Cerita Jahid, Belajar Puluhan Tahun demi Membuat Kembang Tahu

Serba-serbi Warga

Cerita Jahid, Belajar Puluhan Tahun demi Membuat Kembang Tahu

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 10 Okt 2022 16:10 WIB
Penjual kembang tahu di Sumedang
Penjual kembang tahu di Sumedang (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

'Tong.. Tong.. Tong..' suara sebatang kayu yang dipukulkan ke mangkuk stainless terdengar nyaring dari kejauhan. Suara itu, berasal dari penjual kembang tahu yang menjajakan dagangannya di pusat perkantoran yang berada di Jalan Peta, Kota Bandung.

Sambil memikul kotak aluminium yang berisikan kembang tahu, pria berumur 60 tahun bernama Jahid menghampiri sejumlah warga yang beraktivitas di pusat perkantoran tersebut.

"Kembang tahunya pak," kata Jahid kepada sejumlah warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musim hujan seperti ini, kuliner kembang tahu memang paling dicari di Kota Bandung. Kuah gula jahenya, cocok sekali buat menghangatkan tubuh. Beberapa warga pun memesan kembang tahu yang dijual Jahid.

"Boleh pak setengah porsi saja, gula jahenya banyak ya," ucap seorang warga kepada Jahid sembari memasukkan kembang tahu ke sebuah mangkuk.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari detikFood, Senin (10/10/2022) kembang tahu merupakan kuliner tradisional yang mendapat pengaruh dari China. Di Indonesia, kembang tahu disebut juga wedang tahu. Kembang tahu tersebut terbuat dari kacang kedelai yang direndam.

Kemudian, kacang kedelai tersebut digiling halus, diperas untuk mendapatkan susu. Lalu ditambahkan gipsum agar teksturnya menjadi padat, tetapi tetap lembut mirip puding.

detikJabar berkesempatan berbincang dengan Jahid, menurutnya untuk bisa membuat kembang tahu yang siap jual seperti saat ini ia belajar hingga puluhan tahun kepada warga Cina yang menetap di Jakarta.

"Belajar dari orang Cina ikut kerja di Jakarta, namanya Koh Ahoy Jembatan Dua Grogol. Dia punya anak buah banyak. Saya lama di Jakarta sama Koh Ahoy, saya dikasih resep, selain ini dikasih resep cakwe, sekoteng juga, itu tahun 1985, saya ke Bandung tahun 2000 an," kata Jahid membuka perbincangan.

Jahid, penjual kembang tahu di BandungJahid, penjual kembang tahu di Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

Jahid menyebut, sejak Koh Ahoy meninggal dunia, ia berama temannya membuat kembang tahu sendiri. Usaha itu dibuatnya di rumah kontrakannya di Jalan Gang Misbah, Kecamatan Babakan Ciparay.

"Sehari bisa buat dua kilogram kedelai, dua kilogram itu bisa jadi 40 porsi. Pembeli orang kita banyak, dulu orang Cina banyak. Sekarang saya bikin bareng teman-teman tiga orang," ungkapnya.

Pria asal Cirebon ini berujar, kuliner kembang tahu ini memiliki banyak khasiat bagi tubuh dan cocok sekali bagi Anda yang suka berolahraga untuk menyehatkan tubuh. "Makanan ini banyak khasiatnya, seperti tulang kropos, menurunkan kolesterol, ibu hamil juga bagus, orang-orang yang suka nge-gym, buat ngencengin badan," jelasnya.

Resep Kembang Tahu, Mahal karena Tidak Semua Orang Bisa

Jahid menuturkan, tidak semua orang bisa membuat kembang tahu meski sudah mengetahui resep. Belajar puluhan tahun dari Koh Ahoy, Jahid tak menjual murah resep kembang tahu itu.

Waktu dan pengalamannya, membuat resep kuliner satu ini menjadi mahal. Bahkan menurut Jahid, ada warga keturunan Cina belajar membuat kembang tahu kepadanya.

"Sekarang orang Cina yang minta resep ke kita. Dulu ada yang minta resep ke saya, pak saya bagi resep ini, dikasih duit pak Rp 500 ribu. Kalau Rp 5 juta boleh saja, lho kok mahal amat bapak kan gratis (dapat ilmunya). Bukan gratis pak, bagi saya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta gede, cuman hitungannya kalau gagal, nanti anggap saya nipu, kalau hanya sepintas cukup, tapi kalau gagal jangan panggil saya lagi dan jangan anggap saya menipu," ucap Jahid.

"Kalau Rp 5 juta anggap saya kerja satu bulan dibantuin, sampai bisa, sampai ulet, sampai bisa di otak. Ini kalau hanya dikasih tahu sekali, enggak bakal jadi, cara nuangin saja atau meres enggak bisa cepat, capeknya meres," Jahid menjelaskan.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads