Citra Rasa Sate Maranggi dan Tongseng Domba Kang Ruddy Pangandaran

Citra Rasa Sate Maranggi dan Tongseng Domba Kang Ruddy Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 08 Jan 2024 17:30 WIB
Sate Maranggi domba dan tongseng sapi Kang Ruddy Pangandaran.
Sate Maranggi domba dan tongseng sapi Kang Ruddy Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Menjajal kulineran di Pangandaran memang tidak ada habisnya. Detikers harus nyobain sate maranggi dan tongseng domba di rumah makan Sate Maranggi Kang Ruddy.

Sate Mang Ruddy berlokasi di Jl. Raya Parigi, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat 46393. Dengan alamat maps https://g.co/kgs/fomo7Cq

Ada berbagai menu olahan daging domba, sapi dan ayam yang enak untuk dinikmati kulineran di Sate Kang Ruddy. Menunya sangat bervarian, mulai dari nasi goreng, soto dan sate.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menu best seller yang dapat dicoba pengunjung di Sate Maranggi Kang Ruddy diantaranya sate maranggi domba Rp 40 ribu, sate maranggi sapi Rp 30 ribu, sate ayam Rp 15 ribu.

Kemudian, ada Tongseng Domba Rp 30 ribu, Tongseng sapi Rp 25 ribu dan tongseng ayam Rp 20 ribu.

ADVERTISEMENT
Sate Maranggi domba dan tongseng sapi Kang Ruddy Pangandaran.Tongseng sapi Kang Ruddy Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadillah

Untuk olahan masakan lainnya, gulai domba Rp 30 ribu dan gulai sapi Rp 25 ribu, Tengkleng Rp 30 ribu. Sementara itu, ada olahan daging lainnya seperti nasi goreng hingga mie berbahan daging domba, sapi dan ayam mulai Rp 20-30 ribu.

Jam Operasional Sate Maranggi Kang Ruddy buka hampir setiap hari, Senin-Minggu buka mulai pukul 09.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB malam. Namun untuk hari Jumat tutup.

Pemilik Sate Maranggi, Ruddy Efendy mengatakan olahan daging yang paling laku dibeli yaitu sate maranggi domba dan sapi. "Kebetulan karena baru di Pangandaran, apalagi sate maranggi domba paling banyak diserbu pengunjung," kata Ruddy kepada detikJabar, Jumat (5/1/2024).

Menurutnya, dalam sehari untuk sate maranggi domba ataupun sapi bisa menghabiskan lebih dari 25 kilogram per hari. "Kambing habis 25 kg per hari, daging sapi pun sama, bahkan bisa lebih," ucapnya.

DetikJabar mencoba mengunjungi Sate Maranggi Kang Ruddy dan memesan satu porsi sate maranggi domba dan tongseng sapi.

Kedua menu itu serasa tidak bisa dipisahkan, untuk sate maranggi domba secara rasa dagingnya cukup lembut, namun tidak terlalu bau amis. Bumbu yang meresap dalam daging sangat menggugah selera, apalagi saat mengoyak daging di mulut. Rasa daging yang gurih, sedikit manis, dibalut kecap dan sambal cabai menambah citra rasa yang khas.

Kemudian untuk tongseng sapi, secara rasa kuah kuningnya yang asin manis sedikit pedas cukup menggugah lidah. Bahkan, rasanya sangat nempel, karena bumbu rempah alami yang disajikan.

Ruddy mengatakan sate maranggi miliknya memang berbeda dengan jenis sate lainnya yang ada di Pangandaran. "Di tempat kami meski pengolahan dagingnya dekat dengan tempat makan, tetapi tidak tercium bau amis," katanya.

Menurut Ruddy, mempertahankan citra rasa dengan tetap membuat daging selalu empuk dan potongan yang cukup sesuai harga. "Alhamdulillah banyak yang cocok dan menjadi pilihan pelanggan," ucapnya.

Mantan Pegawai Perusahaan Minyak

Ruddy Efendy, warga Pasir Kiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, menjadi pengusaha sate Maranggi. Sebelumnya, Ruddy bekerja di pertambangan minyak. Ia kemudiabanting setir menjadi pedagang sate maranggi di Pangandaran. Sate Maranggi Kang Ruddy saat ini cukup populer dan laris.

Ruddy mengatakan memang sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan menjadi pedagang sate Maranggi. Padahal sebelumnya sudah kerja di perusahan pertambangan minyak dengan gaji dollar.

"Dulu terakhir kerja di pertambangan minyak wilayah Kalimantan Timur tahun 2014. Saat itu saya memutuskan keluar total sepulang dari Makkah," kata Ruddy kepada detikJabar.

Menurutnya, saat kerja di pertambangan minyak gaji yang diterima berbentuk Dollar. "Kan perusahaanya punya Amerika, kita digaji dollar waktu itu" ucap dia.

Ia mengatakan banyak hal dan hidayah yang didapatkan setelah pulang dari tanah suci Mekah, terutama soal keberkahan rezeki. "Gaji waktu di pertambangan minyak secara lahiriah besar tapi ukhrowi minus, karena birokrasi yang menghalalkan segala cara," ucapnya.


Untuk kehidupan baru, Ruddy memulainya di Jakarta sebagai seorang chef atau koki di sebuah restoran di Jakarta. Pekerjaan itu diambilnya cukup lama. "Alhamdulillah saya dipercayakan sebagai chief chef cook tahun 2014 di salah satu restoran di Jakarta, sampai bekerja itu tahun 2020," katanya.

Di tahun periode 2020, Ruddy mengaku sempat kesulitan karena COVID-19 waktu itu menerjang Indonesia. "Tahun 2021 akhirnya kita tinggalkan ibu kota karena tidak bisa bertahan zamannya Covid," kata Ruddy.

Ruddy mengatakan semula mencoba berdagang di kampung halaman di Pasir Huni Pasir Kiara, Karangbenda, Parigi. Bahkan, hanya memanfaatkan teras rumah dengan bermodalkan gerobak dan pembakaran.

"Ya alhamdulillah waktu itu banyak yang suka. Hingga pada akhirnya saat ada program One Pesantren One Product tahun 2022 mendapatkan sponsor," katanya.

Tepatnya, pada 14 Agustus 2022 Ruddy mendapatkan hadiah yang didapat dan sebagian sponsor dari salah satu pengusaha daging di Parigi. "Kemudian saya buka kedai di Karangbenda. Alhamdulillah yang sekarang sate Maranggi Domba dan Sapi," ucapnya.

Tahun 2022, bagi Ruddy merupakan awal mula pembukaan pertama usaha sate maranggi hingga berhasil menjadi salah satu sate yang banyak diminati pecinta sate di Pangandaran.

"Ya alhamdulillah saat ini pelanggan banyak. Selalu saja ada. Sehari untuk satu jenis daging bisa habis 25 kg untuk sapi, domba, ayam dan sebagainya," kata dia.

Bapak tiga anak dan 1 cucu itu mengaku senang saat ini banyak yang menyukai sate maranggi resep miliknya. "Sate Maranggi domba di Pangandaran cuman di sini," katanya.

Berbicara soal omset Kang Ruddy tidak terlalu ingin bicara banyak, dia menyebut bersyukur cukup untuk berbagai dengan sesama. "Kalau hitung-hitungan angka Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per bulan bisa alhamdulillah," ucapnya.

Sate Maranggi Kang Ruddy tidak hanya disajikan di kedai saja. Ia mengaku sudah mengikuti sejumlah festival atau undangan event di berbagai daerah.

"Sudah pernah buka stand di Berau Kaltim, Cikampek, dan Jakarta. Kalau di Pangandaran sering," katanya.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads