Sebuah rumah yang ukurannya tidak begitu luas namun mencuri perhatian. Rumah itu berada di antara bangunan-bangunan padat penduduk, tepatnya di Gang Cikondang, Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Meski tak besar, rumah itu tampak begitu bersih dan tak ada sedikitpun sampah.
DetikJabar berkesempatan untuk mengunjungi rumah tersebut. Selain bersih, suasana di sekitar rumah juga sangat nyaman. Saat dilihat lebih dekat, terlihat sebuah tulisan yang dipasang oleh pemilik rumah, mengingatkan kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Tulisannya berbunyi, 'Tahan Tidak Membuang Sampah Sembarangan'. DetikJabar juga berkesempatan bertegur sapa dengan pemilik rumah tersebut. Pemilik rumah itu sudah tak muda lagi. Pria yang kini usianya sudah menginjak umur 80 tahun itu bernama Sariban atau karib disapa Pak Sariban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi warga Bandung mungkin tidak asing lagi dengan sosok Pak Sariban yang dikenal sebagai pahlawan kebersihan Kota Bandung. Meskipun ia berasal dari Magetan, Jawa Timur, ia telah mendedikasikan empat dekade hidupnya di Kota Bandung, tempatnya berkiprah.
Sebagai seorang relawan kebersihan, ia dengan tulus menyatakan, "Saya kerja begini hanya menjalankan perintah dari Allah SWT, karena kebersihan sebagian dari iman." ungkapnya.
Baca juga: Cinta Mendalam Sariban pada Bandung |
Tumbuh dari keluarga petani, membentuknya menjadi pribadi yang selalu bersemangat membantu orangtuanya di kebun dan sawah. Keinginannya untuk menghidupkan semangat kebersihan dan cintanya terhadap lingkungan, mendorong Pak Sariban untuk merantau ke Bandung di usia muda. Kota Kembang ini telah memikat hatinya sejak ia masih duduk di sekolah dasar. Keyakinannya bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman menjadi pendorong dalam setiap langkah sukarela yang dilakukannya.
Dengan sejumlah pengalaman hidup yang luar biasa, termasuk kehilangan kedua orangtua saat usianya masih belia, dan duka saat kehilangan kedua putra berprestasinya, Pak Sariban tetap teguh pada misinya, untuk menjaga lingkungan Kota Kembang ini. Dia memiliki empat anak dan tujuh cucu, yang menjadi sumber kebahagiaannya.
Aktivitasnya membersihkan sampah di jalanan Kota Bandung dimulai setiap jam 8 pagi. Dari Gang Cikondang, ia menuntun sepeda ontel ikoniknya menuju Jalan Pahlawan, siap menyapu bersih sampah-sampah yang bersemayam di sekitar. Aksi mulianya ini biasa ia lakukan hingga jalanan Gedung Sate.
![]() |
Saat waktu zuhur tiba, ia berjalan kaki kembali ke rumahnya untuk beristirahat sejenak dan menyantap makan siang. Sementara itu, sepeda ontel setianya, yang dipenuhi dengan berbagai poster mengenai kebersihan, ia simpan di Jalan Pahlawan. Pak Sariban beristirahat hingga tiba waktu sholat berikutnya. Setelah beribadah dengan khusyuk, ia kembali ke jalanan, kali ini untuk membersihkan saluran air yang sering tergenang sampah.
Museum Penghargaan dalam Rumah Pak Sariban
Selama empat puluh tahun menjadi relawan kebersihan, Pak Sariban telah meraih ratusan penghargaan. Keberhasilannya dalam mempertahankan kebersihan lingkungan juga telah mendapatkan sorotan dari berbagai media. Meski sudah memiliki banyak prestasi, Pak Sariban tetap rendah hati. Ia bahkan membuat museum pribadi untuk menyimpan penghargaan-penghargaan yang telah diraihnya sejak tahun 1984.
"Saya rasa jika disimpan di ruang tamu tidak akan cukup dan tidak akan terlihat bagus. Jadi, saya sediakan ruangan khusus. Untungnya ada ruang kosong di rumah saya, cukup untuk menampung semua dokumen dan penghargaan yang saya raih." jelasnya ketika ditemui detikJabar pada Rabu (25/10/23).
![]() |
Menjadi seorang relawan tidaklah mudah, Pak Sariban kerap kali merasakan sulitnya menahan orang-orang untuk membuang sampah sembarangan. Namun, dengan penuh rasa syukur kepada Allah, semua rintangan itu berhasil diatasi. Baginya, segala hal memang harus bermula dari diri sendiri.
"Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, dimulai dari diri sendiri dulu sebelum berharap hal yang sama dari orang lain." ucapnya.
Meskipun usianya kini tak lagi muda, semangatnya dalam menjaga kebersihan Kota Bandung tetap membara. Berkali-kali, ia mengingatkan dirinya bahwa aktivitas yang telah dilakukannya selama ini adalah panggilan dari Allah SWT. Sebagai ciptaan Tuhan, ia merasa bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan yang juga merupakan karunia Allah dari segala bentuk pencemaran.
"Bandung, kota kembang yang harus kita jaga kelestariannya. Mulai dari hari ini sampai kapanpun, jika Bandung masih kotor, maka kita yang harus berusaha membenahinya. Untuk Bandung yang lebih indah, bersih, aman, dan nyaman." ucap Pak Sariban dengan lantang.
Dengan semangat ini, Pak Sariban berharap Bandung tetap menjadi Kota Kembang yang indah dan bersih, dijaga bersama oleh semua warganya.
(yum/yum)