.webp)
Siapa yang tidak kenal katsu. Hidangan khas Jepang itu kini sudah mendapat berbagai pengaruh dari banyak sisi. Di Indonesia, katsu lebih umum ditemukan menggunakan daging ayam alih-alih daging babi seperti di Jepang.
Di Bandung, terdapat beberapa restoran yang menyajikan chicken katsu sebagai salah satu sajiannya. Tak jarang pula, ada restoran yang secara khusus menyediakan chicken katsu sebagai menu utama dan satu-satunya. Katsimura adalah salah satunya.
Ternyata, di balik nama kedai katsu di seberang Kantor Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Barat itu, ada makna dan harapan yang diselipkan. Berangkat dari keinginan untuk menyentuh berbagai kalangan, Fitri si pemilik resto memilih nama "Katsimura" yang berasal dari "Katsu" dan "Murah". Penggabungan dua kata tersebut menjadi Katsimura disebutkan agar lebih mudah diingat dengan sentuhan Jepang-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan awal pembukaan kedai katsu ini adalah agar setiap kalangan bisa merasakan hidangan chicken katsu tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Tidak sampai di sana, setiap bulannya, Katsimura menyisihkan sedikit dari profitnya donasi pada orang yang membutuhkan.
"Untuk penjualan chicken katsu, setiap bulan kita sisipkan untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan, jadi katsimura ini bukan hanya bisnis tapi memiliki tujuan untuk bisa saling membantu satu sama lain juga," ujar Fitri.
Sebelum katsu, Fitri sudah lebih dulu terjun ke dunia bisnis makanan. Mulanya Fitri memilih mie bakar sebagai produk yang dijual. Namun, saat itu peminat makanan tersebut bisa dikatakan minim.
Melihat kesukaan keluarga Fitri pada hidangan chicken katsu, ia memutuskan untuk mencari resep yang cocok. Fitri menganggap bahwa chicken katsu adalah salah satu segmen makanan yang cukup diterima di Bandung dari berbagai kalangan. Untuk sampai ke menu yang ada di Katsimura, Fitri mengaku juga mendapat banyak masukan dari orang-orang.
"Ditambah kita terima masukan orang-orang seperti varian katsu, moza & smoke moza. Dan ternyata varian saus yang beragam juga sangat disukai," jelas Fitri.
 Sajian katsu di Katsimura Foto: Hanifah Salsabila |
Leader outlet Katsimura Susan menyebutkan bahwa dalam satu hari, sebanyak 75-100 kg ayam diolah oleh mereka. Dari jumlah tersebut, Katsimura biasa memproduksi chicken katsu sebanyak 300 porsi. Proses produksi ini dimulai dari pukul 4 pagi di base Katsimura yang berlokasi di Buah Batu.
Dengan porsi yang besar dan harga yang terbilang murah, chicken katsu di Katsimura tidak boleh dilewatkan untuk dicoba. Ukuran ayam yang besar dengan siraman saus pilihan yang melimpah dan salad cocok untuk dijadikan hidangan di jam makan siang atau makan malam. Dengan dibanderol mulai dari Rp15.000, sepiring nasi dan chicken katsu bisa dinikmati.
Selain dimakan dengan nasi putih, Katsimura juga menjual olahan nasi goreng ala Jepang yang bernama Yakimeshi. Menu ini disebut-sebut jadi favorit yang mana persediaannya cepat habis. Di samping nasi, chicken katsu di Katsimura juga dihidangkan bersama saus yang dapat dipilih. Mulai dari kare yang paling umum, blackpepper, dan keju yang jadi primadona, hingga barbeque dan lava.
Meskipun kecil, kedai katsu ini selalu ramai, baik di dalam atau di luar. Mengusung konsep Jepang, terdapat poster-poster animasi Jepang ditempel pada dinding ruangan. Di dalam ruangan tersebut, terdapat enam meja. Satu meja dapat diisi hingga empat orang. Sementara di bagian teras, terdapat enam meja kecil lainnya yang cocok untuk makan berdua.
Katsimura berlokasi di Jl. LLRE Martadinata No. 85, Citarum, Bandung, dan mulai beroperasi pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB setiap harinya.
(yum/yum)
