Kampung Adat Miduana, Cianjur ternyata tak hanya kaya dengan budaya dan tradisinya, di kampung ini juga terdapat dua makanan khas yang bagi orang luar tidak lazim. Kedua makanan khas ini ialah olahan ikan payo dan cariwuh.
Dewan Adat Kampung Mudiana Rustiman, mengatakan banyak makanan di Kampung Adat Miduana yang memiliki kesamaan dengan daerah lain di Jawa Barat atau Tatar Sunda.
Namun, lanjut dia, ada dua jenis olahan makanan yang kemungkinan hanya ada di kampung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama ialah olahan ikan payo, baik payo goreng ataupun gulai ikan payo.
"Ikan ini yang mungkin hanya oleh warga kampung di sini diolah jadi makanan, karena bagi orang luar tidak lazim untuk diolah jadi makanan atau dikonsumsi," ujar Rustiman, Rabu (6/7/2022).
![]() |
Menurutnya ikan payo merupakan ikan yang menyerupai kecebong, namun ukurannya lebih besar hingga sebesar jempol orang dewasa. Hewan ini hidup menempel di bebatuan di sungai yang mengalir.
"Bentuknya seperti kecebong. Tapi hidupnya di sungai yang berarus cukup deras. Dari bentuknya mungkin dianggap menjijikkan, tapi bagi warga sini (Kampung Miduana), ikan payo itu favorit, bisa digoreng kering atau dijadikan gulai," ucap dia.
Selain ikan payo, masyarakat Kampung Adat Miduana juga memiliki makanan khas berupa sayur dengan bahan utama bunga dari tanaman cariwuh.
![]() |
Tanaman cariwuh sendiri merupakan tanaman sejenis talas tetapi memiliki bonggol bunga.
"Yang diolah jadi sayur itu bagian bunganya. Kalau biasanya kan tanaman sejenis talas itu yang diolah jadi makan bagian umbi atau batang tanamannya, tapi warga sini mengolah bagian bunganya," ucap dia.
Dia menambahkan kedua makanan khas tersebut bisa dibuat dan dimakan kapan saja, tanpa terikat momen tertentu. "Tidak harus momen tertentu, kalau sedang ingin dan ikan payo atau cariwuhnya ada, pasti dimasak dan dimakan bersama keluarga di Kampung Adat Miduana ini," pungkasnya.
(yum/yum)