Helaty food atau makanan sehat kini banyak dicari, salah satunya brownies gluten free yang diproduksi Nuraini Wulandari yang merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung.
Brownies berbahan baku tepung singkong milik Wulan sapaan karib Nuraini Wulandari biasanya dicari orang yang memiliki alergi terhadap bahan makanan, khususnya orang yang alergi terhadap tepung terigu.
Tak tanggung-tanggung, brownies bites atau brownies kering produksi Battenberg3 milik Wulan sudah merambah pasar ekspor, salah satunya ke salah satu negara si wilayah Amerika Utara yakni Kanada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikJabar berkesempatan berbincang dengan Wulan dan mengunjungi tempat produksi brownies gluten freenya yang berada di wilayah Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung. Wulan mengatakan legalitas usaha UMKM didapat pada tahun 2021, namun usaha brownies gluten free sudah dilakukan sejak 2018 lalu.
"Pasar dan marketnya ternyata ada dan butuh, mengatasi masalah misal ada orang yang alergi gluten, mereka tidak boleh makan jajanan dan makanan berbahan dasar tepung terigu, kita coba merintis dari situ," kata Wulan kepada detikJabar, Selasa 12 Maret 2024.
Wulan mengaku, sebelum terjun ke dunia usaha, dia sempat bekerja di bidang perbankan di Jakarta. Setelah menikah hingga memiliki dua anak, Wulan pun memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Karena kebutuhan anak-anaknya yang semakin dewasa semakin bertambah, akhirnya Wulan memutuskan membuka usaha brownies, terlebih saat ini dirinya merupakan seorang single parent.
"COVID-19, untuk mencari uang benar-benar susah, saya coba cari info di Dinas Perdagangan dan ada fasilitas free dan saya jadi UMKM binaan, mulai dari dinas kota, terbantu, lalu ke dinas provinsi juga hingga ke Kemendag dan sampai pada akhirnya saya dapat chalenge untuk menjadi UMKM go global," ungkapnya.
Mendapatkan tantangan untuk menjadi UMKM go global, Wulan pun harus berputar otak pasalnya produk UMKM yang ia produksi selama ini merupakan brownies basah.
"Waktu itu, emang nggak bisa dikeringkan? Akhirnya coba berinovasi, trail eror selama tiga bulan dan riset dan akhirnya hasilkan produk yang bisa kita jual dengan jangka waktunya lama yakni brownies bite ini," ujar Wulan.
![]() |
Manfaat Makanan Gluten Free
Karena dirinya merupakan pelaku UMKM, bahan baku tepung singkong yang digunakan Wulan juga berasal dari petani singkong lokal, lalu singkongnya dijadikan tepung.
Disinggung terkait keunggulan brownies gluten free miliknya, Wulan sebut keunggulannya banyak, salah satunya serat yang dikandung mudah larut dan bahan baku tepung singkong lebih murah.
"Misal terigu Rp 15 per kilogramnya, ini bisa Rp 10 ribu per kilogramnya. Manfaat lain bisa bantu petani singkong dan menyejahterakan mereka dengan produk mereka," tuturnya.
Produk UMKM Wulan itu mencuri perhatian pasar internasional. "Brownies bites yang kami produksi, eksistensi ke Kanada, kita juga ada permintaan dari buyer Amerika," ujarnya.
Selain karena gluten free, menurut Wulan, brownies bites yang diproduksinya juga gunakan gula kelapa, dan bukan gula tebu. Hal itu, yang membuat permintaan pasar luar negeri berminat untuk membeli browniesnya.
Tak hanya itu, brownies bites yang diproduksi Wulan juga sudah masuk ke beberapa toko ritel di Indonesia. "Market lokal di Lawson seluruh Kota Bandung, Trans Market di Jawa Bali. Hingga semua marketplace," jelasnya.
Wulan menambahkan, dalam sebulan dia dapat memproduksi 2.400 pcs brownies bites di dua lokasi tempat produksi miliknya, yakni di Kecamatan Buahbatu dan Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Karena saat ini, sudah banyak masyarakat yang aware terhadap makanan sehat, khususnya para orang tua yang memiliki anak dengan keluhan alergi bahan makanan, maka brownies bites gluten free miliknya semakin diminati.
"Naik banget, karena dari market saya, kenapa beli ini karena anak saya alergi gluten (kata konsumennya) dan saya riset hampir 40 persen anak-anak yang lahir di tahu 2020-2021 itu mereka alergi gluten, saya kaget juga, tapi saya tidak mengklaim ini bisa untuk bayi tapi silakan dicoba, ternyata banyak costumer saya membeli untuk snack anaknya pengganti snack gluten," jelas Wulan.
![]() |
Berkat KUR Wulan Bisa Kembangkan Usaha
Selain menjadi UMKM binaan pemerintah daerah hingga Kementerian Perdagangan. Wulan juga menjadi UMKM binaan perusahaan BUMN yakni Bank BRI. Sejak jadi UMKM binaan BRI, banyak manfaat yang diterima Wulan salah satunya suntikan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"BRI luar biasa, pertama kali gabung 2021, ikut program BRI Inkubator, saya masuk 10 besar. Manfaat lainnya mereka fasilitasi kita diberi akses pasar, luar bisa supportnya, pameran, pengadaan yang kita butuhkan dan KUR saya dapat dan akhirnya bisa beli alat," tuturnya.
"Awalnya kecil Rp 50 juta, sekarang ningkat Rp 180 juta. Bantuan itu, saya belikan alat Rp 293 juta dari BRI Rp 180 juta, sisanya gunakan uang sendiri," tambahnya.
Selain suntikan modal, Wulan juga mengaku banyak pembinaan yang dilakukan BRI terhadap UMKM binaannya. "Banyak banget, melalui Rumah BUMN, ngasih berbagai macam pelatihan, mulai dari digital marketing, inovasi produk, ekspor ini kita berikan korespondensi kepada buyer, hingga pelatihan marketplace," terangnya.
Dari penambahan peralatan itu, saat ini tempat produksi brownies miliknya menjadi dua dan kapasitas produksi pun menjadi meningkat. Terlebih, di bulan ini Wulan menyasar konsumen yang menjadikan produk miliknya untuk dijadikan sebagai hampers lebaran.
"Kita buat artisan, di luar brownies bite ini seperti cokies kering. Cokies kering kita sampai 10 macam dari klasik nastar, castengel, bahannya juga semua no gluten. Target tahun ini kita 1.000 jar atau toples, tahun kemarin 500 jar, ada juga dalam bentuk hampers harganya dari Rp 398 ribu hingga Rp 1,2 juta," pungkasnya.
![]() |
Kunci Sukses Wulan Ekspor Brownies ke Kanada
Bisnis brownies gluten free yang digeluti Wulan menuai pujian, salah satunya dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung. Berkat inovasinya, Wulan sukses dalam menjalankan usahanya.
"Brownies bites yang diproduki Mbak Wulan banyak dimintai buyer dari mulai Kanada dan Thailad," kata Analis Perdagangan Ahli Muda Disdagin Kota Bandung Dince Andirani saat melakukan kunjungan ke tempat produksi brownies milik Wulan.
Tak hanya dari hulu saja, usaha yang dibangun wulan dilakukan hingga ke hilir. Dengan kunci itulah, maka Wulan bisa menyasar pasar ekspor.
"Karena gluten free, orang sudah mulai helaty food, terus Mbak Wulan memproduksi dari hulu ke hilir ketika ada buyer minat berapa sih kapasitas yang dibutuhkan, maka Mabak Wulan bisa mengukur untuk memenuhi kebutuhan buyyer," tuturnya.
Produk brownies bites gluten free milik Wulan sangat disukai lidah orang luar negeri. "Rasanya cocok, tidak terlalu manis, orang kuat sukanya makanan tidak terlalu manis," ucapnya.
Dince menyebut selain bantuan pemerintah, pelaku UMKM itu sendiri harus semangat dan tekun jika ingin produk UMKM bisa tembus pasar internasional. "Mbak Wulan ini orangnya lincah, pintar nge-branding produknya, harus sigap kayak Mbak Wulan, jemput bola tanpa lupakan kualitas," katanya.
![]() |
BRI Konsisten Bina UMKM Naik Kelas
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan saat ini BRI Regional Office Bandung sudah memiliki 867 klaster usaha binaan, salah satunya UMKM brownies gluten free milik Wulan.
Banyak yang sudah dilakukan BRI bagi para UMKM binaan, salah satunya menjadi UMKM naik kelas hingga go global seperti UMKM milik Wulan.
"Membina klaster usaha yaitu community approach dengan memberikan pembinaan literasi bisnis dan digital kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah," kata Sadmiadi.
Selain pembinaan, bantuan permodalan melalui KUR terus digulirkan BRI kepada para UMKM binaan.
"Selama 6 (enam) tahun terakhir BRI Regional Office Bandung telah menyalurkan pinjaman KUR kepada 3,9 juta nasabah, dengan total nominal penyaluran sebesar Rp102 triliun di Jawa Barat wilayah kerja BRI Regional Office Bandung (di luar Bogor, Depok, Bekasi, Karawang yang termasuk wilayah kerja BRI Regional Office Jakarta 2)," tuturnya.
"BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global," pungkasnya.
(sud/sud)