Profil Bima Arya, Alumni Unpar yang Jadi Wamendagri Kabinet Merah Putih

Profil Bima Arya, Alumni Unpar yang Jadi Wamendagri Kabinet Merah Putih

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Selasa, 22 Okt 2024 10:30 WIB
Bima Arya.
Bima Arya. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Bima Arya Sugiarto masuk ke dalam Kabinet Merah Putih dan dilantik sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Sebagai Wali Kota Bogor, Jawa Barat dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024, Bima Arya punya karier yang mulus di dalam politik. Rekam jejaknya dalam politik, Bima Arya adalah salah satu deklarator berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN), tempatnya berkiprah hingga kini.

Selama menjabat Wali Kota Bogor, Bima Arya diganjar banyak penghargaan. Popularitasnya juga terus naik karena kepiawaiannya memanfaatkan media sosial untuk selalu terlihat oleh publik, sebagaimana diungkap MHR Emiarldy dalam studi berjudul Personal Branding Bima Arya Sugiarto Melalui Instagram (2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Bima Arya Sugiarto

Bima Arya Sugiarto adalah 'pituin' Bogor. Dia lahir pada 17 Desember 1972 di sebuah klinik bernama Klinik dr. Soekoyo, di Paledang, Bogor.

Ayah Bima Arya Sugiarto adalah Toni Sugiarto, seorang perwira Polisi yang juga merupakan tokoh Bogor. Semasa hidup, ayahnya sempat menjadi anggota DPR RI dari Fraksi ABRI.

ADVERTISEMENT

Ibunda Bima Arya, Melinda Susilarini adalah juga figur yang penuh dengan prestasi di Bogor. Melinda pernah menjadi juara pada ajang Ratu Pariwisata Karesidenan Bogor, dan sejumlah prestasi lainnya. Demikian dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Bogor.

Masa kecil dan remaja dihabiskan sulung dari tiga bersaudara ini di Bogor. Bima Arya bersekolah dasar di SDN Polisi IV, dilanjutkan ke SMPN 1 dan SMAN I Bogor.

Tamat SMA pada 1991, Bima Arya pergi ke Bandung. Di Bandung, gairahnya berorganisasi ditempa, ditambah jurusan yang diambilnya Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan, Bandung.

Di Unpar, Bima Arya pernah menjadi wakil ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), Ketua II Senat Mahasiswa FISIP dan Badan Pekerja Sekretariat Forum Mahasiswa HI Indonesia.

Sumber daya Bima Arya mendukungnya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lanjutan. Selesai di Universitas Parahyangan, pada 1996 dia mengenyam Development Studies di Monash University, Melbourne.

Bima AryaBima Arya Foto: Bima Bagaskara

Sepulang dari Melbourne pada 1998, Bima kembali ke almamaternya dan mengawali karier sebagai staf pengajar di jurusan HI Unpar.

Awal 2001, Bima memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Dia memulai karier baru di Universitas Paramadina. Tahun 2002, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktor. Di Adelaide dia memulai pendidikan program doktor ilmu politik.

Karier Politik Bima Arya

Dunia akademik tidak membatasinya untuk menyalurkan gairahnya berorganisasi. Bima Arya Sugiarto kemudian terlibat dalam deklarasi berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN).

Sepulang dari Melbourne pada tahun 1998 yang ketika itu dia sebagai pengajar di universitas, dia menjadi bagian deklarator PAN dan menjabat sebagai Sekretaris DPD PAN Kota Bandung pada tahun 1998-2000. Konsistensinya membuahkan karier yang moncer.

Menjadi Wali Kota Bogor

Toni Sugiarto, ayah Bima Arya Sugiarto adalah tokoh Bogor yang dikenal sangat merakyat. Dia, bersama tokoh-tokoh Bogor lainnya mendirikan komunitas besar bernama Paguyuban Bogoriensis. Toni Sugiarto adalah ketua paguyuban itu pada 1993-1997. Basis paguyuban ini kemudian dihidupkan kembali oleh Bima Arya menjadi Paguyuban Bogor.

Pilkada Kota Bogor tahun 2013 adalah debut pertama bagi Bima Arya terjun dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Bima memulai langkah untuk menjadi Wali Kota Bogor berpasangan dengan Usmar Hariman.

Diusung oleh PAN, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, dan Partai Bulan Bintang, pasangan ini menang.

Bima-Usmar mengalahkan empat pasangan lain, termasuk petahana Wakil Wali Kota Bogor Achmad Ru'yat yang berpasangan dengan Aim Halim Permana. Kemenangan itu membawa Bima menjadi Wali Kota Bogor periode 2014-2019.

Periode pertama ini dituntaskan dengan kepuasan warga Kota Bogor atas kepemimpinan Bima Arya. Ini sekaligus mengantarkan Bima Arya menang lagi pada Pilkada 2018.

Pada masa jabatan ini, Bima Arya dianugerahi tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan dari Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dalam puncak Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) Ke-72 pada 2019.

Bima dinilai telah menaruh perhatian besar pada pertumbuhan dan kemajuan koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), serta mampu menciptakan kondisi sehat bagi koperasi di Kota Bogor sehingga berdampak terhadap lapangan pembangunan.

Pada periode kedua, Bima berpasangan dengan Dedie Abdu Rachim. Pada Pilkada 2018 ini, Bima kembali menghadapi mantan Wakil Wali Kota Bogor Achmad Ru'yat yang berpasangan dengan Zaenul Mutaqin. Bima-Dedie menang, mengalahkan tiga pasangan calon lainnya.

Keluarga

Bima Arya menikah dengan gadis Bogor kelahiran 1979, Yane Ardian. Mereka menikah pada 28 Desember 2002. Ayah Yane almarhum Ardi Rahman (Tan Ki Hoan) semasa hidupnya adalah pengusaha angkot.

Bima dan Yane kini dikaruniai dua orang anak, seorang putri Kinaura Maisha (Kin) dan seorang putra Kenatra Mahesha (Ken). Nama kedua anaknya itu pula yang dijadikan nama usaha milik Yane, yakni "Kin n Ken" Patchwork for Kids.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads