Salah satu media yang kerap membuat daftar makanan dunia, TasteAtlas nobatkan pisang goreng sebagai kudapan atau dessert yang digoreng terbaik di dunia. Pisang goreng menempati posisi 10 besar kudapan dari 50 kudapan terenak di dunia.
Dari hasil survei itu, pisang goreng ada di posisi pertama mengalahkan kudapan Quarkballchen daei Jerman, Pastelitos Criollos dari Argentina, Fouskakia dari Yunani, Krapfen dari Austria.
Di Kota Bandung, beragam varian pisang goreng bisa ditemukan dan mudah didapatkan karena dijual di jongko pedagang kaki lima (PKL). Dari mulai pisang goreng tanduk, pisamg aroma, pisang molen hingga pisang goreng keju cokelat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama ini, detikJabar berkesempatan mengunjungi kios penjual pisang goreng jumbo yang ada di Jalan Balonggede, Kota Bandung tepatnya ada di depan Rumah Makan Ibu Imas.
Pisang goreng yang dijual Fajar (42) di kiosnya ini sangat menggugah selera, pasalnya menggunakan jenis pisang tanduk yang didatangkan dari Sukabumi.
Selain itu, pisang goreng dan yang dijual Fajar ukurannya cukup besar dan dijual Rp 3 ribu per pcs nya. "Jualan baru satu tahun, pisangnya khusus, pisang tanduk dari Sukabumi," kata Fajar kepada detikJabar.
Fajar mengaku, setiap bulannya dia membutuhkan 2 ton pisang tanduk untuk dijadikan pisang goreng yang dijual di kiosnya. Karena posisi kiosnya ada di tengah kota, permintaan pisang goreng dari pengunjung pun cukup tinggi.
"Seminggu setengah ton, sekitar 500 kilogram Seminggu," ucapnya.
Sejarah Pisang Goreng
Fadly Rahman, sejarawan makanan yang juga dosen Prodi Sejarah dan Filologi Universitas Padjajaran (Unpad) mengatakan, pisang goreng awalnya hanya dikonsumsi oleh bangsawan dan kalangan ningrat. Pasalnya pisang goreng merupakan makanan yang dibawa oleh bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16-an.
"Kalau kategori itu bagi pribumi memang yang pertama kali mengkonsumsi kalangan bangsawan, ningrat yang memiliki kedekatan dengan orang Eropa," kata Fadly , Kamis (16/2).
Sejak itulah, bangsa Portugis mengenalkan makanan pisang goreng dan warga pribumi mulai terbiasa menyajikan kudapan tersebut untuk menjamu tamu.
"Jadi tidak heran kalau dalam tradisi jamuan makan kalangan pribumi ketika menjamu tamunya biasa menyajikan pisang goreng sebagai dessert. Ini jadi bukti bahwa mereka mengadopsi kebiasaan makan dengan dessert pisang goreng yang dibawa Portugis," ungkapnya.
Fadly menjelaskan, pisang goreng yang ada di negara asalnya yaitu Portugis tak jauh berbeda dengan Indonesia. Namun saat ini, pisang goreng mengalami perkembangan hingga akhirnya inovasi makanan dengan bahan pisang mulai bermunculan.
"Kalau dari segi bahan tidak memiliki perbedaan yang mencolok yah, tapi kalau dari tambahan toping itu mungkin membedakan karena ada berbagai inovasi seperti di Indonesia bukan cuma pisang goreng dengan terigu, ada selai pisang, keripik, pisang kipas Pontianak," jelasnya.
Jika ditelisik dari sejarahnya, pisang goreng merupakan makanan yang dikenalkan oleh orang-orang Portugis saat datang ke Indonesia zaman dulu.
Terkait penobatan pisang goreng jadi dessert terenak di dunia versi Taste Atlas, Fadly sebut semua itu kembali pada selera. Tapi menurutnya hal itu, menandakan bahwa pisang goreng memang banyak disukai.
"Kalau sekarang banyak orang suka ya artinya bertahan memang. Jenis pisang tertentu memang kalau digoreng jadi lebih enak ya, seperti pisang raja, pisang nangka kalau dimakan langsung tidak enak, tapi kalau digoreng jadi enak," pungkasnya.
(wip/mso)