Aktivitas ngabuburit bagi anak-anak di perdesaan memiliki banyak ragam. Kondisi alam dan lingkungan masih memberikan ruang bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas luar ruangan yang seru.
Anak-anak di kampung punya banyak pilihan kegiatan untuk ngabuburit, mulai dari mancing di selokan, ngurek belut di sawah, bermain meriam lodong di kebun, main bedil-bedilan hingga berenang di sungai.
Seperti yang dilakukan sekelompok anak-anak di Kampung Leuwihieum, Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, Selasa (19/3/2024). Mereka terlihat asyik ngabuburit dengan berenang di sungai atau saluran irigasi kampungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak usia SD ini terlihat ceria sekali, sesekali mereka lompat dari tepi sungai. Sebuah pelampung dari ban bekas jadi sarana bermain penambah keseruan.
Sementara beberapa warga dewasa di sekitar sungai itu asyik menyaksikan dan sesekali mengingatkan agar anak-anak itu selalu menjaga keselamatan ketika melompat.
"Ngabuburit anak-anak kampung ya begini, kita yang sudah dewasa malah terkenang dengan bulan puasa di masa lampau, ya ingat waktu kita seusia mereka," kata Adhitya Hiracahya pemuda setempat.
![]() |
Dia mengatakan suasana kampung yang asri dengan segala dinamika kehidupannya, menjadi salah satu pemikat para perantau untuk mudik Lebaran. Sehingga menjaga kelestarian lingkungan harus diperhatikan.
"Makanya warga di sini selama ini berusaha menjaga kebersihan saluran air ini. Termasuk melakukan penataan pinggiran sungai," kata Adhit.
Menurut dia menemukan anak-anak berenang di sungai atau saluran air terbuka sudah semakin sukar dijumpai. Jangankan di kota-kota besar, bahkan di kawasan Kota Tasikmalaya pun relatif susah karena banyak sungai yang sudah tercemar.
"Ya saluran air ini juga tidak bersih-bersih amat, anak-anak ini tetap harus membersihkan dirinya di rumah. Tapi setidaknya di Kota Tasik masih ada sungai yang bisa dijadikan tempat berenang anak-anak, lumayan lah," kata Adhit.
Di pinggiran sungai Leuwihieum itu warga melakukan penataan untuk dijadikan spot ngabuburit. Setiap sore banyak warga yang datang dan bercengkerama di tepian sungai itu. Kondisi itu otomatis mengundang pedagang takjil menggelar dagangannya.
"Kita juga bangun rangka kayu di atas sungai, lalu diberi lampu hias, ya semacam lorong cahaya agar estetik di malam hari," kata Adhit.
(dir/dir)