Keren! Siswa SBLN Cicendo Bandung Main Angklung di Jepang

Keren! Siswa SBLN Cicendo Bandung Main Angklung di Jepang

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 29 Jun 2023 15:24 WIB
Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung yang tampil di Jepang.
Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung yang tampil di Jepang. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Para siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cicendo Bandung mendapat undangan pada 22-29 Juni 2023 untuk mempertunjukkan alat musik angklung di Gifu, Jepang. Sekolah yang bersejarah sejak zaman kependudukan Belanda ini memang terkenal dengan tim angklungnya.

Dijelaskan oleh Witri Erdiawati sebagai pembimbing dan pengisyarat, ia turut mendampingi kelima siswa SLB Cicendo bersama Dedeh sebagai pendamping dan konduktor.

"Alhamdulillah sebetulnya yang diundang untuk ke Gifu itu full team sekitar 28 orang. Tapi karena undangan yang diberikan waktunya mepet dan tidak ada sponsor besar, karena itu kan sifatnya subsidi ya, tidak membiayai semua anak. Jadi kami hanya berangkatkan perwakilan lima anak dan dua guru. Anak dari SMP LB Cicendo dua orang dan anak SMA LB Cicendo tiga orang," katanya dihubungi detikJabar Rabu (28/6/2023) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru TIK SMP LB Cicendo tersebut mengatakan, anak-anak SLB Cicendo tampil di beberapa tempat, seperti Gifu Media Cosmos, Special Deaf School, dan Gifu University. Pertunjukan ini sebetulnya hanya pertemuan pertama. Seluruh Tim Angklung SLBN Cicendo rencananya bakal tampil di event besar Gifu pada 2024 mendatang.

"Jadi ini kemungkinan tahun 2024 mudah-mudahan semua tim lengkap kesana. Jadi sebetulnya ini event awal sebagai pengenalan, rencananya event besarnya tahun depan bahkan kami akan bermain di depan Kaisar Jepang. Mudah-mudahan tahun depan bisa full ada yang memfasilitasi. Kami berusaha tahun depan cari sponsor lebih besar. Karena subhanallah responsnya luar biasa. Kami sangat merasa bangga karena diapresiasi koran dan TV Jepang," ceritanya.

ADVERTISEMENT
Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung yang tampil di Jepang.Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung diliput dan masuk koran Jepang. (Foto: Istimewa)

Di Negeri Sakura, kelima siswa membawakan lagu Ambilkan Bulan Bu dan dua lagu Jepang. Ada pula bagian setelah membawakan angklung, para siswa menyanyi dengan bahasa isyarat. Motivasinya untuk menunjukkan bahwa tunarungu pun tetap bisa bernyanyi dengan caranya sendiri.

Mereka tampil di hadapan para akademisi dan hadirin untuk sekaligus memperkenalkan aplikasi pembaca notasi bernama 'Galung' yang dibuat budayawan Jawa Barat bernama Ardian. Dari proyek inilah, SLB Cicendo mendapat undangan ke Jepang.

"Awalnya Pak Ardian yang seorang budayawan sekaligus senior saya, kenal dengan salah satu dosen pendidikan khusus di Gifu. Suzuki Sensei bersama Pak Ardian pun mengadakan program berupa konser disabilitas musik Angklung. Beliau mengamati SLB Cicendo dan belum semua SLB punya tim Angklung," tutur Witri.

"Antusiasnya sangat bagus dan ada audience yang mencoba memainkan angklung. Jadi intinya kehadiran kami ini didukung Pak Ardian untuk mempromosikan kebudayaan agar go internasional," lanjutnya.

Tampil di negeri orang tak membuat anak-anak gugup. Dikatakan oleh Ibu Dedeh sebagai konduktor, mereka hanya berlatih satu kali.

Selain itu dari segi persiapan pun anak-anak SLB Cicendo cukup dimudahkan. Penyandang disabilitas diprioritaskan sehingga bisa langsung ke imigrasi tanpa harus mendaftar slot secara online.

Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung yang tampil di Jepang.Tim angklung dari SLBN Cicendo Bandung yang tampil di Jepang. (Foto: Istimewa)

"Latihan sebetulnya hanya sekali karena anak-anak sudah biasa. Aplikasi inovatif 'Galung' tadi juga mudah, jadi bisa langsung dimainkan. Aplikasi itu sudah mampu menunjukkan notasi yang harus dimainkan. Aplikasinya mudah, hampir sama seperti dipandu. Pak Ardian membuat aplikasinya dengan warna. Contohnya do warna merah, sol hijau, ada ungu, merah gitu misalnya. Jadi kala anak lihat di layar besar ada warna tertentu, baru dibunyikan," cerita Dedeh.

Kalau soal mengajarkan anak tunarungu sejak dini kemampuan bermain alat musik, terutama angklung, Dedeh merasa gampang-gampang susah. Mereka perlu waktu untuk bisa menghapal sehingga bunyinya sesuai dengan panduan.

"Sebetulnya gampang-gampang susah karena ada pemandu. Paling pertama ya cara pegang Angklungnya. Teknis cara membunyikan Angklung yang ke samping kiri dan kanan. Nada musiknya bagaimana, narasi notasinya, jadi memang butuh pemahaman teknis tapi juga hafalan. Anak harus hafal, ingat, dan paham," ucapnya.

Selain angklung, ada banyak ekstrakurikuler yang turut diajarkan di SLB Cicendo seperti melukis, comic street, menari, pantomim, bulutangkis, tenis meja, hingga kecantikan. Namun memang salah satu andalan dari SLB ini adalah angklung yang bahkan sudah dimainkan hingga keliling Indonesia.

"Kemudian di sekolah setiap tahun juga ada expo yang menampilkan semua minat bakat anak. Kami persiapkan semuanya termasuk tahun 2024 mendatang di Jepang lagi," kata Dedeh.

(aau/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads