Beragam Produk Gagasan RK yang Bikin Jabar Jadi Provinsi Digital

Beragam Produk Gagasan RK yang Bikin Jabar Jadi Provinsi Digital

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 29 Agu 2023 12:00 WIB
Sebanyak 9 pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih telah dilantik di Istana Negara pagi tadi. Ini sosok mereka.
Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Foto: Rengga Sancaya).
Bandung -

Masa kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wakilnya Uu Ruzhanul Ulum akan berakhir pada 5 September 2023. Sejak dilantik lima tahun lalu, telah banyak hal dilakukan keduanya, termasuk menjadikan Jabar sebagai provinsi digital.

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil diketahui sejak awal telah meminta agar percepatan digitalisasi di Jabar dilakukan dengan bentuk pelayanan publik yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Tidak mudah memang untuk mewujudkan Jabar menjadi provinsi digital. Pandemi COVID-19 jadi salah satu proses rintangan yang harus dilalui untuk transformasi dan inovasi digital di Jabar. Bahkan dari situlah, digitalisasi dimulai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Staf Khusus Gubernur Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi, Juwanda mengatakan, Kang Emil meminta adanya aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) untuk mendukung kedaruratan pandemi.

"Setelah itu, beragam program dan produk digital hasil kolaborasi pentahelix tercipta. Dimulai dengan membangun pusat kendali Jabar Command Center (JCC)," kata Juwanda, Selasa (29/8/2023).

ADVERTISEMENT

JCC, kata dia, dibangun untuk menjembatani kordinasi antara Pemprov Jabar dengan pemerintah di 27 kabupaten/kota. JCC juga menjadi ruang komando yang di dalamnya dilengkapi berbagai dashboard dan sistem.

"Seperti Sapawarga, Open Data, Pikobar hingga aplikasi internal Diskominfo kabupaten/kota yang tergabung dalam satu portal aplikasi Interactive System Control (ISC)," jelasnya.

Dia mengungkapkan, adanya JCC bertujuan untuk memberikan respon cepat tanggap terhadap berbagai peristiwa penting, termasuk dalam pengambilan keputusan.

JCC juga dilengkapi dengan fasilitas meeting dan event yang digelar secara virtual. Kini, sebanyak 19 Command Center di berbagai kabupaten/kota telah berdiri, dengan 11 di antaranya merupakan replikasi dari JCC.

Pangkas Birokrasi dengan Sistem Persuratan Elektronik

Di awal-awal memimpin Jabar, Kang Emil juga melihat lambatnya proses administrasi persuratan di lingkungan Pemprov Jabar. Dari situlah dibangun ekosistem e-office melalui aplikasi. Sistem Informasi Dokumen Elektronik Jabar (SIDEBAR) jadi solusinya.

Aplikasi ini punya 3 fitur utama, yaitu pembuatan surat, distribusi surat, dan disposisi surat. Dengan demikian, proses persuratan jadi lebih efektif dan efisien. Selain memangkas waktu, juga mengurangi penggunaan kertas dengan jumlah yang besar.

"Persuratan pun terarsipkan rapi dengan sistem yang saling terintegrasi. Sistem ini dapat diakses oleh perangkat daerah melalui website dan aplikasi mobile. Kini, 83% telah menggunakan SIDEBAR," tutur Juwanda.

"Lebih dari 500 ribu naskah telah didistribusikan secara elektronik, menghemat biaya dan menghemat penggunaan kertas hingga 261 juta lembar," imbuhnya.

Ekosistem Data Jabar (EDJ)

Kang Emil juga selalu menggaungkan 'Good Data, Good Decisions' selama memimpin Jabar. Pada 2019, dibangunlah Ekosistem Data Jabar (EDJ) sebagai upaya untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

EDJ juga hadir untuk membenahi transparansi dan akuntabilitas pemerintahan serta mengakomodir kebutuhan masyarakat akan data yang mutakhir dan akurat.

"Pengguna dapat mengakses data dalam ragam bentuk, diantaranya dataset, infografis, artikel, dan data geospasial. Hingga kini, tersedia 14.036 dataset, 65 visualisasi, 71 infografis, 14 artikel, dan 125 dataset geospasial. Akses website EDJ dan nikmati kemudahan akses data di data.jabarprov.go.id," ucap Juwanda.

Hadirkan Desa Digital

Lebih lanjut, Kang Emil juga mulai memperkenalkan digitalisasi ke 5.312 desa di Jabar melalui program Desa Digital. Hal ini pun sebagai jawaban atas kesenjangan digital di Jabar. Lewat program ini, dibangun insfratruktur digitial hampir di seluruh desa.

"Sebanyak 1.192 infrastruktur internet seperti Very Small Aperture Terminal (VSAT), Radio Link, dan fiber optic telah dibangun di desa-desa, sehingga kini, 93% desa di Jawa Barat sudah dapat mengakses internet," ungkapnya.

Bukan cuma itu, pelatihan dan subsidi sewa alat teknologi pertanian dan perikanan berbasis internet of things (IoT) juga diberikan kepada para petani danpembudidaya ikan selama 3 sampai 4 bulan.

Laporkan Programmer Internasional

Tak hanya itu, program Desa Digital juga telah melahirkan 1.452 talenta digital baru melalui pelatihan Candradimuka Jabar Coding Camp (CJCC). Mereka merupakan anak muda potensial yang telah mendapatkan pelatihan mobile development, web front-end, web back-end, dan digital marketing.

Beberapa di antaranya telah bekerja di pemerintahan, startup, bank, dan membangun perusahaan konsultan IT.

"Kami bercita-cita untuk melahirkan programmer kompeten dan digital marketer yang siap bekerja di pasar local, nasional hingga industri berskala internasional," ujar Juwanda.

Atasi Pandemi dengan Teknologi

Tepat tiga hari setelah pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia, Kang Emil berinisiatif membangun Pikobar untuk memberikan update informasi kasus pandemi secara real-time dan membantu publik mendapatkan informasi tentang fasilitas pengujian, pelacakan, dan penanganan isolasi.

Melalui sistem penanganan Covid-19 yang terintegrasi, Pikobar sukses memberikan bantuan untuk ribuan bahkan jutaan warga Jabar di masa pandemi secara end-to-end. Per Oktober 2022, lebih dari 5 juta sampel data telah didiagnosis lewat Pikobar.

"Tanpa mengabaikan kebutuhan akan update informasi Covid-19, di akhir tahun 2022 ini aplikasi Pikobar resmi dinonaktifkan dan dialihkan sebagai salah satu menu di aplikasi Sapawarga," jelasnya.

Digitalisasi untuk Publik

Kini, masyarakat bisa lebih mudah mengakses berbagai informasi dan layanan publik melalui platform satu pintu Portal Jabarprovgoid dan aplikasi Sapawarga.

Transformasi digital dilakukan untuk mendekatkan warga dengan pemerintah. Di akhir 2019, aplikasi Sapawarga sebagai tempat warga menyalurkan aspirasi, mendapatkan informasi, dan mengakses layanan publik hanya dengan satu klik.

Ketua RW dipilih sebagai pengguna awal Sapawarga karena memiliki tanggung jawab sebagai gerbang utama informasi dan pelayanan publik untuk warga di sekitarnya.

Di akhir 2022, akhirnya aplikasi Sapawarga resmi dirilis kembali oleh Kang Emil untuk publik secara luas. Sesuai visinya, aplikasi Sapawarga dipersiapkan untuk menjadi 'Jabar Super Apps' di mana seluruh layanan publik bisa diakses hanya dalam satu aplikasi.

"Bisa akses layanan transaksional seperti bayar pajak kendaraan yang telah disimplifikasi dari 17 langkah menjadi 4 langkah, layanan informasi, dan layanan interaktif. Terbaru, Sapawarga hadirkan menu Layanan Masjid Raya Al Jabbar untuk pemesanan tiket Galeri Rasulullah," papar Juwanda.

Halaman 2 dari 2
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads