Momentum Lebaran tak bisa lepas dari kuliner atau makanan khas. Banyak sekali rupa dan ragam kuliner khas Lebaran. Mulai dari yang paling standar seperti ketupat dan opor hingga berbagai macam kue.
Tapi dari sekian banyak makanan Lebaran, ada satu makanan khas bagi masyarakat Sunda yang cukup unik dan tentu saja lezat.
Namanya balendrang, kuliner ini merupakan masakan atau lauk nasi alias rencang sangu. Balendrang sebenarnya merupakan masakan sisa-sisa Hari Lebaran. Sehingga "kemunculan" balendrang ini umumnya disajikan di hari kedua Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Balendrang merupakan campuran dari berbagai macam sisa masakan. Mulai dari sambal goreng kentang, tumis (besengek) tahu, orak arik tempe hingga sisa rendang dan opor ayam.
"Belendrang sebenarnya makanan sisa, semua dimasak kembali, dioseng. Nilai gizinya masih ada, kan opor ayam yang kuahnya habis juga dimasukkan," kata Euis Mardiani (60) warga Desa Selawangi Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (23/4/2023).
Balendrang biasanya jadi menu sarapan di hari kedua setelah Lebaran. Rasanya yang khas membuat banyak masyarakat kepincut dengan makanan sisa-sisa ini.
"Anak menantu saya suka sekali, makanya setiap Lebaran sengaja masak banyak, supaya ada sisa sehingga bisa membuat balendrang," kata Euis.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Purwakarta Saat Lebaran |
Meski sekedar makanan sisa-sisa, namun balendrang makanan istimewa. Karena jika sengaja membuat akan repot jadinya. "Kalau sengaja membuat ya repotlah, makanya walau pun makanan sisa, balendrang itu istimewa," kata Euis.
Lusi Nurasiah warga Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya mengatakan balendrang memiliki citarasa yang khas. "Kentangnya kering, rasa ayamnya meresap, ini kan masakan kemarin. Bumbunya berasal dari campuran berbagai makanan, jadi rasanya khas. Jadi teman sepiring nasi hangat, enak luar biasa," kata Lusi.
Jika di Tasikmalaya dinamakan balendrang, tumis masakan sisa ini punya nama lain di masyarakat Ciamis, Banjar dan Pangandaran.
"Kalau di daerah saya namanya dongdo, sebagian ada yang menyebut bolokotok. Tapi yang paling umum disebut dongdo," kata Maia Dewi, warga Kota Banjar.
![]() |
Dia juga sepakat dongdo atau balendrang ini menjadi salah satu masakan favorit di saat Lebaran.
"Setelah di hari Lebaran "giung" (bosan) oleh masakan berkuah santan dan lemak, sarapan nasi hangat dan dongdo di hari kedua Lebaran itu rasanya mantap sekali," kata Maia.
Menurut dia dongdo atau balendrang ini merupakan kearifan masyarakat Sunda dalam memperlakukan makanan sisa. "Dibuang sayang, orang Sunda kan begitu. Kalau masak sayur kacang juga kan sampai benar-benar habis. Kuahnya habis, sisa kacangnya dioseng lagi," kata Maia.
(tey/tey)