Tutut Mambo, Jajanan Legendaris dari Majalengka

Tutut Mambo, Jajanan Legendaris dari Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Minggu, 30 Jul 2023 20:00 WIB
Pedagang Tutut Mambo di Majalengka.
Pedagang Tutut Mambo di Majalengka. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Pasar Mambo merupakan salah satu pusat jajanan di Kabupaten Majalengka. Lokasinya berada di Jalan Babakan, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka.

Pasar Mambo sudah berdiri sekitar pada tahun 1950-an. Banyak aneka jajanan di tempat ini, mulai dari kudapan hingga makanan berat. Kulineran di tempat ini dipastikan tak membuat kantong jebol. Apalagi menjajal Tutut Mambo yang legendaris, satu porsi harganya hanya Rp5 ribu.

Jajanan tutut yang masih eksis dari tahun 1970-an hingga saat ini itu, pertama kali dipopulerkan oleh Mak Icih. Tutut legendaris itu sudah menjadi usaha turun temurun bagi keluarga Mak Icih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya emak (Ibu) yang datang di sini. Karena emak udah meninggal sekarang diterusin sama saya terus sama kakak emak saya juga sama jualan tutut di sini," kata Anak Mak Icih, Imu (54) saat berbincang dengan detikJabar, belum lama ini.

Imu melanjutkan usaha ibunya itu tak hanya sekedar untuk menyambung hidup. Namun usahanya itu, kata Imu, untuk menjaga warisan Mak Icih yang sudah melegenda.

ADVERTISEMENT

"Pertama mau usaha apa lagi, bingung. Saya punya ini usahanya. Terus ingin menjaga jajanan dulu juga," ujar dia.

Pedagang Tutut Mambo di Majalengka.Tutut Mambo di Majalengka. Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Meski tutut Mak Icih sudah berpindah tangan, namun rasa khas dari tutut Mak Icih masih terjaga. Hal itu karena resep tutut Mak Icih masih digunakan oleh keluarganya yang melanjutkan.

"Resepnya tetep warisan dari emak. Karena kita menjadi rasa khasnya juga. Bahannya ada kunyit, cabai kering, lengkuas dan jahe," jelas dia.

"Prosesnya sederhana, setelah cangkang tutut bagian yang lancipnya dipotong, tututnya direndam dulu dalam air, agar tanah atau pasir yang ada di dalam cangkang keluar, setelah itu direbus kurang lebih selama 2 jam," sambungnya.

Imu sendiri berjualan tutut dari pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB. Dari hasil penjualannya, Imu bisa mengantongi omzet Rp300 ribu per hari.

"Sekarang mah jauh banget peminatnya. Dulu mah ada Rp800 ribu sehari, sekarang mah kalau ramai paling Rp300 ribu sehari," ujarnya.

Salah seorang penggemar Tutut Mambo, Neng Susi (41) mengaku masih jatuh cinta meski tutut Mak Icih sudah berpindah tangan. Menurutnya, tutut Mambo mempunyai khas dan kenangan tersendiri.

"Masih oke sih rasanya, sama aja kayak dulu. Rasanya enak, gurih, pedesnya kerasa. Terus saya pikir warga Majalengka pasti punya kenangan tersendiri dengan tutut Mambo ini," ujar Susi.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads