Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Bulan ini dalam kalender Islam merupakan urutan ke-12. Tahun ini, hari pertama bulan Dzulhijjah jatuh pada Sabtu (8/6/2024).
Tentang kemuliaan bulan Dzulhijjah, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat At-Taubah:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya, bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan, ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah ayat 36).
Pada bulan Dzulhijjah ini pula, umat Muslim yang mampu dan berkecukupan dari seluruh dunia datang ke Kota Makkah di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji.
Karena itulah bulan Dzulhijjah dikatakan sebagai bulan yang mulia, karena padanya banyak amalan penuh pahala yang dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Pada bulan itu pula ditetapkan waktu berhaji yang dalam ritual haji, tidak boleh ada peperangan apalagi pertumpahan darah. Jangankan berperang, berburu hewan pun dilarang untuk mereka yang sedang ihram.
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Sebelum membahas 5 amalan utama di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, perlu diketahui keutamaan bulan ini. Yang tentu akan menambah kemauan kita untuk melakukan amalan-amalan penuh pahala.
Ada banyak keutamaan bulan Dzulhijjah. Di antara yang paling penting untuk diketahui adalah agama Islam disempurnakan pada bulan Dzulhijjah ini.
Keutamaan ini sebagaimana firman Allah SWT:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian." (QS. Al-Maidah ayat 3)
Menurut pendapat para ulama, ada ayat tertentu dalam Al-Quran yang turun pada saat haji wada' (haji perpisahan) di hari Arafah, bulan Dzulhijjah.
Dasarnya adalah riwayat dari Umar bin Khattab. Diriwayatkan bahwa seorang ahli kitab dari bangsa Yahudi pernah bertanya kepada Umar, "Wahai Amiirul Mu'miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya?"
Umar kemudian menanyakan ayat yang dimaksud. Sang Yahudi pun membacakan ayat tersebut, yang berbunyi, "Al-yauma akmaltu lakum dinakum...(hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu...)".
Setelah itu, Umar menjawab, "Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum'at." (HR. Al Bukhari)
5 Amalan Penuh Pahala 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Ada banyak amalan ibadah yang bisa dilakukan umat Islam sebagai bentuk takzim atau memuliakan bulan Dzulhijjah yang mulia ini, detikJabar merangkumkan 5 amalan utama di Bulan Dzulhijjah antaranya:
Dikutip dari situs Universitas Islam Indonesia (UII), ada 5 amalan penuh pahala yang dilakukan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan puasa yang berstatus sunnah, yang dijalankan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah. Cara melaksanakan puasa arafah sama seperti puasa sunnah lainnya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)
2. Perbanyak Zikir
Memperbanyak zikir termasuk bertahlil (mengucap kalimat laa ilaaha illa-llah), bertasbih, beristigfar, bertahmid, bertakbir, dan memperbanyak doa merupakan suatu amalan yang dianjurkan pada bulan ini.
Tentu, zikir tidak hanya dijalankan pada bulan Dzulhijjah melainkan juga dibiasakan pada keseharian hidup kita.
Ibnu 'Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq".
Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah"
3. Beribadah Haji dan Umroh
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Meski ibadah ini mengandung syarat, yakni bagi muslim yang mampu mengerjakannya. Mampu dari segi biaya dan fisik. Allah SWT berfirman agar umat Islam menunaikan haji dan umrah wajib.
Demikian juga firmannya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah:
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al Baqarah ayat 196-197)
4. Berkurban
Berkurban berarti menyembelih hewan-hewan kurban seperti sapi dan kambing pada tanggal 10 Dzulhijjah, atau pada Hari Raya Idul Adha. Waktu penyembelihan diteruskan pada hari tasyriq, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Dalam syariat berkurban ini, umat Islam berlomba-lomba menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli kambing, lembu atau unta untuk disembelih setelah shalat hari raya Idul Adha dan hari tasyrik.
Udhiyah atau menyembelih hewan kurban disyariatkan oleh Allah sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Kautsar [108]: 2 "Dirikanlah shalat dan berkurbanlah!"
Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan "Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum An-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah.
Allah berfirman,"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-Hajj ayat 37)
5. Bertaubat
Bertaubat dari kemaksiatan artinya kita menyibukkan diri di awal bulan Dzulhijjah dengan amal-amal saleh, amalan penuh pahala, serta meninggalkan kezaliman terhadap sesama.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. An-Nahl ayat 119).