Jadi Aktivis hingga Influencer, Cara Abbe Hapus Stigma kepada ODHIV

Jadi Aktivis hingga Influencer, Cara Abbe Hapus Stigma kepada ODHIV

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 01 Des 2024 13:30 WIB
Iwan Djugo alias Abbe
Iwan Djugo alias Abbe (Foto: Istimewa)
Bandung -

Stigma tidak baik masih dirasakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dimanapun mereka berada. Hal itu juga yang dirasakan Iwan Djugo (42), seorang dengan HIV di Kota Bandung.

Menjadi pengidap HIV, Iwan yang akrab disapa Abbe ini kerap merasakan diskriminasi karena statusnya tersebut. Namun perjuangan pantang menyerah Abbe untuk mendapat hak hidup yang lebih layak membuatnya kini bisa merasakan warna-warni kehidupan.

Perjalanan Abbe dimulai pada 2009, ketika ia memutuskan untuk pindah ke Bandung dari Jakarta. Kota yang kaya akan budaya dan dinamika sosial ini awalnya menjadi tempat Ia mengejar kehidupan yang lebih baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, takdir membawanya pada kenyataan yang sulit. Keinginannya untuk memeriksakan kesehatan justru berujung pada kabar mengejutkan, Abbe didiagnosis mengidap HIV.

"Kaget, tentu saja. Tapi saya tahu, hidup harus terus berjalan," kata Abbe mengingat pertama kali mengetahui statusnya sebagai pengidap HIV.

ADVERTISEMENT

Setelah melewati masa-masa sulit menerima diagnosis tersebut, Abbe memilih untuk tidak menyerah. Sebaliknya, Ia menjadikan statusnya sebagai titik balik dan mulai mengadvokasi hak-hak ODHIV, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penerimaan diri, serta melawan stigma dan diskriminasi.

"Banyak orang berpikir HIV hanya soal obat. Tapi sebenarnya, hidup sehat itu juga soal pola pikir, pola makan, dan penerimaan diri," ucapnya.

Sejak 2013, Abbe mulai aktif di komunitas maupun organisasi nirlaba (NGO) untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak kesehatan bagi orang dengan HIV, disabilitas dengan HIV, serta isu-isu terkait kesehatan reproduksi dan keberagaman gender.

"Saya termasuk role model yang sampai hari ini selalu menginformasikan saya hidup dengan HIV. Saya berkecimpung di masyarakat, membantu komunitas, menginformasikan ke masyarakat ini loh saya orang yang hidup dengan HIV tapi saya tidak seperti gambaran pada umumnya," ujarnya.

Pada 2020, Abbe mulai keluar dari zona nyamannya dan merambah dunia digital dengan kenjadi influencer dan food vlogger. Dengan gaya santainya yang hangat dan otentik, Abbe berbagi perjalanan hidup, tips gaya hidup sehat, dan eksplorasi kuliner.

Tak hanya berbicara soal HIV, ia juga membuka wawasan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik secara menyeluruh. "Dari 2020 saya keluar dari zona nyaman sebagai pegiat HIV saya terjun ke dunia kuliner, saya jadi influencer gaya hidup dan kuliner," tuturnya.

Namun bukan hal mudah bagi Abbe mengawali langkahnya sebagai influencer maupun food vlogger. Banyak orang yang khawatir status Abbe sebagai ODHIV dapat menularkan ke orang lain. Padahal kata dia, HIV bukan penyakit yang dengan mudah menular

"Di sana saya coba mengedukasi dan melalui itu saya lihat ketika saya mau review makanan, mereka nanya menular atau tidak. Dari hal itu saya melihat bahwa ternyata informasi soal HIV belum banyak diketahui, padahal penularannya tidak mudah," katanya.

Tanpa mengenal lelah, Abbe terus memanfaatkan platform digital dan menciptakan ruang diskusi yang inklusif terkait HIV. Hasilnya, kini dia bukan hanya seorang aktivis, tetapi juga panutan bagi banyak orang.

Pengaruhnya di dunia digital menjadikan edukasi tentang HIV lebih mudah diakses dan diterima masyarakat luas. Sosoknya membuktikan bahwa hidup dengan HIV bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan untuk menciptakan dampak positif bagi dunia.

"Setiap orang punya potensi untuk mengubah dunia, dimulai dari diri mereka sendiri," tutup Abbe.

(bba/yum)


Hide Ads