula merah cair atau kinca, diberi sedikit santan, lalu diberi lagi es.

Paduan manis dan gurih dalam seporsi es dawet itu selain melegakan tenggorokan, juga cukup mengisi perut yang kosong. Bahan-bahan alami yang dibuat secara tradisional, tentunya lebih sehat dan aman dikonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bulan puasa ini, Juandi (55), mangkal di Jalan Djulaeha Karmita, tepat di depan Masjid Agung Kota Cimahi menjajakan es dawet khas Garut atau asli Garut (Asgar). Saban sore, dagangannya laris dibeli pemburu takjil.

"Alhamdulillah ramai, soalnya kan kalau yang puasa itu cari yang segar-segar buat berbuka. Es dawet cocok buat buka, manis, gurih, segar pokoknya," kata Juandi saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (20/3/2024).

ADVERTISEMENT

Di bulan puasa, kata Juandi, ia bisa menjual 200 sampai 250 porsi es dawet dengan racikan yang sudah dipatenkan. Maupun sesuai permintaan pelanggan, seperti tak mau pakai bubur sumsum atau tak mau diberi candil.

"Ya sehari bisa lah sekitar 200 porsi. Kalau cuaca cerah sampai 250, kemarin kan hujan agak menurun. Ya namanya juga jualan. Biar gampang, itu sudah dibungkus-bungkus, jadi yang beli enggal nunggu lama," kata Juandi.

Fase terburuk yang pernah ia jalani selama berjualan, meskipun menurutnya berjualan memang fluktuatif, yakni di kala pandemi COVID-19 menyerang pada tahun 2020 hingga akhir tahun 2022.

"Pas COVID-19 itu memang anjlok banget jualannya, saya juga sampai pulang kampung dulu ke Garut. Setelah agak normal baru balik lagi ke Cimahi," kata Juandi.

Lima tahun sudah ia berjualan es dawet yang dibanderol dengan harga sangat terjangkau, hanya Rp6.000 per porsi. Sebelumnya, Juandi bekerja sebagai sopir di truk di salah satu pabrik di Garut.

"Baru 5 tahunan, langsung jualan di Cimahi. Dulu nyupir, tapi capek. Lebih enak jualan begini, soalnya mangkal. Kebetulan dawet asgar (asli Garut) di Cimahi enggak terlalu banyak saingan," kata Juandi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads