Dede Guru Difabel Netra, Semangat Mengajar Modal Ikhlas di Sumedang

Dede Guru Difabel Netra, Semangat Mengajar Modal Ikhlas di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 13 Des 2023 08:00 WIB
Dede Tresnawan (40), guru honorer di SLBN B Sumedang
Dede Tresnawan (40), guru honorer di SLBN B Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang - Dede Tresnawan (40), seorang guru di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) B Sumedang hingga kini statusnya masih sebagai tenaga honorer. Padahal, ia telah mengajar selama 13 tahun atau dari sejak 2010.

Meski begitu, Dede yang juga penyandang difabel netra (totally blind) ini, semangat mengajarnya masih begitu terpancar. Pahit getir pengalaman sebagai guru honorer telah dirasakannya.

Awal sebagai guru honorer, ia bahkan sempat tidak digaji sepeserpun. Padahal posisinya saat itu telah berkeluarga.

Dede menikah dengan seorang perempuan bernama Asih (43) yang diketahui juga menderita low vision. Keduanya kini telah dikaruniai dua orang anak yang duduk dibangku SD dan MTs (Madrasah Tsanawiyah).

Dede sendiri kini mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Pelajaran Agama dan Budi Pekerti serta Kesenian atau guru kelas di kelas 9.

"Dulu awal saya masuk (mengajar) di sekolah ini tidak menerima honor sepeserpun, sebab saat itu untuk yang baru-baru memang belum diajukan kepada dinas, jadi saat itu boleh dibilang dalam rangka ikhlas," ungkap Dede saat berbincang di SLBN B Sumedang belum lama ini.

Dede yang diketahui merupakan Sarjana Bahasa Inggris dari salah satu kampus di Kota Bandung ini berusaha tetap semangat mengajar kala itu. Meski sebagai kepala keluarga, ia pun harus bertarung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Istri tidak pernah ngomel cuma keluhan sebagai perempuan itu wajar, ya jalan saya saat itu tidak lain tetap berusaha sambil berdoa," ucapnya.

Seperti kata pribahasa, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Berkat kesabaran dan kerjakerasnya, Dede yang diketahui memiliki kemampuan berkesenian tiba-tiba dipertemukan dengan pemilik objek wisata Kampung Karuhun.

Obwis Kampung Karuhun Penolong Dede Pertahankan Profesinya sebagai Guru

Dede sempat tak mendapatkan honor sepeser pun saat pertama kali mengajar sebagai tenaga honorer selama satu sampai dua tahunan. Meski begitu, Dede tetap semangat dan bertahan sebagai guru di sekolah yang juga bekas almamaternya tersebut.

Beruntung kala itu ada tangan baik yang mau memberikan jalan bagi Dede untuk mendapatkan penghasilan yakni Pemilik Objek Wisata Kampung Karuhun.

"Jadi saat itu, selain mengajar Senin sampai Jumat saya juga mengisi hiburan musik atau katakanlah ngamen di sana (di Kampung Karuhun)," ungkapnya.

Sekadar diketahui, Dede telah memiliki kemampuan berkesenian dari sejak duduk dibangku SMA yakni bernyanyi sambil memainkan alat musik organ tunggal.

Dede pun menceritakan bagaimana awal mula sampai ia bisa digandeng oleh Obwis Kampung Karuhun yang bagi Dede adalah penolongnya saat itu.

"Jadi awalnya, ada salah satu sekolahan yang mengundang saya ke Kampung Karuhun untuk main musik. Dari sana saya kemudian bertemu dengan pemilik Kampung Karuhun lalu tiba-tiba saja pemilik Kampung Karuhun itu menawari saya untuk tampil setiap hari Sabtu dan Minggu, padahal dia sendiri belum melihat saat saya show atau bermain musik," paparnya.

Dari sanalah, perekonomian Dede bersama keluarganya cukup terbantu dan ia pun bisa mempertahankan profesinya sebagai guru honorer.

"Saya awalnya di kasih Rp500 ribu per minggu tapi selain itu ada saweran dari penonton dan itu biasanya lebih banyak," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, Dede pun lambat laun mulai mendapatkan honor dari sekolah mulai dari Rp200.000 hingga mendapatkan bantuan honor dari Provinsi Jawa Barat setiap bulannya yang semula Rp2.040.000, kini menjadi Rp2.204.000.

Sebagai guru berstatus tenaga honorer, ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terutama soal pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Umumnya, bagi para guru honorer yang telah lama mengabdi di suatu institusi pendidikan.

"Tolong perhatikan kami para tenaga honorer yang terkatung-katung nasibnya yang hingga kini belum diangkat menjadi PPPK," ucapnya. (yum/yum)



Hide Ads