Mi Kocok, kuliner ini akan mudah ditemui di jalanan Kota Bandung. Jadi makanan khas Kota Kembang, mi kocok sangat populer dan jadi andalan terlebih saat musim hujan.
Salah satu mi kocok yang terkenal dan legendaris ialah Mi Kocok Persib. Berdiri sejak tahun 1963, Sugi dan Tanto, pasangan suami istri ini menjadi generasi kedua yang melanjutkan bisnis orang tua.
"Awalnya pada tahun 1963, bapak saya masih berjualan mi kocok dengan dipikul, harganya semangkuk 200 rupiah. Perlahan mulai bisa membeli gerobak dan dipasang tenda berwarna biru di Jalan Riau," terang Tanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepada detikJabar, ia mengungkap bahwa perbaikan jalan membuat tenda Sang Ayah harus tergusur. Mie Kocok Riau pun pindah ke kios di tepi lapangan Sidolig.
"Tahun 1998 Stadion Persib Sidolig dibangun, kami harus berhenti berjualan selama satu tahun. Syukur setelah itu kembali ramai," ujar Tanto.
Berubah nama menjadi Mie Kocok Persib Gorowok, rupanya nama itu bukan hal yang disengaja. Diciptakan oleh pembeli sejak pindah ke kios Stadion Persib Sidolig.
"Nama Mie Kocok Persib Gorowok justru dari pelanggan. Karena ada di stadion Persib, kemudian gorowok ya karena kalau lihat bola kan teriak-teriak, kalau nyari pembeli juga harus cari namanya sambil ngagorowok gitu," jelas Sugi sambil tertawa.
Resep turun temurun membuat mi kocok ini semakin populer akan kelezatannya. Ciri khasnya selain kuah yang gurih dengan kaldu sapi, juga dilengkapi kikil dan iga.
Mi kuning, tauge, kikil sapi, iga sapi, disiram dengan kuah kaldu sapi yang hangat. Semakin nikmat dengan taburan pangsit goreng yang ukurannya kecil-kecil. Kelezatan ini mampu menarik puluhan pesohor datang mencicipi Mie Kocok legendaris ini.
"Sering jadi menu makan siang di tengah latihan para pemain Persib. Kemarin terakhir Teja Pakualam bawa keluarga besarnya makan kesini. Ada juga Nex Carlos, Christy Jusung, Uya Kuya, terakhir Kenta Yamaguchi," kata Sugi sembari mengingat-ingat nama.
Kini, Mie Kocok Persib punya bakso yang juga tak kalah laris. Tanto baru membuat bakso sekitar tiga tahun yang lalu, dengan bereksperimen sendiri.
"Kami belajar membuat bakso sendiri, dikasih tahu temen resepnya. Ternyata banyak yang suka. Dulu waktu awal-awal hanya stock 200 butir untuk tiga hari, sekarang sehari bisa habis 700 butir," ujar Tanto.
"Tapi iga sapi masih jadi yang paling laris disini karena ciri khas ya. Dulu sedia 10kg per hari, sekarang 50kg per hari saja masih kurang. Sehari bisa 300-500 porsi kami sajikan," papar Sugi menambahkan.
Angka tersebut cukup fantastis mengingat warung ini hanya buka enam jam yakni 09.30-16.00 WIB.
Semangkuk Mie Kocok biasa dijual dengan harga Rp 30.000, spesial dengan iga Rp 42.000, dan bakso dijual terpisah dengan harga Rp 20.000.
(aau/tya)