Contohnya seperti yang dialami Yuliawati. Perempuan warga Jalan Usman Dhomiri, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, itu sukses menelurkan produk makanan ringan yang diminati pelanggan.
Perempuan berusia 44 tahun itu saat ini sedang merengkuh sukses berbisnis seblak batagor. Dua jenis makanan khas Jawa Barat yang dikemas menjadi produk frozen food.
"Awal idenya itu ada keinginan makanan tradisional Sunda, enggak cuma dinikmati dine in, tapi bisa dinikmati orang-orang di luar Jawa sana sampai yang ada luar negeri tanpa perlu repot datang ke Jawa Barat," ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Yul itu kepada detikJabar, Senin (1/8/2022).
Kejelian Yuliawati melihat peluang di kala pemerintah memberlakukan beragam kebijakan untuk menekan penyebaran COVID-19, disulapnya menjadi ladang cuan yang menjanjikan. Apalagi ia memang memiliki ketertarikan yang amat besar pada dunia masak memasak.
"Nah saat COVID-19 itu, kita lari ke frozen food ini karena kan waktu itu dilarang keluar rumah. Jadi memang memfasilitasi yang lagi WFH dan belajar daring tapi harus ada cemilan. Jadi seblak batagor ini memang tercipta karena pandemi," ucap Yuliawati.
![]() |
Lahir di tengah pandemi COVID-19 tepatnya pada tahun 2021, ia mengatakan sambutan dari konsumen sejauh ini sangat positif. Banyak konsumen seblak batagor olahannya berasal dari luar pulau Jawa.
"Saya kalau bikin produk itu selalu melihat permintaan pasar. Apalagi seblak dan batagor ini kan lagi diminati banget. Sambutannya luar biasa, karena praktis jadi waktu orang lagi mager (malas gerak) itu tinggal bikin ini. Bisa juga buat traveling, ngekos, atau bahkan buat suguhan tamu yang datang ke rumah," kata Yuliawati.
Dari toko kue dan oleh-oleh dengan nama Dapur Bunda Yoel's yang berada di area tempat tinggalnya, Yuliawati meracik sendiri bahan-bahan terbaik hingga menjadi produk seblak dan batagor dalam kemasan yang siap santap serupa mie instan.
Di dalam kemasan produk yang juga didesain sendiri, ada beberapa bahan yang nantinya bakal diracik. Seperti mie, berbagai jenis kerupuk mentah, siomay kering, dan tentunya bumbu yang menambah citarasa olahan tersebut.
"Sebulan itu biasanya bisa jual sampai 2 ribu bungkus seblak batagor. Harga per bungkusnya itu Rp 20 ribu, tapi porsinya cukup banyak, jadi bisa dinikmati lebih dari 2 orang. Untuk omset, bisa lah sampai Rp 50 juta," kata Yuliawati.
Baca juga: Jembatan Timbang di Ciamis Disulap Jadi Puskesmas
|
Setahun berlalu, kini banyak produk-produk serupa yang lahir. Namun Yuliawati enggan mempermasalahkan hal itu dan lebih memilih bersaing secara sehat sambil terus berinovasi.
"Sekarang pemain produk makanan instan banyak saingannya. Tapi saya pribadi optimis bisa bertahan dengan kualitas yang kita punya. Itu juga akhirnya menuntut kita buat inovasi terus," ujar Yuliawati. (yum/yum)