Cita Rasa Autentik Surabi Khas Bandung di Kawasan Setiabudhi

Cita Rasa Autentik Surabi Khas Bandung di Kawasan Setiabudhi

Dini Putri - detikJabar
Minggu, 08 Okt 2023 11:00 WIB
Warung surabi di Setiabudhi Bandung.
Warung surabi di Setiabudhi Bandung. (Foto: Dini Putri)
Bandung -

Kota Bandung kerap kali identik dengan wisata kulinernya, mulai dari kuliner kekinian hingga yang tradisional seperti serabi, atau di Jawa Barat lebih dikenal dengan nama surabi. Serabi yang terkenal di Indonesia adalah surabi khas Bandung dan serabi Solo.

Di Kota Bandung, salah satu daerah yang terkenal dengan kulier surabi adalah di kawasan Jalan Setiabudhi. Di Jalan Setiabudhi terutama yang berada di sekitar pusat-pusat pendidikan terlihat cukup banyak warung makan surabi di sisi-sisi jalan.

Antara bangunan warung surabi yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang terlihat terlalu mencolok dan tetap mempertahankan keaslian warung surabi tradisional dengan tungku-tungku pembakaran serta cetakan surabi yang terbuat dari tanah liat yang berada di setiap depan warung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warung surabi di Setiabudhi Bandung.Warung surabi di Setiabudhi Bandung. Foto: Dini Putri

Salah satunya ialah Waroeng Setiabudhi, tempat makan surabi yang beralamat di Jl. Dr Setiabudhi No. 175 Bandung. Warung yang dimiliki oleh Deden Bambang itu awalnya adalah sebuah toko kelontong milik keluarga yang kemudian seiring berjalannya waktu dan melihat peluang bisnis kuliner surabi di wilayah tersebut, kemudian dirubah menjadi tempat makan jajanan surabi khas sunda.

"Kalau konsep emang bukan cafΓ©, emang warung, supaya terlihat lebih murah dari kafe. Kalau interior memang dikonsep tapi kalau bangunan (Waroeng Setiabudhi) tidak berubah sejak dulu," Terang Jefri selaku marketing communication dari Waroeng Setiabudhi.

ADVERTISEMENT

Di antara gempuran makanan-makanan kekinian yang sering kali tiba-tiba melejit di mana-mana, surabi tetap eksis hingga saat ini sebagai jajanan tradisional dengan bahan utamanya menggunakan tepung beras. Namun, seiring perkembangan zaman, surabi tidak hanya disajikan secara polos, berbagai macam toping seperti meses, selai cokelat, pisang, telur, dan masih banyak lainnya.

Terutama, yang menjadi ciri khas surabi Bandung dengan daerah lainnya adalah toping yang menggunakan oncom (makanan fermentasi dari bahan tempe dan kedelai) khas Jawa Barat.

"Dari segi menunya kita itu selalu adaptasi dengan yang lagi rame di zaman sekarang, jadi kitanya ga ketinggalan dari segi menu dan terus diupdate," Kata Jefri menerangkan upaya mempertahankan jajanan surabi agar tetap eksis dan berkembang, "Yang best seller itu kalau (surabi) manis ada rasa coklat, keju, susu. Kalau yang asin itu oncom-telur-mayones. Kebetulan karena mayones kita itu home made, itu jadi tonjolan dari Waroeng Setiabudhi," Lanjutnya.

Warung surabi di Setiabudhi Bandung.Warung surabi di Setiabudhi Bandung. Foto: Dini Putri

Pengunjung atau konsumen rumah makan surabi Waroeng Setiabudhi secara demografi didominasi oleh orang dewasa di umur 40 tahun ke atas yang kebanyakan merupakan pelanggan tetap yang lidahnya sudah lekat dengan rasa khas surabi di warung tersebut, namun karena letaknya yang strategis dan berada di kawasan instansi-instansi pendidikan, banyak anak-anak muda seperti mahasiswa pun turut menjadi langganan.

Jefri mengatakan, cerita-cerita unik dari tempat ini didapatkan, bukan hanya sekedar warung surabi, tapi memori-memori pelanggan yang pernah berkunjung tertinggal dan menjadi kisah yang tak terlupakan. Mulai dari orang-orang yang mengenang masa muda mereka ketika berpacaran di rumah makan tersebut, hingga ada yang pernah melakukan pemotretan foto prewedding.

Salah satu pengunjung Waroeng Setiabudhi, Darmawan (48), mengatakan jika warung surabi tersebut sudah menjadi langanannya dan sering mengajak keluarganya makan di tempat ini.

"Sudah langganan di sini, surabinya enak soalnya masih dimasak kaya pakai cara tradisional gitu, terus varian rasanya banyak. Tempatnya juga nyaman dan ga berubah dari dulu, unik," Katanya.

Warung surabi di Setiabudhi Bandung.Warung surabi di Setiabudhi Bandung. Foto: Dini Putri

Di Waroeng Setiabudhi, Detikers dapat mencoba surabi dengan 87 varian rasa mulai dari surabi manis hingga asin. Dan juga di warung makan ini tidak hanya terdapat menu surabi saja, ada menu lain seperti aneka baso dan juga minuman hangat dan dingin yang bisa dinikmati.

Warung makan surabi Waroeng Setiabudhi juga membuka cabang di Jl. Teuku Umar No.11 Bandung, Detikers juga bisa mengunjungi sosial medianya di Instagram dengan akun @waroengsetiabudhibdg @waroengsetiabudhi_official.

Serabi dianggap sebagai salah satu makanan tradisional khas Jawa karena lebih banyak dikenal dan populer di pulau Jawa. Dilansir dari Ensiklopedi Kuliner LIPI, serabi adalah makanan yang berasal dari bahasa Sunda, tepatnya dari kata "sura" yang memiliki arti besar. Serabi, atau yang dikenal sebagai surabi dalam bahasa Sunda, merupakan salah satu jenis makanan ringan atau jajanan pasar khas Indonesia yang pertama kali diciptakan pada tahun 1923.

Surabi menjadi bagian berharga dari warisan kuliner Indonesia. Dengan mendukung pedagang lokal, memastikan kualitas dan keaslian, serta memberikan ruang untuk inovasi, kita dapat menjaga agar surabi tetap ada untuk dinikmati oleh generasi mendatang.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads