Bagi warga perkotaan Ciamis yang sering jajan tentunya tak asing lagi dengan Kawasan Gayam dan Jalan HOS Cokroaminoto. Tempat tersebut kini dikenal menjadi salah satu pusat jajanan di Ciamis.
Sejak tahun 2017, Kawasan Gayam dan Jalan HOS Cokroaminoto mulai muncul kios atau warung yang menjajakan jajanan sampai rumah makan. Seiring waktu, kawasan tersebut pun semakin ramai hingga ada puluhan kios.
Di kawasan ini bukan seperti street food pada umumnya dengan banyak tenda-tenda. Para pelaku usaha menyewa kios atau toko dan memanfaatkan halaman parkir. Tapi ada juga beberapa pedagang kaki lima yang memakai gerobak dan sudah biasa mangkal setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap siang, jam istirahat dan sore hari, kawasan tersebut selalu ramai oleh masyarakat yang berburu jajanan. Terutama di kawasan Gayam depan sebuah sekolah dasar.
Ada banyak Jajanan yang dijual, seperti camilan, sosis bakar, jagung susu keju, hotang, cimol bojot, cakwe, pisang keju, crepes, batagor kuah dan kering, seblak, cilok goang, dan aneka jajanan pedas lainnya.
Ada juga aneka minuman hingga beberapa kios, es krim, es teler, mi baso, mie ayam, fried chicken hingga warung makan.
Untuk harganya pun dari mulai Rp 5 ribu untuk sejumlah cemilan. Minuman berkisar dari Rp 3.500 seperti teh manis, hingga Rp 10 ribu untuk minuman tertentu. Sedangkan untuk mi baso, mi ayam mulai dari Rp 10 ribu. Tapi dengan uang Rp 20 ribu pun bisa dapat beberapa jajanan plus minuman.
Beberapa tahun lalu, Jalan HOS Cokroaminoto dan Kawasan Gayam Kabupaten Ciamis, dulunya hanya lintasan menuju Alun-alun Ciamis. Di pinggir jalan itu hanya ada rumah-rumah warga atau pun lahan kosong.
Bahkan, sebagian lahan di pinggir jalan itu merupakan tanah milik PT KAI yang disewakan kepada penduduk. Ada yang dijadikan rumah atau kontrakan.
Dudi Sunarya, warga Jalan HOS Cokroaminoto yang juga Ketua RT setempat bercerita awal kawasan itu ramai sejak tahun 2017 atau 2018. Menurut Dudi, dulunya kawasan tersebut hanya tempat tinggal biasa.
Kemudian pemilik lahan dan rumah di kawasan tersebut mulai membangunnya menjadi toko-toko untuk disewakan. Kebanyakan yang menyewa toko itu digunakan untuk usaha makanan atau jajanan. Meski ada beberapa yang dijadikan toko buku, konter HP dan apotik.
"Kalau yang diseberang jalan dekat rel kereta itu milik PT KAI yang disewakan. Itu juga penyewanya mulai membuka usaha makanan atau minuman. Beberapa lahan kosong juga sudah dibangun jadi kios dan disewa untuk usaha makanan," ungkap Dudi.
Dudi pun senang kawasan Jalan HOS Cokroaminoto menjadi ramai dan dikenal sebagai salah satu pusat jajanan atau kuliner. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah parkir kendaraan. Mengingat jalan tersebut digunakan dua arah. Tak jarang terjadi kemacetan ketika sedang ramai.
Aqila (35), salah seorang warga, mengaku biasa ke jalan HOS Cokroaminoto untuk membeli beberapa jajanan dan minuman. Seperti es teh manis solo, cilok dan lainnya.
"Biasa ke sini jajan, tidak setiap hari tapi sering. Jajan batagor, es teh manis, cilok, apa saja tidak tentu. Tapi paling sering beli minuman aus atau es teh," katanya.
(sud/sud)