Nostalgia dan Target Juara Aswin Guswana di Balapan Kereta Peti Sabun

Nostalgia dan Target Juara Aswin Guswana di Balapan Kereta Peti Sabun

Rifat Alhamidi - detikJabar
Sabtu, 14 Des 2024 18:15 WIB
Aswin Guswana dan kereta peti sabun dari Tim Grage
Aswin Guswana dan kereta peti sabun dari Tim Grage (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Lomba kereta peti sabun menjadi ajang balapan legendaris di jalanan Kota Bandung. Sempat vakum selama 35 tahun, acara itu kemudian kembali rutin digelar untuk memunculkan masa-masa nostalgia bagi orang-orang yang pernah merasakan kehebohannya.

Balapan ini memang seakan menjadi hal yang baru bagi generasi sekarang. Tapi jangan salah, pada medio tahun 50-80an, lomba balap kereta peti sabun jadi ajang adu gengsi dengan jalanan di wilayah Sukajadi saat itu disulap sebagai lokasi utama lintasan balapannya.

Lomba balap kereta peti sabun kini telah dihidupkan lagi oleh Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Pada 2023, Jalan Diponegoro sepanjang 200 meter, tepatnya di depan Museum Geologi, Kota Bandung, digunakan panitia untuk mencari siapa penunggang kereta peti sabun paling cepat tiba di garis akhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah lomba itu sukses dilaksanakan, animo masyarakat pun kembali seolah dibawa ke medio 80-an. Tahun ini, panitia kembali menggelar acara yang sama, dengan lokasinya yang dipusatkan di pintu masuk Gedung Sabuga, Taman Sari, Kota Bandung pada 14-15 Desember 2024.

Berbeda dari tahun sebelumnya, balapan kereta peti sabun di Sabuga dengan panjang lintasan 250 meter tidak lagi menggunakan panggung pelontar atau start ramp untuk digunakan pembalap dalam memacu tunggangannya. Jalanan di depan Gedung Sabuga yang memiliki eleveasi plus dua belokan, menjadi tantangan tersendiri bagi pembalap untuk bisa menjadi yang tercepat.

ADVERTISEMENT

Dihidupkannya kembali lomba balap kereta peti sabun ikut membawa nostalgia bagi para pesertanya. Salah satunya adalah Aswin Guswana dari Tim Grage yang kali ini jadi peserta balapan untuk bersaing dengan seratusan kontestan yang lain.

Meski tidak turun langsung sebagai pembalap, kereta peti sabun ternyata bukan hal yang baru bagi Aswin. Saat balapan ini masih rutin digelar, Aswin pernah menyabet gelar juara pada 1975 dan 1979 silam.

"Saya memulai karir otomotif di kereta peti sabun ini dari tahun 75. Jadi sejak kecil, saya memulai ini karena punya fesyen. Saya pernah juara tahun 75, tahun 79, dari situ pindah ke gocar, dan saya bikin tim ini," katanya saat berbincang dengan detikJabar.

Tim Grage bersama Aswin ternyata bukan tim sembarangan di ajang balap kereta peti sabun. Tahun lalu, dengan menggandeng pesohor aktif di dunia otomotif dan pegiat sosial media seperti Sintya Marisca, Alitt Susanto dan Ryan Syaikhuddin (Jamet), Tim Grage sukses memborong juara di tiga kelas yang dipertandingkan, yakni anak-anak, remaja, dan dewas.

Tahun ini, Aswin pun memasang target tinggi di lomba kereta peti sabun. Selain ingin merebut kembali gelar juara dengan menurunkan lima pembalapnya di lintasan, Aswin menargetkan supaya timnya mendapatkan atensi lebih tinggi setelah mengikuti event ini.

"Kita secara keseluruhan turunkan lima pembalap di semua kelasnya. Dengan target selain eksposurnya bisa lebih lebar, prestasinya juga bagus. Perusahaan dengan tim ini ada satu perjanjian. Kita nggak sembarangan rekrut pembalap, kita perhitungan semuanya supaya ini dibikin satu profesi yang mumpuni," ungkapnya.

Menutup perbincangannya, Aswin berharap supaya lomba balap peti sabun bisa menjadi ajang bergengsi yang tidak hanya digelar di Bandung. Ke depan, event ini harus bisa digelar di sejumlah kota di Indonesia agar komunitasnya juga semakin lebih besar.

"Karena ini merupakan event yang legend yah, bahkan di Amerika sudah sangat populer. Jadi harapannya bisa menjadi event yang reguler, tertata dengan baik, dan tidak hanya satu seri, satu event, tapi menjadi 3-4 seri sehingga membuat kereta peti sabun tidak mubazir hanya sekali setahun," pungkasnya.




(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads