Ngopi sudah jadi bagian dari gaya hidup orang-orang di berbagai rentang usia. Terlebih buat muda-mudi, termasuk di Kota Cimahi, yang kini gemar nongkrong di coffee shop meskipun tak melulu memesan kopi.
Jika berbicara kopi dan berbagai macam racikannya, sangat beragam dan tak bakal singkat dibahas satu per satu. Tetapi di antara beberapa ragam racikan itu, turkish coffee belakangan muncul menambah kekayaan pilihan racikan kopi yang bertebaran.
Turkish coffee sebetulnya sama seperti kopi pada umumnya. Hanya yang jadi nilai jualnya yakni kopi itu diseduh menggunakan media pasir yang dibakar di atas api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barista turkish coffee itu mengawali racikannya dengan menuangkan biji kopi, baik itu robusta maupun arabika yang sudah di-roasting ke dalam wadah tembaga dengan nama ibrik, ada juga sebutan cezve atau coffee pot. Kemudian wadah tembaga itu dituang air panas.
Di sini lah bagian pentingnya. Wadah tembaga yang sudah berisi kopi dengan air panas itu kemudian ditempatkan di atas hingga agak ditenggelamkan ke dalam pasir panas itu. Panas dari pasir yang dibakar di atas api itu kemudian bakal mematangkan kopi tersebut.
"Jadi ini turkish coffee, kopi khas turki yang mungkin belum terlalu banyak di Cimahi ini. Meskipun kita baru mulai jalan, dan ini juga kan dijalankannya sama PNS dan THL Disbudparpora Cimahi," kata Febianti, pengelola Kopi Bara saat ditemui di Festival Kopi Cimahi, Kamis (25/1/2024).
Sementara dari cara menikmati turkish coffee itu, kopi yang dituangkan dari coffee pot ke gelas atau wadah lainnya didiamkan dulu dua sampai tiga menit sebelum diseruput.
"Jadi harus didiamkan dulu dua sampai tiga menit, biar nanti bubuk kopinya mengendap dulu. Nah sebelum minum kopinya, kita cuci mulut dengan air mineral biar netral. Baru nanti kopinya bisa dinikmati," kata Febianti.
Ia dan rekan-rekannya mengawali perjalanan Kopi Bara tersebut dengan riset beberapa waktu. Dimulai ketika aktivitas mereka sebagai abdi negara terhenti sementara kala pandemi COVID-19 melanda di 2020 lalu.
"Jadi kita memang sempat riset dulu, kalau kopi yang biasa kan sudah banyak. Nah ini kita lihat Kopi Turki punya signature yang menarik buat customer, makanya kita coba jalan," kata Febianti.
Selama ini, ia dan teman-temannya baru membuka kedai kopi turki itu pada event kopi. Belum ada rencana membuka kedai sendiri, lantaran terbentur dengan jam kerja dan kesediaan orang yang sepenuhnya menjadi barista.
"Sampai sekarang masih di event-event tertentu. Kalau rencana buka kedai sendiri belum sih, tapi nggak tahu juga kedepannya seperti apa. Karena kita kan ada kerjaan pokok, susah juga cari barista yang fokus sesuai keinginan kita," tutur Febianti.
Di sisi lain, Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi menyebut pihaknya mendorong perkembangan kedai dan coffee shop dengan menyediakan ruang bagi industri kopi di Kota Cimahi.
Baca juga: Manis Gurih Gado-Gado Nurudin Khas Cirebon |
"Karena ternyata Kota Cimahi sebagai industri hilir kopi yang sangat potensial. Meskipun bertetangga dengan Kota Bandung, tapi kita optimis Kota Cimahi punya keunggulannya sendiri," ujar Dicky.
"Kedepannya kita ingin mengembangkan Kota Cimahi ini jadi kota seribu olahan kopi. Harapannya nanti juga bisa membangkitkan industri olahan makanan lain yang tentu punya kekhasan daerah," imbuhnya.
(sud/sud)