Kisah 'Mas Jabrik' Berjualan Es Podeng Puluhan Tahun di Pangandaran

Kisah 'Mas Jabrik' Berjualan Es Podeng Puluhan Tahun di Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Sabtu, 23 Jul 2022 04:00 WIB
Mas Jabrik penjual es podeng
Mas Jabrik penjual es podeng (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran - Objek wisata pantai Pangandaran menjadi ladang mata pencarian warga setempat. Salah satunya Mas Jabrik (59) pedagang Es Podeng yang berjualan dari tahun 1987.

Berjualan selama 35 tahun Mas Jabrik menggantungkan hidupnya dari sebuah gerobak yang berisikan Es Podeng. Es Podeng merupakan jajanan dingin khas Klaten, Jawa Tengah yang cukup terkenal di Pangandaran. Jajanan es tradisional ini sangat digemari wisatawan pada zaman itu.

Ciri pedagang es podeng sangat berbeda dengan tukang es yang lainnya. Hampir semua pedagang es podeng memiliki gerobak berwarna biru dan telor asin.

Secara tampilan memang es podeng mirip dengan es puter dan jajanan es gerobakan yang lainnya. Namun khas dari es ini adalah coklatnya dan bahan campuran toping roti dan ager-ager.

Mas Jabrik menjadi salah satu pedagang pertama yang mengenalkan Es Podeng di Pangandaran. Kuliner itu dia bawa dari kampung asalnya di Klaten.

"Dulu waktu pertama masuk Pangandaran sekitar tahun 1987, belum banyak terdapat dagangan di kawasan objek wisata pantai Pangandaran," kata Mas Jabrik kepada detikJabar.

Sambil mengingat masa lalu, Mas Jabrik bernostalgia ketika pantai Pangandaran belum terdapat banyak hotel.Selain itu menurut Jabrik, waktu itu pedagang asongan baru ada 3 jenis dagangan.

"Dulu seingat saya hanya 3 pedagang yang sering mangkal di pantai Pangandaran ini, Es Podeng, tukang cilok dan es kelapa," ucapnya.

Dia mengatakan, betapa pantai Pangandaran membawa banyak rezeki bagi Jabrik dan keluarga yang waktu itu masih ngontrak.Harga yang ditawarkan es podeng waktu itu masih 50 perak.

"Kalau dulu segitu setara dengan harga sekarang, saya jual Rp 5 ribu per cup," ucapnya.

Dari berjualan Es Podeng Jabrik bisa menghidupi kedua anaknya hingga selesai SMK. Bahkan saat ini keduanya sudah bekerja dan berumah tangga di Klaten, Jawa Tengah.

Seiring berjalannya waktu, Es Podeng sangat diminati banyak wisatawan dan warga lokal yang ada di sekitaran pantai Pangandaran.

"Sekarang udah ada 10 gerobak, yang disebar di Pangandaran. Mangkal di pantai timur dan barat Pangandaran," katanya.

Penghasilannya pun cukup untuk menghidupi keluarganya. "Cukup aja mas untuk makan, sewa kontrakan pegawai dan modal usaha. Alhamdulillah meskipun kemarin terjadi pandemi penikmati Es Podeng masih ada karena kita kelilingnya ke rumah-rumah," katanya.


(dir/dir)


Hide Ads