Politeknik Negeri Bandung (Polban) sukses gelar ASEAN-QA Forum 2023, bertema 'Assuring Quality in ASEAN Higher Education's Diverse Learning Environments'. Enam negara di wilayah ASEAN hadir di acara tersebut.
Kegiatan bertema 'Assuring Quality in ASEAN Higher Education's Diverse Learning Environments' ini, merupakan kegiatan tahunan ASEAN Quality Assurance Association (ASEAN-QAA) beserta mitra ASEAN-QAA yang pada tahun 2023 diselenggarakan melalui mode hybrid oleh Politeknik Negeri Bandung. Acara itu digelar di Auditorium Gedung Direktorat Polban pada 6 dan 7 Desember 2023.
Hadir pada acara tersebut Jamaluddin Ibrahim, Presiden Asosiasi ASEAN-QA sekaligus secara seremonial membuka kegiatan tersebut. Ia menuturkan bahwa dengan melakukan kegiatan bersama seperti ini, terjalin koneksi antar para peserta. Kegiatan ini merupakan sharing para praktisi Quality Assurance yang berada di wilayah atau di luar Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berkeyakinan bahwa kita semua akan belajar satu sama lain di sini," kata Jamaluddin, dalam rilis yang diterima detikjabar, Minggu (10/12/2023).
Direktur Politeknik Negeri Bandung Marwansyah menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah menyempatkan hadir di event ASEAN-QA Forum 2023
"Terima kasih saya ucapkan kepada semua yang hadir di sini. Saya merasa bangga dengan kehadiran para narasumber dan peserta ASEAN-QA di Polban ini," ungkap Marwansyah.
"Event ASEAN-QA ini merupakan kegiatan yang menarik dan dihadiri para tamu-tamu dan narasumber terhormat," lanjutnya.
Marwansyah berharap, dalam konferensi ini bisa menghasilkan ide baru, terjalinnya koneksi dan kerja sama. Ia mengutarakan peserta bebas berdiskusi dengan para narasumber yang ada.
"Saya harap semua tamu di sini bisa mendapatkan waktu yang menyenangkan selama kegiatan event dan juga selama berada di Politeknik Negeri Bandung ini," tutur Marwansyah.
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kiki Yuliati mengungkapkan, sistem pendidikan vokasi di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan untuk menjamin relevansi tinggi yang lebih baik guna inovasi.
Kiki menuturkan, bahwa semua pihak paham bahwa standar memiliki peran yang penting di dalam Quality Assurance. Walaupun, memang cukup menantang untuk menemukan formula standar yang efektifnya di dalam situasi yang dinamis ini.
Dalam kegiatan ini, selain dari Indonesia hadir juga peserta dari negara ASEAN, yakni Philipina, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja dan Malaysia.
"ASEAN-QA Forum adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Quality Assurance Association (ASEAN-QAA) yang berfungsi sebagai platform bagi para praktisi penjaminan mutu dan pemangku kepentingan untuk berjejaring dan bertukar pendapat mengenai isu-isu penjaminan di institusi pendidikan tinggi (HEI) di ASEAN, " kata Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Polban Paula Santi Rudati.
Paula menjelaskan, bahwa peserta dari negara-negara ASEAN dapat saling belajar mengenai penerapan akreditasi. Penerapan akreditasi di Indonesia sudah relatif stabil karena sudah berlangsung cukup lama dan Indonesia telah memiliki Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diterapkan dengan cukup baik.
"Melalui forum ini peserta dari negara-negara ASEAN dapat saling berbagi dan saling membantu dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Teman dari negara lain dapat membantu kita dalam memperkuat jaringan mutu, memberikan dukungan dalam penyusunan kurikulum, pencapaian pembelajaran, penilaian, dan hal-hal lainnya karena anggota ASEAN-QA Association adalah para alumni dari pelatihan Quality Assurance (QA)," kata Paula.
"Awalnya, pendanaan untuk ASEAN-QA Forum berasal dari DAAD, dan hasil dari program tersebut menghasilkan forum ini," kata Dwi Novaldi Purbowo, Program Officer German Academic Exchange Service Regional Office Jakarta.
"Saya bersyukur dan saya berpendapat bahwa ini adalah hal yang sangat bagus, forum ini masih aktif hingga saat ini. Apalagi, setelah pandemi, pertemuan-pertemuan dalam acara ASEAN-QA ini menjadi semakin besar," katanya.
Dwi berharap, program ini dapat menghubungkan universitas-universitas di Asia Tenggara dalam bidang penjaminan mutu atau Quality Assurance, dan lebih baik lagi jika ke depannya ada kolaborasi dalam hal QA di universitas-universitas di Indonesia agar dapat saling berbagi. Ia menilai bahwa program QA ini sangat bagus di Asia, terutama dengan dukungan program pemerintah di Indonesia menuju kampus yang berkualitas.
(mso/mso)