Kabupaten Sumedang terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni tahu Sumedang. Makanan ini disajikan dengan beragam cara, salah satunya dengan bumbu kecap.
Nah ngomong-ngomong soal kecap, di KabupatenSumedang ada sebuah produk kecap asli buatan dari salah satu warganya. Kecap ini jugalah yang mengisi beberapa kedai tahu diSumedang.
Kecap tersebut diberi nama Kecap 69 Sumedang. Uniknya, selain manis dan asin, kecap ini juga menyediakan kecap rasa pedas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik produk Kecap 69 Sumedang M Tresnawatie mengklaim, bahwa kecap yang diproduksinya merupakan satu-satunya kecap asli buatan warga Sumedang.
"Kecap asli buatan Sumedang ya baru ini, saya sudah survei dan hanya kecap ini," ungkap Tresna kepada detikJabar saat ikut menampilkan produknya dalam suatu kegiatan di Desa Tanjungsari, Sumedang belum lama ini.
Tresna menjelaskan, Kecap 69 Sumedang dibuat tanpa bahan pengawet dan kimia. Secara garis besar, bahan-bahannya sendiri merupakan perpaduan antara kedelai impor dengan gula merah khas Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.
"Rasanya ada manis, asin dan pedas dan rasanya juga asli tanpa bahan pengawet, warna hitamnya juga murni dari bahan kedelainya," terangnya.
Tresna mengaku, produksi kecap yang ditekuninya merupakan usaha yang meminang salah satu anak keluarga pengusaha kecap Majalengka untuk di kembangkan di Sumedang, yaitu Billy Subangkit Maulana.
Billu mengungkapkan, kakeknya dulu merupakan penjual kecap. Ampas proses pembuatan kecap, saat itu biasanya dijual ke pasar.
Proses pembuatan kecap, ungkap Billy, membutuhkan waktu cukup lama atau antara kisaran dua minggu hingga satu bulan lamanya. Secara bertahap Billy pun menjelaskan bagaimana sebuah kecap itu diproduksi.
"Awalnya kacang kedelai kita cuci lalu kita rebus. Setelah itu kita jemur lalu kita diamkan sampai jadi oncom. Setelah itu kita jemur lagi, lalu direbus lagi, lalu direndem pakai air garam selama beberapa minggu," paparnya.
"Lalu dicuci dan direbus lagi, barulah rebusan itu akan menghasilkan kecap. Pada saat direbus itulah dicampur gula," terang Billy menjelaskan.
Dari hasil usahanya itu, kini Billy telah mampu memproduksi kecap sebanyak 200 botol bahkan lebih setiap bulannya.
"Kalau ke pabrik-pabrik tahu beda lagi, biasanya mereka belinya per liter dan dalam sebulan ada pada kisaran 50 literan," ungkapnya.
M Tresnawatie diketahui telah menekuni usaha kecapnya selama setahun lebih. Ia pun kini masih berjuang untuk terus mengembangkan usahanya yang beralamatkan di Link Karapyak, RT 01/09 Kel: Situ. Kecamatan Sumedang Utara.
(mso/mso)