Aksi mogok jualan yang dilakukan oleh para pedagang daging ayam di Cirebon turut berimbas kepada para konsumen. Tak terkecuali berimbas kepada para pemilik warung tegal alias Warteg.
Senin (26/6/2023), Mulyati (50) terpaksa tidak menyediakan menu makanan berbahan daging ayam di warungnya. Hal ini lantaran tidak adanya pedagang di pasar yang menjual komoditas tersebut.
Mulyati sendiri adalah seorang pemilik warteg yang ada di bilangan Jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Setiap hari ia rutin berbelanja di Pasar Harjamukti Kota Cirebon untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan untuk warungnya. Termasuk membeli daging ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa menu makanan berbahan daging ayam yang biasa disediakan oleh Mulyati di warungnya. Mulai dari menu ayam goreng, opor ayam, ayam rendang dan lain-lain.
Namun pada hari ini, semua menu tersebut terpaksa ditiadakan. Hal ini karena Mulyati mengaku tidak menemukan pedagang daging ayam yang berjualan di pasar.
"Ngga ada yang jualan (daging ayam). Baru hari ini. Kalau kemarin sih masih ada yang jualan," kata Mulyati saat berbincang dengan detikJabar di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Di sisi lain, Mulyati sendiri menyebut jika harga daging ayam saat ini sedang mengalami kenaikan. Ia pun turut mengeluhkan kenaikan harga tersebut.
"Kemarin daging ayam masih ada. Tapi harganya memang sudah naik. Kemarin-kemarin harganya itu sekitar Rp37.000-an per Kilogram. Kalau sebelumnya sih masih sekitar Rp34.000 sampai Rp35.000," kata dia.
Sekadar diketahui, sejumlah penjual daging ayam di Kota Cirebon dan sekitarnya melakukan aksi mogok dagang. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes atas tingginya harga daging ayam yang telah berlangsung sekitar dua bulan.
Dalam melakukan aksinya, mereka berkumpul di kawasan Stadion Bima, Kota Cirebon dengan membawa kendaraan yang biasa digunakan untuk mengangkut ayam. Dalam aksi tersebut, para pedagang juga terlihat memasang beberapa spanduk di kendaraan-kendaraan yang mereka bawa.
"Aksi solidaritas pedagang ayam sewilayah III Cirebon mogok jualan," begitu isi tulisan dalam spanduk yang terpasang di salah satu kendaraan milik peserta aksi.
Mulyana selaku koordinator aksi mengatakan, dalam aksi ini pihaknya ingin menyampaikan aspirasi terkait keluhan para pedagang atas tingginya harga daging ayam.
"Sekarang harga daging ayam di pasar mencapai Rp40.000 per Kilogram. Sebelumnya pernah di harga Rp27.000-an. Sudah dua bulanan (harga daging ayam naik)," ucap Mulyana.
Mulyana menyebut, kenaikan harga ini sudah terjadi sekitar dua bulan hingga membuat para pedagang ayam mengalami penurunan omzet.
Oleh karenanya, melalui aksi ini, Mulyana bersama para pedagang ayam yang di wilayah Cirebon dan sekitarnya berharap pemerintah dapat melakukan intervensi untuk menurunkan harga daging ayam.
"Tuntutan kami turunkan harga daging ayam. Karena dengan harga segini (pedagang) bukannya malah untung, tapi paling pas-pasan. Pembeli juga sangat menurun," kata Mulyana.
(dir/dir)