Siapa cepat dia dapat, begitulah istilah yang tepat untuk para pelanggan nasi kuning Halte Rancagoong, Cianjur. Pasalnya penjual nasi kuning yang berdagang saat tengah malam ini hanya buka selama satu jam.
Nasi kuning dan lauk pendamping selalu habis dalam waktu singkat diserbu pelanggan yang bahkan menunggu sebelum pedagang nasi kuning itu membuka lapaknya.
Adalah Ai (59), pedagang nasi kuning di Halte Rancagoong tepatnya di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi tersebut. Ibu dari empat anak ini sudah berjualan sejak 10 tahun lalu. Berawal dari jualan di lapak kecil dengan meja kayu, kini dia berjualan dengan gerobak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu sudah jualan 10 tahun. Awalnya di meja, buka lapak. Tapi lima tahun terakhir pakai gerobak gorengan," ungkap dia, belum lama ini.
Menurut Ai, dirinya memilih berjualan pada malam hari lantaran pada siangnya, lapak tersebut diisi banyak pedagang kaki lima.
"Kalau siang banyak yang dagang juga. Jadi milih jualan malam. Biasanya baru buka jam 01.00 WIB sampai sehabis ya saja. Kadang sampai jam 02.00 WIB atau lebih," kata dia.
Yang dijual Ai hanyalah nasi kuning dengan beberapa lauk pendamping, mulai dari sayur telur dan tahu, serta gorengan hangat. Namun dengan menu sederhana tersebut malah yang membuat jualannya cepat habis.
"Saya hanya jualan nasi kuning, telur bulat, tahu, dan bala-bala (bakwan). Jualannya hanya sejam. Bukan ingin tutup lebih cepat, tapi karena sejam juga sudah habis jualannya," kata dia.
Meski sederhana, tapi citarasa dari nasi kuning dan lauk pauknya memang nikmat. Nasi kuning dengan nasi yang pulen, ditambah dengan gorengan hangat dan sambal oncom membuat lidah dimanjakan.
Makanya bukan tanpa alasan nasi kuning tersebut selalu cepat habis dengan pelanggan yang tidak hanya didominasi para sopir malam yang melintas tetapi warga yang begadang mencari kudapan malam.
Apalagi harga dari nasi kuning dan lauk-pauknya sangatlah terjangkau. Yakni Rp 4.000 untuk satu bungkus nasi kuning dengan topping orek tempe, Rp 3.000 untuk satu telur bumbu, Rp 1.000 untuk gorengan, dan Rp 1.000 untuk sayur tahu.
"Pelanggan ibu mah kebanyakan sopir truk. Tapi banyak juga pelanggan lain yang memang sedang begadang dan nyari penjual yang masih buka. Apalagi murah kan itungannya harga nasi kuning di saya," kata dia.
Dari hasil penjualannya, Ai bisa mendapatkan penghasilan Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per hari. Dengan penghasilannya itu, dia dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga ke bangku kuliah.
"Terakhir anak bungsu saya baru lulus kuliah di salah satu universitas di Cianjur. Alhamdulillah dibiayai dari hasil jualan nasi kuning dan gorengan," pungkasnya.