Malam terasa mencekam di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Anak muda hingga orang tua keluar dari rumah masing-masing, tangan mereka memabawa berbagai jenis alat pemukul dari bambu hingga batang pohon.
Pada Kamis (23/1/2025), warga dikejutkan oleh aksi Suherlan alias Elan alias Samson (33), seorang pria bertubuh kekar yang kerap membuat ulah di kawasan tersebut. Tindakan brutal Samson selama empat hari terakhir membuat warga resah hingga mereka terpaksa membawa alat pemukul untuk mengantisipasi ancamannya.
"Si Elan ngaco lagi, saya sedang duduk, dia mendatangi saya. Karena takut, saya lari, tapi dia malah mengejar saya," kata Suhenda (60), salah seorang warga yang menjadi korban ketakutan akibat aksi Samson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhenda mengaku terjatuh saat berusaha melarikan diri, dan saat itu, ia melihat Samson membawa pisau. "Dia bawa pisau, saya jatuh, lalu berusaha bangun. Begitu dia mendekat, saya bilang, 'Apa kamu? Saya enggak ikut-ikutan.' Dia hanya melihat sebentar, lalu pergi," ungkap Suhenda.
Warga lainnya yang enggan disebutkan namanya menambahkan bahwa Samson telah melakukan tindakan yang meresahkan sejak beberapa hari sebelumnya, bahkan sempat menggigit telinga salah seorang warga hingga bengkak. Kejadian-kejadian tersebut membuat warga semakin takut dan akhirnya bergabung dengan pihak kepolisian untuk mencari dan mengamankan Samson.
"Sejak tadi malam, kami berjaga di jalan dan gang-gang. Tapi kalau dia datang bawa pisau atau golok, kami semua jadi ketakutan. Soalnya, tenaganya luar biasa," kata salah seorang warga yang dikenal dengan inisial J. Namun, usaha warga dan polisi untuk menemukan Samson sempat menemui jalan buntu, karena keberadaan pria tersebut tak dapat terdeteksi di tengah kerumunan.
Namun, pada Jumat pagi (24/1/2025), akhirnya polisi berhasil menemukan Samson di sebuah gubuk pinggir Sungai Cimandiri, setelah mendapatkan informasi dari warga setempat. Samson ditemukan dengan luka di bagian kepala yang cukup parah.
"Tadi ada dari Polres Kasat Samapta, Pak Dadi (AKP Dadi, Kasat Samapta Polres Sukabumi) langsung mendatangi gubuk tempat Samson berada," kata Jajat, salah satu warga yang turut serta dalam pencarian tersebut.
Ketegangan sempat terasa saat Samson yang semula dikenal sangat beringas, akhirnya menyerah begitu melihat sosok AKP Dadi, polisi yang sudah tidak asing lagi baginya. "Samson sempat menyeberangi sungai ke arah Kampung Carigin, Desa Jayanti. Sementara polisi mengikuti dengan menaiki perahu," tambah Jajat.
Kepada detikJabar, AKP Dadi mengungkapkan bahwa situasi berakhir tanpa perlawanan. "Saya mendapat informasi bahwa Samson ada di saung kebun. Saya bersama tokoh masyarakat mendatanginya. Saat itu, dia sedang membawa satu buah golok," ujar Dadi kepada detikJabar, Jumat (24/1/2025).
Tidak butuh waktu lama, Samson menyerah tanpa perlawanan. Dadi menggunakan pendekatan persuasif, memberi arahan dan nasihat kepada Samson agar ikut ke Polres Sukabumi.
"Kita memberikan arahan kepada Samson, akhirnya dia mau ikut. Saya juga sampaikan bahwa dia perlu diobati karena ada luka di kepalanya," kata Dadi.
Namun, kisah Samson tidak berhenti sampai di situ. Selama proses pengobatan luka di kepala di Polres Sukabumi, ia menunjukkan keteguhan sikap yang mengejutkan. "Lah saya laki-laki, biar saja. Tidak usah dibius," ucapnya tegas saat petugas medis menawarkan pembiusan untuk merawat lukanya.
Proses perawatan pun dilanjutkan tanpa pembiusan, meski suasana di ruang medis tetap tegang. "Ya sudah, ini permintaan kamu. Saya mulai jahit," jawab Aiptu Fahmi Yusah, petugas medis yang menangani Samson dengan cekatan.
Di balik aksi brutal yang dilakukan, Samson membantah bahwa dirinya adalah pelaku teror yang disangkakan warga. "Saya suka mengaji di masigit (masjid) masjid itu tempat ibadah, tempat suci piraku abdi ngising di masigit (masa saya buang air besar di musala," bantahnya.
Meski demikian, warga Kampung Cihurang berharap agar tindakan tegas dapat diambil agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Samson, yang kerap melibatkan dirinya dalam berbagai perilaku meresahkan, kini berada dalam pengawasan pihak kepolisian dan akan segera menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa.
Ke depan, warga berharap agar upaya penanganan gangguan mental yang dialami Samson dapat mencegah aksi-aksi yang menimbulkan teror dan ketakutan di masyarakat.
"Kalau dia diperlakukan baik, sebenarnya Samson bisa tenang. Tapi kalau lagi kambuh, ya begini," ujar Apon, seorang warga yang sudah lama mengenal Samson.
Suherlan alias Elan alias Samson akhirnya kembali diserahkan kepada keluarganya dengan didampingi pihak puskesmas dan aparat pemerintah Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Pria 34 tahun itu rencananya akan kembali menjalani pengobatan di RS Jiwa.
Hal itu diungkap Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono. Samson disebut Tono telah diserahkan sekitar pukul 23.13 WIB, Jumat (24/1/2025) malam tadi.
"Sekitar pukul 23.13 WIB, Suherlan alias Samson sudah kita serahkan kepada keluarga, puskesmas dan kecamatan tempatnya tinggal. Dia kita berangkatkan ke RS Marzoeki Mahdi diantar oleh ibu kandungnya," kata Tono dalam keterangan yang diterima detikJabar, Sabtu (25/1/2025).
Tono menyebut, Suherlan diduga berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut. "Kita duga ODGJ dan sudah beberapa kali juga mendapat penanganan kejiwaan," ujarnya.
(sya/iqk)