Rahasia Lezatnya Tauco Cap Meong, Pakai Guci Berumur Seabad

Rahasia Lezatnya Tauco Cap Meong, Pakai Guci Berumur Seabad

Ismet Selamet - detikJabar
Senin, 28 Feb 2022 05:05 WIB
Tauco Cap Meong.
Tauco Cap Meong. Foto: Ismet Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Kabupaten Cianjur di Jawa Barat dikenal dengan nama Kota Tauco. Bukan tanpa alasan, sebutan Tauco masih melekat lantaran Cianjur jadi penghasil bumbu masak dari fermentasi kacang kedelai. Bahkan, Tauco Cianjur terkenal hingga berbagai daerah di Indonesia.

Sebagai penegas identitas Kota Tauco, sejak 2017 ada Tugu Tauco yang kokoh berdiri di persimpangan Jalan Dr Muwardi-Jalan HOS Cokroaminoto Cianjur.

Di Cianjur, tauco mudah ditemukan, mulai dari toko oleh-oleh, hingga di terminal dimana penjual menjajakan tauco pada penumpang bus antar kota atau antar provinsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat beberapa produsen tauco yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang. Salah satunya ialah Tauco Cap Meong yang didirikan Nyonya Tasma sejak 1880. Produksi Tauco Nyonya Tasma bahkan diteruskan dari generasi ke generasi.

Frank Tasma, generasi keempat penerus dan pengelola Tauco Cap Meong menjelakan proses pembuatan tauco cukup panjang. Dimulai dari memilah butiran kedelai, pencucian, direbus 5-6 jam, dijemur setengah kering, fermentasi selama tiga hari, lalu direndam air garam sampai kering kira-kira mencapai 10 hari.

ADVERTISEMENT

Setelah proses perendaman dan penjemuran selesai, bahan tauco yang sudah mengendap akan dimasukkan ke dalam tempat dari alumunium.

Berikutnya, bahan tauco dimasukan pada tempat andalan yakni guci asli Cina yang berusia 100 tahun dan telah digunakan sejak awal merintis bisnis tauco. Di dalam guci, tauco disimpan selama 3 bulan ke depan atau lebih agar rasa semakin mantap.

Tidak ada resep rahasia sama sekali, yang jelas Tauco Nyonya Tasma hanya mempertahankan rasa dan proses memasak seperti yang dulu.

"Sejak dulu kita pertahankan cara pengolahan secara tradisional untuk mempertahankan rasa," kata dia.

Proses pembuatan tauco.Proses pembuatan tauco. Foto: Ismet Selamet/detikJabar

Menurutnya, di pusat penjualan di Jalan Raya Cianjur-Cipanas Desa Cijedil Kecamatan Cugenang, dalam sehari dirinya mengolah sekitar 1 kuintal kedelai menjadi tauco.

Dia menuturkan, perkembangan usaha tauco miliknya tidak pernah surut ditelan masa. Bahkan, tidak hanya pembeli dari dalam kota, dari luar daerah pun banyak berdatangan untuk membeli kuliner khas Cianjur satu ini.

"Ya, kalau dibilang gulung tikar enggak ya, karena kita masih produktif. Pembeli juga masih banyak kok apalagi di hari-hari libur," katanya.

Frank mengaku, dirinya berencana terus mempromosikan tauco produksi Cianjur ke luar daerah, terutama Jabodetabek. Selain masalah omzet, hal ini diharapkannya berimbas pada pada pertahanan pengetahuan orang terhadap tauco yang asli dibuat langsung dari Cianjur.

Bahkan salah satu sasarannya ialah generasi muda Cianjur, supaya mereka lebih mengenal produk khas di daerahnya.

"Masih dalam perencanaan, mudah-mudahan bisa cepat terlaksana. Jadi, orang di luar Cianjur juga nanti bisa secara mudah beli tauco yang asli dibuat di sini. Yang asli ya,"tuturnya.

Tauco Cap Meong juga sudah dari beberapa waktu lalu dipasarkan secara online dengan harga sebotol Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Namun, Frank menambahkan jika pembeli lebih banyak yang datang ke tempat produksinya atau outletnya langsung yang ada di Cianjur.

"Menyesuaikan pangsa pasar juga, kita jual online. Tapi memang pembeli lebih banyak yang datang langsung ke tempat produksi, atau beli langsung di outlet yang merupakan toko Tauco Cap Meong didirikan di Jalan HOS Cokroaminoto,"ungkap Frank.




(orb/bbn)


Hide Ads