Lebih Enak dari Pisgor, Ini Campedak Goreng yang Menggoda dari Karawang

Lebih Enak dari Pisgor, Ini Campedak Goreng yang Menggoda dari Karawang

Irvan Maulana - detikJabar
Minggu, 25 Des 2022 07:30 WIB
Buah dan gorengan campedak khas Karawang Selatan
Buah dan gorengan campedak khas Karawang Selatan (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)
Karawang -

Setiap daerah atau tempat tak hanya memiliki tradisi atau budaya yang berbeda, namun juga sajian kuliner yang khas. Di Karawang, khususnya wilayah Karawang selatan yang menjadi kawasan wisata juga terdapat berbagai macam kuliner yang khas, kuliner ini juga menunjang daya tarik wisata wilayah tersebut.

Salah satu kuliner yang khas adalah goreng campedak, buah bernama Arthocarpus champeden ini mungkin tak asing ditemui di sekitar kita. Namun tak banyak daerah yang menjadikan buah campedak sebagai kuliner khas.

Suherni (40) seorang pedagang di kawasan wisata Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang menuturkan, pohon campedak sering berbuah pada musim penghujan di akhir sampai awal tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Campedak memang banyak di sini musimnya itu seperti sekarang ini, kadang akhir atau awal tahun. Buah campedak ini kalau hanya buahnya saja, tak seperti durian yang dianggap istimewa atau lebih diburu wisatawan," ujar Herni saat diwawancara detikJabar, Sabtu (24/12/2022).

Buah dan gorengan campedak khas Karawang SelatanBuah dan gorengan campedak khas Karawang Selatan Foto: Irvan Maulana/detikJabar

Diungkap Herni, karena buah yang dianggap kurang istimewa ini, warga atau para pedagang di wilayah Karawang selatan, lalu mengakali atau berkreasi dengan bahan dasar buah campedak agar laku dijual kepada wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Campedak ini memang kan gak istimewa yah, dari dulu yang dikenal wisatawan di Karawang selatan hanya durian, jadi warga yang berdagang di sekitar jalur wisata mengakali campedak ini supaya bisa dijual meskipun gak istimewa," kata dia.

Goreng campedak, kata Herni, dibuat dari adonan yang sama dengan adonan goreng pisang, namun karena wangi campedak yang lebih menyengat, dan rasa manis yang lebih khas, gorengan campedak malah terasa lebih enak dibanding goreng pisang.

"Goreng pisang, bala-bala, itu camilan yang umum, sebenarnya campedak ini adonannya sama dengan goreng pisang, tapi karena wangi dan rasa manis buah campedak ini khas, mungkin terasa lebih enak," imbuhnya.

Alasan goreng campedak menjadi salah satu camilan yang khas di warung-warung pinggir jalan sekitar kawasan wisata Curug Cigentis, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, kata Herni, karena banyaknya pohon campedak di wilayah tersebut.

"Selain pohon durian, nangka, dan kopi, pohon campedak juga banyak di sini. Itu sebabnya warung-warung di sekitar sini banyak menjual goreng campedak," unkap Herni.

Tak Hanya Dibuat Gorengan

Selain dibuat goreng, kata Herni, campedak juga dibuat kreasi camilan lain, namun tak sefamiliar goreng campedak yang sering terlihat di warung-warung pinggir jalan menuju kawasan wisata.

"Ada juga olahan lain dari campedak ini, ada yang dibuat wajik, bisa juga dibuat keripik yang setengah matang. Tapi tak seterkenal goreng campedak," ujar dia.

Dihubungi terpisah, Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Mekarbuana Etrin Maryono menuturkan, buah campedak merupakan salah satu potensi alam yang sedang dikembangkan di wilayah desanya.

"Goreng campedak memang kita tahu banyak dijual di warung-warung di pinggir jalan, itu sebabnya goreng campedak juga disebut camilan khas di sini yah. Tapi pasarnya hanya sekedar wisatawan yang melintas," ujar Etrin saat dihubungi detikJabar.

Mengenai campedak yang menjadi potensi alam tersebut, diungkap Etrin, kini ibu-ibu anggota PKK bersama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sedang membuat kreasi lain olahan buah campedak agar menjakau potensi pasar yang lebih luas.

"Kita masih kembangkan buah campedak ini, salah satunya melalui Bumdes, ibu-ibu PKK mencoba berbagai kreasi olahan, seperti dibuat toping bolu, atau dibuat keripik, kita juga sudah pernah memamerkannya di berbagai festival kuliner baik di tingkat kabupaten, maupun provinsi," ujarnya.

(orb/yum)


Hide Ads