Bulan Muharram sebagai salah satu bulan yang istimewa dan disebut syahrullah atau bulan Allah, menjadi bulan baik untuk melaksanakan ibadah. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Pada bulan inilah Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.
Salah satu amalan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di bulan ini ialah berpuasa yakni puasa Asyura dan Tasu'a. Simak berikut waktu dan ketentuannya, serta keutamaannya, dirangkum detikJabar dari kanal YouTube resmi Ponpes Al-Bahjah Cirebon Al-Bahjah TV dan laman Rumaysho.
Kapan Puasa Asyura dan Tasu'a?
Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon menjelaskan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mendorong umatnya banyak melakukan puasa pada bulan tersebut. Dari sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 12 bulan Allah, empat di antaranya bulan haram salah satunya adalah Muharram, itu adalah bulan yang dimuliakan, bukan bulan petaka. Ndak ada itu, jangan dipercaya. Itu adalah suudzon pada Allah. Bulan Muharram itu justru istimewa, malah lakukan puasa. Sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan adalah di Muharram. Dulu Nabi menyuruh para sahabat berpuasa, 10 Muharram hendaknya puasa. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi. Wallahu A'lam bishawab," ucapnya.
Senada dengan Buya Yahya, Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, Pimpinan Ponpes Darush Sholihin dalam laman Rumaysho menyebut bahwa Nabi menyuruh para sahabat berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi.
"Intinya, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Karena dalam melakukan puasa 'Asyura ada dua tingkatan yaitu: [1] Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus, dan [2] Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja," tulis Ustad Muhammad Abduh.
Jika menengok kalender bulan Muharram yang sudah ditetapkan Kementerian Agama RI, maka puasa Asyura dapat dilakukan pada Selasa, 16 Juli 2024 atau 10 Muharram. Sementara puasa Tasu'a dapat dilakukan pada sehari sebelum, atau sehari sesudah puasa Asyura. Bahkan jika berhalangan, dapat juga dilakukan di hari lainnya di bulan Muharram.
Maka puasa bisa dilakukan pada sehari sebelum yakni Senin, 15 Juli 2024 atau 9 Muharram, seperti yang dianjurkan Rasulullah. Bisa juga pada sehari setelah yakni Rabu, 17 Juli 2024 atau 11 Muharram.
Kalender Bulan Muharram (Juli 2024)
Berikut rincian kalender Hijriah sepanjang bulan Juli 2024:
7 Juli 2024: 1 Muharram 1446 Hijriah (Tahun Baru Islam)
8 Juli 2024: 2 Muharram 1446 Hijriah
9 Juli 2024: 3 Muharram 1446 Hijriah
10 Juli 2024: 4 Muharram 1446 Hijriah
11 Juli 2024: 5 Muharram 1446 Hijriah
12 Juli 2024: 6 Muharam 1446 Hijriah
13 Juli 2024: 7 Muharam 1446 Hijriah
14 Juli 2024: 8 Muharam 1446 Hijriah
15 Juli 2024: 9 Muharram 1446 Hijriah
16 Juli 2024: 10 Muharram 1446 Hijriah
17 Juli 2024: 11 Muharram 1446 Hijriah
18 Juli 2024: 12 Muharram 1446 Hijriah
19 Juli 2024: 13 Muharram 1446 Hijriah
20 Juli 2024: 14 Muharram 1446 Hijriah
21 Juli 2024: 15 Muharram 1446 Hijriah
22 Juli 2024: 16 Muharram 1446 Hijriah
23 Juli 2024: 17 Muharram 1446 Hijriah
24 Juli 2024: 18 Muharram 1446 Hijriah
25 Juli 2024: 19 Muharram 1446 Hijriah
26 Juli 2024: 20 Muharram 1446 Hijriah
27 Juli 2024: 21 Muharram 1446 Hijriah
28 Juli 2024: 22 Muharram 1446 Hijriah
29 Juli 2024: 23 Muharram 1446 Hijriah
30 Juli 2024: 24 Muharram 1446 Hijriah
31 Juli 2024: 25 Muharram 1446 Hijriah
Dalil dan Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a
Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari 'Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Namun, puasa Asyura bersifat sunnah, artinya jika tidak mampu maka tidak perlu dipaksakan untuk dilakukan. Seperti sabda Rasul berikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَن شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya: "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 2001]
Umat muslim juga dianjurkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu'a). Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan puasa hari 'Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
Artinya: "Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani." Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Artinya: "Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan." Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Artinya: "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia." (HR. Muslim no. 1134)
Dari puasa Asyura dan Tasu'a, selain kita mendapat pahala karena meneladani Rasulullah, kita juga dapat mendapat ampunan dosa oleh Allah. Berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)
Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai puasa Asyura dan Tasu'a. Di tahun ini hendaknya kita selalu mengisi dengan hal-hal yang disenangi Allah dan selalu berprasangka baik pada-Nya. Wallahualam bishawab.
(aau/tey)