Istimewanya Teh Pasir Canar yang Mejeng di WJF 2024

West Java Festival 2024

Istimewanya Teh Pasir Canar yang Mejeng di WJF 2024

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 23 Agu 2024 15:48 WIB
Teh Pasir Canar dari Cianjur yang mejeng di WJF 2024.
Teh Pasir Canar dari Cianjur yang mejeng di WJF 2024. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Teh menjadi salah satu minuman paling populer di dunia. Tren konsumsinya dari tahun ke tahun terus menanjak.

Di Indonesia, banyak daerah penghasil teh yang memiliki kualitas tinggi. Salah satu daerah penghasil teh itu berada di kawasan Cianjur Selatan, Jawa Barat. Di sana terdapat kebun teh yakni Pasir Canar yang produksinya telah menembus pasar mancanegara.

Evita Laili Syawal (21) adalah satu dari sekian banyak petani teh dari Pasir Canar. Evi sapaannya, memiliki produk teh yang diberi nama Oero Tea. Produk teh original dari kebun milik Evi, berhasil diekspor hingga Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evi menceritakan awal mula dia menggeluti bisnis teh. Hal itu berawal dari minatnya melanjutkan usaha keluarga yang memiliki kebun teh. Pada 2021, Evi bergabung dengan kelompok petani teh Pasir Canar hingga ikut program Pemprov Jabar Petani Millenial.

"Sebenernya Pasir Canar sudah berdiri tahun 2008, dan saya bergabung itu tahun 2021 dibina oleh Pasir Canar dan kebetulan keluarga punya kebun teh. Kita dari petani milenial angkatan 2022," ucap Evi saat berbincang di acara West Java Festival (WJF) 2024 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/8/2024).

ADVERTISEMENT

Di Pasir Canar, Evi memiliki kurang lebih 10 hektare kebun teh. Berbagai jenis teh spesial mampu dihasilkan kebun teh milik Evi, salah satunya produk spesial yakni Crimsom Beauty yang merupakan teh merah assamica.

"Kita jual teh spesial, teh merah, kuning, hijau ada teh melati, white tea, teh ulong. Itu kita dari perkebunan Cianjur Selatan," ujarnya.

Teh Pasir Canar dari Cianjur yang mejeng di WJF 2024.Teh Pasir Canar dari Cianjur yang mejeng di WJF 2024. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)

Menurutnya, ada perbedaan antara teh spesial dengan teh biasa. Perbedaan itu terletak pada cara memperlakukan pohon teh, mulai dari menanam, merawat hingga memetik.

"Kalau teh spesial dan teh biasa itu bedanya di perlakuan kita, mulai dari pemetikan. Kalau teh biasa ya dipotong aja atasnya, atau pakai pisau, kita harus pakai tangan, intinya harus lembut, perlakuannya khusus. Ternyata perlakuan khusus itu berpengaruh ke kualitas teh," ungkap Evi.

Sejak menggeluti bisnis teh, Evi bisa dikatakan berhasil. Sebab produknya mampu dijual ke seluruh pelosok tanah air. Bahkan, Oero Tea juga telah menembus pasar ekspor.

"Kita kebanyakan (jual) ke kafe, ke tea house dan ke pecinta teh. Kita sudah ekspor ke berbagai negara ke Singapura, Taiwan, Malaysia dan baru-baru ini kita ke Amerika," ucapnya dengan bangga.

Selain teh spesial, Evi juga menyediakan teh langka. Teh langka itu punya harga tinggi yang mencapai Rp 6 juta pe rkilogram. Menurutnya, harga teh itu melambung tinggi karena tanamannya yang langka.

"Kita paling mahal Rp 6 juta satu kilo, sekali produksi itu 100 gram. Sekali produksi paling banyak 100 gram karena pohonnya itu langka dan kita punya. Itu diolahnya susah sekali," ujarnya.

Evi mengungkap, masyarakat Indonesia begitu identik dengan teh. Karenanya, minuman teh sangat digemari oleh berbagai kalangan. Bahkan, ada yang rela membeli teh seharga Rp 10 juta perkilogram.

"Kalau kita melihat orang pecinta teh itu banyak banget di Indonesia. Ada mereka yang suka original bahkan kalau yang sudah menggeluti di teh spesial, ada yang sampai rela beli teh Rp 10 juta," tutup Evi.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads