Sejak Mei 2019, Art Therapy Center (ATC) Widyatama membuat sebuah komunitas untuk mendukung keberlangsungan hidup para alumninya. ATC Widyatama merupakan lembaga vokasi berbasis pelatihan kerja seni dan desain bagi difabel.
Creative Business of Difable Community (CIDCO) merupakan komunitas sekaligus terdapat inkubator bisnis di dalamnya. Para lulusan ATC yang memiliki 'keunikan', akan terus diasah kreativitasnya hingga dapat membangun pemahaman finansial.
Para seniman berbakat yang terlahir spesial ini, akan diarahkan agar mendapat exposure dari hasil karya mereka ke publik. Mereka ingin menghilangkan stigma bahwa penyandang disabilitas yang harus dikasihani, tetapi mampu berkarya dan produktif dengan karya seni seperti kriya, elemen estetis, merchandise, dan desain grafis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada peringatan hari ibu ini, Jumat (22/12/2023), Ketua CIDCO, Puspatriani Agustina pun menceritakan kisah perjuangannya sebagai seorang ibu dari anak berkebutuhan khusus (ABK). Putranya Rangga, terlahir dengan symptom MSDD (Multisystem Development Disorder), atau autis ringan.
"Dalam tugas akhirnya di perkuliahan ATC Widyatama, Rangga berkolaborasi dengan Mc Blush Gift dan Jalan Jajan Bandung, membuat produk foldable grocery bag dancoin pouch yang didesain oleh Rangga. Saat itu saya terjun langsung juga untuk belajar aplikasi, supaya karya Rangga itu bisa divisualisasikan," ceritanya dalam Peluncuran Logo Baru CIDCO.
Kegigihan Nenet, begitu sapaannya, membuat karya Rangga makin dikenal luas. Putranya sempat ditunjuk untuk mendesain kalender salah satu perusahaan Nasional, hingga beberapa proyek dengan Kementerian Sosial. Ia pun kemudian ditunjuk sebagai Ketua.
Nenet menjelaskan, CIDCO menjadi wadah untuk memperjuangkan kemandirian finansial para penyandang difabel. Adapun produk-produk yang dihasilkan meliputi sajadah travel, jaket gowes, mukena, tumblr, dan lainnya.
Bersama para orangtua yang melakukan fungsi manajerial, CIDCO melakukan produksi dan memasarkan produk-produk kreatifnya. Tapi mereka tak sendiri, saat ini CIDCO pun sudah tergabung sebagai UKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung, yang juga membantu pemasaran dan pembinaan.
Kegiatan ini mulanya diinisiasi oleh Founder ATC Widyatama, Dr Anne Nurfarina. Ia menjelaskan bahwa saat ini sudah banyak lulusan ATC Widyatama yang memiliki uang saku sendiri tiap bulannya.
"Wadah ini dikhususkan bagi para difabel baik bagi para alumni, agar kemampuannya tidak downgrade. Tapi terus terasah dengan membuat produk kreatif yang bernilai jual. Ini juga tak lepas dari semangat orang tua semua yang ada di sini, spesial pada hari ibu kita apresiasi bersama," katanya.
Di hari ibu ini, tidak hanya jadi reuni sekaligus pengenalan kembali CIDCO bagi para alumni. Tapi juga sekaligus launching logo dan tagline baru bagi UKM CIDCO.
![]() |
Sebuah logo CIDCO ditampilkan dengan huruf kapital dan warna font biru navy. Pada bagian huruf "D" terlihat diganti seperti potongan puzzle.
"Logo CIDCO yang baru ini punya filosofi, bagian D adalah puzzle sebagai representasi difable ability, jadi bukan disabilities. Warna font biru navy melambangkan ketenangan. Karena kebanyakan anak di sini butuh pendampingan pada mental intelektual, jadi harapannya mereka merasa lebih tanang dan nyaman saat bekerja," kata Nenet.
"Kuning cerah pada bagian puzzle melambangkan kegembiraan dan harapan. Warna yang selalu ceria, mempresentasikan harapan semua insan agar semakin mandiri secara finansial. Jadi alhamdulillah anak-anak setidaknya mereka punya uang bulanan masing-masing," lanjutnya.
Nenet pun berharap hal ini bukan sekedar simbol, namun mampu menjadi wajah identitas representasi visual untuk para lulusan ATC Widyatama.
Dalam acara ini, CIDCO juga turut menggandeng Evermos, perusahaan start up untuk mewadahi pemasaran karya anak-anak. Sekedar diketahui, Evermos merupakan perusahaan connected commerce reseller yang menggandeng brand lokal dan membangun channel penjualan serta membuka peluang bisnis reseller.
Nantinya, jika ada orang yang memesan produk bisa melakukan pemesanan produk di aplikasi Evermos. Sebagai mitra, CIDCO hanya menunggu produk tersebut dikemas dan dikirimkan oleh pihak Evermos. Komisi pun akan dibagikan melalui selisih harga produk yang dijual Evermos.
(aau/tey)