6 Fakta Mengejutkan Tentang Tsunami, Banyak yang Belum Tahu!

6 Fakta Mengejutkan Tentang Tsunami, Banyak yang Belum Tahu!

Ghina Aliyah Fatin Desira - detikJabar
Senin, 04 Nov 2024 20:32 WIB
Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Bandung -

Tsunami menjadi salah satu bencana alam yang menimbulkan dampak luar biasa. Tak hanya meluluhlantakkan wilayah pesisir, gelombang raksasa ini juga akan meninggalkan kisah duka yang mendalam setelahnya.

Namun, di balik bencana yang sering kali mengejutkan ini, ada banyak fakta yang menarik dan sering kali belum banyak diketahui oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa fakta yang perlu kita ketahui tentang tsunami.

Apa Itu Tsunami?

Dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh aktivitas geologis di bawah laut, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor bawah laut, atau bahkan dampak dari meteor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelombang ini bukanlah ombak biasa, tetapi memiliki kekuatan yang bisa menyapu habis wilayah pesisir dalam hitungan menit. Ia memiliki energi yang jauh lebih besar dan kecepatan yang sangat tinggi, mengakibatkan ombak setinggi puluhan meter yang menghantam daratan.

Menurut Jurnal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang Pengenalan Tsunami, istilah "tsunami" secara harfiah berasal dari bahasa Jepang, di mana "tsu" berarti pelabuhan dan "nami" berarti gelombang laut. Istilah ini awalnya digunakan untuk menggambarkan gelombang laut yang menghantam pelabuhan.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data dari BMKG, Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan tsunami. Hal ini disebabkan karena letak geografisnya yang berada di Cincin Api Pasifik, zona dengan aktivitas tektonik tinggi.

Fakta-fakta Menarik tentang Tsunami

1. Tsunami Bergerak dengan Kecepatan Tinggi

Banyak yang tidak tahu bahwa gelombang tsunami bisa bergerak hampir secepat pesawat terbang komersial, mencapai kecepatan 500-800 km/jam di perairan dalam. Namun, ketika mendekati daratan dan air menjadi lebih dangkal, kecepatannya menurun tetapi ketinggiannya meningkat drastis. Kombinasi ini yang membuat tsunami berpotensi menghancurkan bangunan dan menyeret segala yang dilaluinya.

2. Gelombang Tsunami Bisa Mencapai Tinggi hingga 30 Meter atau Lebih

Salah satu kejadian tsunami tertinggi terjadi di Teluk Lituya, Alaska, pada tahun 1958, dengan tinggi gelombang mencapai sekitar 524 meter. Walaupun peristiwa ini tergolong ekstrem, ketinggian 30 meter tetap merupakan ancaman serius yang dapat mengubah kawasan pesisir menjadi dataran yang porak-poranda dalam hitungan detik.

3. Tsunami Tidak Hanya Disebabkan oleh Gempa Bumi

Meskipun gempa bawah laut adalah penyebab paling umum, tsunami juga dapat dipicu oleh letusan gunung berapi, seperti yang terjadi pada letusan Krakatau tahun 1883, yang menyebabkan tsunami di sekitar Selat Sunda. Selain itu, longsoran bawah laut dan bahkan dampak dari meteor juga dapat memicu tsunami. Jika terjadi longsor di bawah laut atau material besar jatuh dari ketinggian, tekanan yang tercipta di lautan mampu menghasilkan gelombang berbahaya.

4. Peringatan Tsunami Tidak Selalu Dapat Diandalkan

Meskipun sudah banyak teknologi canggih yang digunakan untuk mendeteksi tsunami, masih ada keterbatasan dalam memperkirakan kapan dan seberapa kuat gelombang akan mencapai pantai. Sistem peringatan tsunami biasanya bekerja dengan mendeteksi gempa besar, tetapi tidak semua gempa menghasilkan tsunami. Selain itu, waktu antara peringatan dan datangnya gelombang bisa sangat singkat, terutama bagi wilayah pesisir yang dekat dengan pusat gempa.

5. Tsunami Merupakan Fenomena yang Sering Terjadi di "Cincin Api" Pasifik

Cincin Api Pasifik atau "Ring of Fire" adalah wilayah yang mencakup banyak aktivitas tektonik, meliputi negara-negara seperti Indonesia, Jepang, dan Malaysia. Berdasarkan informasi dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), daerah ini sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi, sehingga sering menjadi pusat terjadinya tsunami. Indonesia, sebagai negara dengan posisi geografis strategis, sering kali menjadi korban dari kejadian ini, seperti yang terlihat pada tsunami Aceh tahun 2004.

6. Hewan Cenderung Merespons Lebih Cepat terhadap Tanda-Tanda Tsunami

Ada banyak laporan yang menunjukkan bahwa hewan-hewan di sekitar pantai sering kali menunjukkan tanda-tanda "tidak biasa" sebelum tsunami datang. Seperti dilansir dari BBC News Indonesia, pada tsunami di Aceh 2004, beberapa penduduk menyaksikan hewan-hewan bergerak ke arah bukit sebelum gelombang menghantam. Hal ini diduga karena hewan memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap getaran atau perubahan elektromagnetik yang mungkin terjadi sebelum tsunami.

Dengan memahami fakta-fakta ini, kita diharapkan lebih siap dan waspada dalam menghadapi kemungkinan bencana ini, terutama di daerah yang rawan gempa.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads