Ponpes Al Manshuriyah Tasikmalaya, Tempat Tepat Menimba Ilmu Alat

Ponpes Al Manshuriyah Tasikmalaya, Tempat Tepat Menimba Ilmu Alat

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 16 Mar 2024 09:00 WIB
Santri Ponpes Al Manshuriyah, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Santri Ponpes Al Manshuriyah, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar).
Tasikmalaya -

Julukan Tasik sebagai kota santri bukan isapan jempol semata. Di Tasikmalaya berdiri ratusan pondok pesantren (Ponpes) yang tersebar di berbagai wilayah dengan ribuan santri yang setiap hari tekun menimba ilmu agama.

Salah satu dari sekian banyak Ponpes di Tasikmalaya adalah Ponpes Al Manshuriyah yang terletak di Kampung Nanggerang, Desa/Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

Di tengah perkampungan wilayah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut ini, Ponpes Al Manshuriyah sudah puluhan tahun berdiri. Ponpes ini tepatnya berdiri sejak tahun 1961.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ponpes Al Manshuriyah merupakan pesantren tradisional yang mengajarkan kitab-kitab kuning, atau dikenal juga dengan sebutan pesantren salafiyah.

"Ya kami termasuk pesantren salaf, mempelajari kitab kuning dengan metoda tradisional, baik 'sorogan' maupun 'bandungan'," kata Ustadz Gufron Sugilar, salah seorang pengasuh Ponpes Al Manshuriyah.

ADVERTISEMENT

Ponpes ini dipimpin oleh KH Ridwan Fuad. Sebagai Ponpes salafiyah santri di pesantren ini mempelajari banyak bidang ilmu agama, mulai dari tauhid, tafsir, fiqih, akhlak dan bidang ilmu agama Islam lainnya.

Namun ada yang menarik dari pesantren ini, rupanya Ponpes Al Manshuriyah merupakan lembaga pendidikan yang terkenal dengan pelajaran ilmu alat yang bagus. Ilmu alat ini adalah istilah kalangan pesantren untuk pelajaran ilmu nahwu dan shorof.

"Ya memang pesantren kami dikenal dengan pelajaran ilmu alatnya, ilmu nahwu shorof atau tata bahasa Arab," kata Gufron.

Santri Ponpes Al Manshuriyah, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.Santri Ponpes Al Manshuriyah, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin

Dia menjelaskan, ilmu shorof merupakan salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang memiliki peranan penting di samping ilmu Nahwu.

Hubungan diantara kedua ilmu shorof dan ilmu nahwu ini tidak dapat dipisahkan, diibaratkan hubungan antara ibu dan bapak yang saling membutuhkan dan melengkapi.

"Ilmu shorof itu ibarat ibu atau induk dari segala ilmu agama Islam, sementara ilmu nahwu adalah bapaknya," kata Gufron.

Ilmu shorof dan nahwu ini bisa dibilang serupa tapi tak sama. Ilmu shorof membahas suatu kata atau lafad sebelum masuk kedalam susunan kalimat, sedangkan ilmu nahwu adalah membahas suatu kata atau lafad ketika sudah masuk di dalam susunan kalimat.

Kedua ilmu ini, kata Gufron, merupakan dasar utama untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam. Kedua ilmu ini merupakan materi pengajaran pokok di pesantren-pesantren pada umumnya, disebabkan kedudukannya sebagai ilmu alat perantara atau prasyarat untuk mampu menguasai segi pembacaan, penulisan dan memaknai kata atau kalimat bahasa Arab.

"Ibaratnya ini ilmu kunci, makanya dinamakan ilmu alat, kalau dalam bahasa Inggris grammar," kata Gufron.

Ilmu Nahwu Shorof ini menjadi kunci utama, sebab Al Qur'an, sunnah nabi dan kitab-kitab tafsir serta syarah-syarah hadis semuanya tertulis dalam bahasa Arab.

Tanpa menguasai ilmu bahasa Arab, seorang santri mustahil dapat menguasai secara baik kitab-kitab kuning.

Pembelajaran ilmu nahwu memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari kitab Jurumiyah, Mutammimah sampai Alfiyah Ibnu Malik. Sementara untuk pembelajaran ilmu shorof dilakukan dengan cara mengkaji kitab Amtsilatu Tashrif, Nadzmul Maqshud dan Shorof Kailani.

"Jadi porsi pembelajaran ilmu alat ini dapat porsi khusus sehingga ketika mempelajari kitab lain, santri bisa lebih mudah," kata Gufron.

Selain menyediakan pendidikan pesantren, lembaga pendidikan agama Islam ini juga dilengkapi dengan berbagai lembaga pendidikan formal. Sehingga santri yang mondok, juga bisa tetap menimba ilmu di pendidikan formal.

Ponpes Al Manshuriyah juga menyelenggarakan Madrasah Diniyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan dan Majelis Taklim. Jumlah total anak didiknya lebih dari 1.300 orang. Sementara santri yang mondok tercatat sebanyak 215 santri dan santriwati.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads