Kabupaten Ciamis menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang berhasil meraih Adipura Kencana, penghargaan tertinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup tingkat nasional. Capaian ini tak hadir secara instan, melainkan hasil dari kerja keras, kolaborasi lintas sektor, serta kesadaran masyarakat yang terus dibangun sejak bertahun-tahun lalu.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Ciamis Giyatno menjelaskan kunci utama keberhasilan ini adalah keterlibatan semua elemen masyarakat.
Baca juga: Para Pencari Sinyal di Pelosok Jawa Barat |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Bupati, camat, kepala desa, sekolah adiwiyata, bank sampah induk maupun unit, pasukan ungu, relawan lingkungan, komunitas sungai, hingga pelaku usaha semuanya terlibat. Bahkan dukungan datang dari sektor perbankan seperti BRI, BNI, BJB, dan platform digital pengelolaan sampah seperti Duitin," ungkapnya, Senin (28/7/2025).
Perjalanan Ciamis meraih Adipura Kencana dimulai sejak tahun 2017. Saat itu, pendekatan yang diambil adalah meminimalisir sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari sana, edukasi dan sosialisasi digencarkan, dan lahirlah Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah, serta Perbup Nomor 32 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
"Peraturan ini menjadi fondasi yang kuat. Masyarakat kami dorong untuk memilah sampah dari rumah. Tujuannya, yang dibuang ke TPA hanya residu saja," jelasnya.
Ada pun sejumlah inovasi Ciamis menjadi sorotan dalam penilaian Adipura. Seperti Selingkuh Mas Maggot (Selamatkan Lingkungan Hidup Masyarakat Kelola Bank Sampah dan Maggot), yang memadukan pendekatan sosial dan agama dalam pengelolaan sampah.
Inovasi lainnya seperti Mantan Terindah, yang memanfaatkan gas metana, dan CLBK (Cairan Lindy Berguna Kembali) juga mendapat perhatian. CLBK adalah hasil pengolahan limbah cair (leachate) TPA yang dimanfaatkan warga sebagai pakan ikan cupang.
"Satu sendok kutu air hasil olahan itu bisa dijual Rp 5.000 oleh warga sekitar TPA Banjaranyar," tambahnya.
![]() |
Diraihnya Adipura Kencana ini juga tak terlepas dari peran 300 petugas kebersihan yang dikenal sebagai Pasukan Ungu menjadi garda terdepan kebersihan kota. Mereka bertugas di berbagai titik seperti jalan, taman, pasar, hingga TPA.
"Inovasi mereka sederhana tapi berdampak, yakni pantang pulang sebelum bersih," ujarnya.
Bayar PBB dan Pajak Kendaraan dengan Sampah
Sementara itu, bank sampah memiliki peran vital dalam pengurangan volume sampah. Program seperti bayar pajak kendaraan dan PBB dengan sampah mulai diterapkan di sejumlah titik melalui kerja sama dengan Samsat dan Bapenda.
Giyatno menyebut partisipasi masyarakat Tatar Galuh Ciamis sangat luar biasa. Banyak warga yang secara sukarela meminta pendampingan untuk membentuk bank sampah di lingkungan mereka.
"Mereka adalah relawan lingkungan hidup sejati. Kami menyebutnya relawan lillahi ta'ala," ujarnya.
Kolaborasi juga dibangun dengan sekolah melalui program Adiwiyata dan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup (GPPLH), dari tingkat kabupaten hingga nasional. Dunia usaha turut berkontribusi dengan memberikan dukungan dan reward bagi sekolah dan komunitas yang aktif menjaga lingkungan.
Selain Perda dan Perbup yang sudah disebutkan, Pemkab Ciamis juga menerbitkan sejumlah kebijakan, seperti Surat Edaran Hari Raya Tanpa Sampah, serta peraturan tahun 2021 tentang pengurangan penggunaan plastik dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Keberhasilan meraih Adipura Kencana tak membuat Ciamis berpuas diri. Pemerintah daerah menyiapkan langkah strategis agar sistem pengelolaan sampah terus berjalan dan semakin efisien.
"Insya Allah, kami akan terus melibatkan semua stakeholder dan memperkuat tanggung jawab masyarakat dalam mengelola sampahnya masing-masing," tegasnya.
Giyatno menerangkan, dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa dan produksi sampah mencapai sekitar 579 ton per hari, Ciamis saat ini sudah mampu mengelola 42 persen sampah melalui masyarakat dan 41 persen oleh pemerintah. Sisanya menjadi pekerjaan rumah yang akan diselesaikan secara bertahap.
"Yang terpenting adalah kesadaran. Mari kelola sampah dengan bijak, dari rumah, dari hati. Karena lingkungan bersih dan sehat adalah tanggung jawab kita bersama," pungkasnya.
Giyatno mengungkapkan, hampir setiap tahun Ciamis meraih penghargaan Adipura dan sudah 11 kali. Seperti pada tahun 2018, 2019 dan 2022, kemudian pada tahun 2023 mendapat penghargaan tertinggi yakni Adipura Kencana yang diserahkan di tahun 2024.
(yum/yum)