Bagi warga Indonesia, gorengan bisa dibilang merupakan salah satu makanan favorit. Namun, ada fakta menarik, gorengan, terutama jika dimakan berlebihan, ternyata bisa bikin orang yang mengonsumsinya cemas hingga depresi.
Fakta ini mungkin cukup mengagetkan. Biar nggak gagal paham, yuk simak ulasannya.
Dikutp dari detikFood yang melansir DailyMailUK belum lama ini, peneliti dari Zhejiang University di China melakukan penelitian soal gorengan ini. Mereka menekankan penemuan adanya kaitan perbedaan antara mengurangi makanan yang digoreng dengan kesehatan mental.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam studi ini, para peneliti melakuan survei via kuesioner yang disebarkan ke 140.000 orang di Inggris. Kuesioner ini berisi pertanyaan tentang makanan yang mereka santap selama 24 jam terakhir.
Jawaban mereka kemudian diteliti 11 tahun setelahnya. Tujuannya untuk melihat adakah tanda kecemasan atau depresi dari orang-orang tersebut.
Hasilnya orang-orang yang menyantap gorengan atau makanan yang digoreng, punya risiko 12% lebih besar untuk mengalami kecemasan dan depresi, dibandingkan mereka yang jarang makan gorengan.
Selain itu mereka berisiko 7% lebih tinggi untuk terserang gejala depresi, dibandingkan yang jarang makan gorengan.
Para peneliti menduga, hasil penelitian ini ada hubungannya dengan akrilamida, zat kimia yang terbentuk saat makanan bertepung seperting kentang digoreng dan dipanggang pada suhu tinggi. Senyawa ini lah yang mungkin terkait pada peradangan di otak.
Kentang goreng, termasuk keripik kentang, dan daging putih yang digoreng seperti ayam ternyata memiliki kaitan yang cukup signifikan antara rasa cemas (anxiety) pada seseorang.
"Pola mengonsumsi makanan yang digoreng baru-baru ini dikaitkan dengan resiko berkembangnya depresi dan rasa cemas pada seseorang. Pola makan di negara Barat, yang penuh dengan makanan yang digoreng, makanan olahan, biji-bijian olahan, produk manis hingga bir ternyata dikaitkan dengan risiko depresi dan kecemasan yang lebih besar," isi penelitian tersebut.
"Biasanya makanan yang digoreng ini sudah menjadi makanan sehari-hari di negara Barat, dan meningkat di seluruh dunia. Terutama saat pandemi COVID-19," sambung hasil penelitian tersebut.
Lantas, siapa sih yang gemar makan gorengan ini? Para peneliti menemukan kebanyakan anak muda lah yang lebih sering menyantap makanan digoreng. Sebab efek rasa cemas dan depresi ini ditemukan paling banyak menjangkit para pria yang berusia di bawah 60 tahun.
Kandungan akrilamida ini tak hanya ditemukan pada makanan yang digoreng saja. Tapi pada makanan yang dibakar atau dipanggang, yang sebelumnya dikaitkan dengan risiko obesitas dan penyakit jantung.
Baca juga: Murka Penggemar Kulit Ayam gegara Tutorial |
"Ada kemungkinan orang-orang yang mengonsumsi lebih banyak gorengan, memiliki faktor risiko lain salah satunya risiko kesehatan mental," pungkas Dokter Duane Mellor, selaku ahli gizi dari Aston University.
Selain efek samping di atas. Terlalu banyak makan gorengan juga berbahaya untuk kesehatan karena tinggi kalori, meningkatkan kolesterol, tekanan darah sampai memicu obesitas.
Artikel ini telah tayang di detikFood dengan judul Waduh! Sering Makan Gorengan Bisa Bikin Orang Depresi
(yum/orb)