Jawa Barat punya ratusan kue tradisional, salah satunya yakni Colenak. Seperti biasa, nama makanan di Sunda kebanyakan tercipta dari akronim kata. Begitupun dengan jajanan pasar yang satu ini.
Nama colenak berasal dari singkatan 'dicocol enak'. Sesuai namanya, colenak disantap dengan bantuan garpu kecil untuk menyocol olahan singkong yang dibungkus dalam daun pisang atau kertas minyak ini.
Cara makan tape bakar yang dicocol pakai gula merah, membuat enak dan ketagihan. Colenak merupakan makanan yang dikenal dari Purwakarta dan sekitarnya. Bahan utamanya terbuat dari peuyeum (tape singkong).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Laman Ensiklopedi Kuliner LIPI dijelaskan bahwa colenak sebetulnya merupakan jajanan pinggir jalan dari tanah Pasundan. Cara membuatnya mudah, bahan utama peuyeum itu harus dibakar dulu menggunakan arang. Aroma asap tape bakar inilah yang menggugah selera.
Kemudian peuyeum bakar ini disajikan selagi hangat bersama dengan parutan kelapa halus yang tercampur lelehan gula merah. Bagi beberapa orang yang suka kacang, akan ditambahkan juga taburan kacang tanah di atasnya.
Rasanya sangat unik, kamu bisa merasakan singkong yang manis, tekstur yang lumer di lidah, gurih berpadu dengan manis pada taburannya. Colenak semakin nikmat disantap selagi masih hangat, bersama teh hangat juga tentunya.
Kadar gula yang tinggi dari peuyeum membuatnya mudah gosong. Sisi yang gosong biasanya akan terbentuk semacam karamel. Bagi sebagian besar orang, bagian inilah yang paling nikmat dari colenak.
Kini, varian colenak semakin berkembang. Seperti dari segi rasa ada Colenak Durian dengan campuran durian matang dengan lelehan gula merah. Juga ada Colenak Pisang.
Diduga, colenak menjadi terkenal berawal dari sajian Aki Murdi yang berjualan colenak di Kota Bandung sejak tahun 1930 hingga sekarang. Colenak Murdi Putra yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Bandung menjadi pelopor dengan tiga variasi yaitu original, durian, dan nangka.
Diceritakan dalam buku Konferensi Asia Afrika di Indonesia - Seri II terbitan Pusat Data dan Analisa TEMPO, makanan colenak bahkan sampai menjadi makanan hidangan untuk para tamu Negara.
Kala itu utusan dari Gedung Merdeka datang ke Colenak Murdi Putra untuk membeli 100 pincuk colenak yang dibungkus daun pisang. Pada tahun 1955 kala itu harga colenak per pincuknya Rp 7,5 kemudian dibungkus daun pisang manggala, bukan kertas minyak seperti sekarang.
Cara membuat colenak pun tidaklah sulit, simak berikut ini bahan dan caranya dilansir dari buku Kue Tradisional Indonesia Resep Bakulan Kue Sabine Laris Manis Dijual oleh Aa Putu Tuti Diantarini.
Bahan:
- 1 kg Tape singkong (peuyeum kuning dan pulen)
- Margarin secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
- 1 butir kelapa sedang (parut dagingnya)
- 200 gr gula merah
- 1 bungkus vanili bubuk
- Garam secukupnya
- 2 lembar daun pandan (sobek dan buat simpul)
- 150 ml air
- Topping sesuka hati (parutan keju atau taburan kacang sangrai
Cara:
- Buang sumbu peuyeum dan bakar hingga permukaan agak kecoklatan, sambil dipenyet hingga agak gepeng
- Masak semua bahan di atas kecuali kelapa, aduk hingga gula mencair
- Masukkan kelapa, aduk sampai air menyusuk dan semua menjadi agak lengket
- Siap disajikan atau bisa ditambah topping tambahan
Nah detikers, itulah tadi cara dan informasi mengenai colenak. Mudah dan nampak menggiurkan, ya? Semoga resep ini berhasil kamu coba, ya!
Nikmatnya Colenak. Foto: Anindyadevi Aurellia
(aau/yum)