Kekuatan dan tekad terpancar dari dalam diri seorang guru di sebuah sekolah negeri di Kota Bandung. Sosoknya juga mampu menginspirasi banyak orang di sekitarnya. Meski memiliki keterbatasan fisik, semangat pantang menyerah guru ini layak diacungi dua jempol.
Guru yang layak disebut sebagai pahlawan pendidikan itu bernama Dadan Mochamad Rhamdan. Pria kelahiran Bandung 29 Maret 1990 ini adalah seorang guru yang mengajar di SMP Negeri 20 Bandung. Meski memiliki keterbatasan fisik, Damar sapaannya mampu menjawab keraguan banyak orang akan kompetensinya dalam mengajar.
Damar diketahui merupakan seorang tunadaksa atau penyandang cerebral palsy yang membuat bentuk tubuhnya tidak sempurna. Kondisi itu dialami Damar sejak lahir. Meski begitu, Damar tidak patah arang. Dia tetap bersemangat menjalani hari-harinya sebagai seorang guru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengawali karir mengajar sebagai guru di SMPN 20 Bandung pada 2019 lalu, Damar sempat khawatir akan kondisinya tidak bisa diterima oleh murid di sekolah. Namun kekhawatiran Damar sirna manakala anak didiknya justru memberikan dukungan yang begitu besar.
"Pasti yang saya takutkan adalah ketika anak-anak tidak bisa menerima saya secara utuh. Tapi seiring berjalannya (waktu) memang kerasa bahwa dari anak-anak, saya dapat support. Dari anak-anak saya ngerasain bagaimana seorang Damar berproses dan tumbuh," ucap Damar saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
"Banyak harapan, banyak energi dan mimpi-mimpi yang mereka ciptakan. Dari sanalah saya juga merasa bahwa punya dunia baru," ucap Damar menambahkan.
Damar mengingat kesulitannya dulu saat harus beraktivitas menggunakan kaki sejak TK hingga kuliah. Namun tuntutan pekerjaan membuat Damar membiasakan diri menggunakan tangannya.
"Baru pekerjaan lah yang menuntut saya untuk bisa movement gitu ya. Makanya di dunia pekerjaan saya mulai membiasakan dengan pakai tangan, walaupun ada beberapa keterbatasan gitu," tuturnya.
![]() |
Menjalani aktivitas sehari-hari dengan keterbatasan tentu tidak mudah bagi Damar. Setiap hari, Damar berangkat dari rumahnya di Rancaekek, Kabupaten Bandung pukul 05.00 WIB dengan menggunakan kereta api.
Tiba di Stasiun Cikudapateuh, Damar harus berjalan kaki ke SMPN 20 sejauh kurang lebih 200 meter. Meski berat, namun hal itu tidak menurunkan semangat Damar untuk memberikan ilmu bermanfaat kepada murid yang telah menunggunya.
"Anak-anak lah yang membuat saya jauh dan terus bersemangat. Kenapa saya di sini. Kenapa saya bisa sejauh dan se-berkembang ini," ungkap Damar.
Kesungguhan dan semangat pantang menyerah Damar berbuah manis. Saat ini Damar dipercaya menjadi wali kelas di SMPN 20 Bandung dan begitu dicintai muridnya. Bahkan, Damar sempat mendapat penghargaan sebagai ASN berprestasi.
"Alhamdulillah di tahun 2021 saya berhasil mendapatkan nominasi ASN berprestasi kategori inspiratif dan juara harapan pertama," jelasnya.
Sebagai seorang penyandang disabilitas, Damar tentu ingin orang-orang yang punya kondisi sama dengan dirinya bisa bangkit dan unjuk gigi di bidangnya masing-masing. Damar berpesan, ada hal yang mesti diingat oleh orang yang memiliki keterbatasan.
"Percayalah Allah tidak serta merta menunjuk diri kita, mempercayai diri kita, menitipkan kita ke dunia kalau bukan dengan tujuan tertentu. Saya berusaha menggali pertanyaan itu yang Allah kasih," ucap Damar.
"Ketika teman-teman yang lain yang punya kondisi yang sama, ingat jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa. Saya percaya teman-teman jauh lebih bisa daripada apa yang disangkakan, apa yang Tuhan titipkan. Jadi percayalah semua pasti akan memberi pelajaran kepada diri kita seperti apa," pungkasnya.
(bba/iqk)