Banyak jenis panganan yang bisa dipilih untuk menu berbuka puasa. Namun nampaknya bagi masyarakat di Jawa Barat, gorengan menjadi suatu keharusan dijadikan menu takjil.
Jika saat puasa anda sedang kebetulan berkunjung ke Kota Cimahi, barang tentu jadi keharusan mencicipi Bacol alias Bala-bala Cocol. Bacol jadi kudapan yang paling sohor dan jadi pilihan warga Cimahi untuk menemani berbuka puasa.
Untuk mencicipi bacol, anda bisa datang langsung ke tempat berjualannya di Jalan Sriwijaya, tepat di depan Pasar Antri. Atau anda bisa juga membeli bacol melalui aplikasi ojek online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacol bukan makanan baru. Hampir 30 tahun, bacol yang menunya terdiri dari bala-bala, cireng, dan gehu menemani keseharian warga Cimahi. Satu hal yang membuat bacol bertahan lama, yakni rasa bumbunya yang khas. Asam, manis, sedikit pedas dengan aroma daun jeruk.
Iran Jaya (39), generasi kedua pengusaha Bacol Sriwijaya mengatakan panganan itu pertama kali lahir dari tangan dingin ayahnya, Syahroni pada tahun 1992 silam. Bersama istrinya Syahroni berjualan Bacol di sekitaran Pasar Antri Lama.
"Saya generasi kedua yang menjalankan usaha jualan bacol ini. Awalnya orangtua saya, lalu dilanjutkan oleh saya," ungkap Iran saat ditemui, Sabtu (1/4/2023).
Selain kekhasan dari rasa bumbunya, keunikan lain dari Bacol yakni ukurannya yang mini. Cara menikmati bala-bala dan gorengan lainnya dengan dicocol atau dicelup menjadi cikal bakal nama Bacol hingga kemudian tenar.
"Dulu itu yang sering beli anak-anak sekolah, dan nama bacol juga sebetulnya dari mereka. Mungkin lebih mudah penyebutannya karena kalau bala-bala cocol kepanjangan," ucap Iran.
Dalam sehari Iran bisa menjual hingga 10 ribu buah Bacol berbagai jenis. Penjualannya akan lebih meningkat saat bulan Ramadan. Rata-rata habis terjual sekitar 30 ribu buah dalam sehari.
"Kalau Ramadan ya bisa sampai 30 ribu buah. Tapi 3 tahun ini sempat turun sampai 50 persen karena COVID-19. Mudah-mudahan tahun ini naik lagi karena kan sudah mulai normal juga," kata Iran.
Fitri Ruslan (30), jadi pelanggan setia Bacol Sriwijaya. Ia kenal Bacol sejak masih duduk di bangku SMP. Kebetulan ia juga merupakan warga Cimahi asli.
"Ya sejak dulu sudah kenal bacol, soalnya kan sering beli kalau pulang sekolah. Ternyata terus bertahan sampai sekarang, cuma memang tempat jualannya pindah," kata Fitri.
Ia mengatakan dalam sepekan bisa tiga sampai empat kali membeli bacol. Di bulan Ramadan, bacol wajib jadi menu takjil ditemani segarnya es buah.
"Ya paling beli Rp20 ribu, itu juga sudah banyak kan. Cuma senangnya cuma gehu sama cireng, kalau bala-bala kurang suka. Terus yang bikin nagih itu ya bumbunya, asem segar," kata Fitri.
(dir/dir)