Harga komoditas beras di Pangandaran mengalami kenaikan dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram. Naiknya harga beras membuat sejumlah warung nasi di Pangandaran harus memutar otak agar tetap untung.
Pemilik rumah makan Sari Asih (39) mengatakan tidak mengecilkan ukuran timbel nasi meskipun harga beras saat ini naik.
"Saya enggak tega aja kalo harus mengurangi ukuran nasi timbel. Karena di kami untuk ambil nasinya tidak ada ukuran," kata Sari saat berbincang dengan detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pangandaran dan Cita-citanya di Tahun 2023 |
Ia mengatakan harga beras yang semula Rp8.000-Rp9.000 per kilogram naik menjadi Rp13.000. Pihaknya mengakui ada sedikit kerugian, namun untuk mendapatkan untung diakali dengan pengurangan porsi lauk pauk.
"Ayam sayur yang biasanya satu potong Rp15.000 saya bagi dua dengan harga per potongnya Rp10.000. Begitu pun ikan," ucapnya.
Kendati demikian, kata Sari, meskipun keuntungannya tidak terlalu besar, tapi bisa mempertahankan kualitas rasa.
"Kan selain beras yang harganya naik sekarang minyak, jadi mau gak mau harus utak-atik bahan baku apalagi masakan yang digoreng," ucapnya.
Sari mengatakan selama berjualan tidak memikirkan omzet besar. "Saya mah yang penting pegawai saya kebayar, stok buat belanja lagi ada," katanya.
"Gak pernah ngitung omzet per bulan, yang penting kebutuhan rumah terpenuhi. Karena pendapatan harian langsung dibelanjakan lagi," katanya.
Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pangandaran Tedi Garnida harga komoditas beras beberapa waktu lalu mengalami kenaikan harga.
Namun per hari ini Jumat (27/1) hasil laporan di beberapa pasar Pangandaran untuk harga beras medium Rp9.500 per kilogram dan harga beras premium Rp12.000.
"Harganya tetap dari hasil pantauan Kamis (26/1) kemarin dan hari ini," ucapnya.
(yum/yum)