Setelah sebelumnya mengangkat profil Azzahra Dwi Febyane alias Gendis (16) dan Cindy Tiara Berliyan (23), ternyata ada dua pemain bola voli lainnya asal Sumedang yang saat ini berlaga pada ajang Proliga 2023.
Kedua pemain itu adalah Shakira Dwi Kurnia (20), Warga Kecamatan Wado dan Dilla Fadilla (24), Warga Kecamatan Cimalaka. Berikut ini profil keduanya:
Baca juga: Jalan Berliku Ghendis yang Dulu Diremehkan |
Shakira Dwi Kurnia Amanda
Perempuan kelahiran Sumedang dengan tinggi dan berat badan 172 Cm/68 Kg ini menapaki karier dalam dunia bola voli sudah sejak kanak-kanak. Itu diawali saat ia duduk di bangku kelas 3 SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shakira memulainya dengan bergabung dan berlatih bersama klub lokal asal Sumedang bernama OSAS. Kala itu Ia bahkan sempat mengikuti ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) hingga tembus ke tingkat nasional.
"Pada event itu, dulu saya bahkan sampai ke tingkat nasional," terangnya kepada detikJabar belum lama ini.
Seusai lulus SD, ia mendaftar ke Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di Jakarta. Shakira mengaku kecintaannya pada dunia bola voli tidak lain terpengaruh ayahnya sendiri.
"Suka main voli karena ada turunan dari ayah saya yang juga suka bermain voli," ucap anak dari pasangan Daday Hidayat Amar dan Sophia Syantini ini.
Karier profesional Shakira diawali saat dirinya bergabung bersama klub Bharata Muda. Bersama klub ini, ia sempat berlaga pada ajang Livoli Divisi Utama.
Setelah itu, ia mengikuti seleksi agar bisa bergabung dengan tim Jakarta Pertamina Fastron yang sekarang dibelanya pada ajang Proliga 2023 yang tengah berlangsung.
Selama menekuni karier sebagai pemain voli, Shakira telah menorehkan beberapa prestasi. Di antaranya, juara 3 pada event U-16 Thailand, juara 2 pada event Livoli Divisi 1 dan PON 2021, serta prestasi dalam kejuaraan lainnya.
Namun dari semua ajang yang pernah diikutinya, Shakira mengaku PON 2021 menjadi ajang yang paling berkesan baginya. "Waktu PON sangat berkesan, soalnya itu pertama kalinya ikut event yang lumayan tinggi dan lawan-lawannya bagus-bagus semua," terangnya.
Ia pun mengutarakan suka-dukanya selama menekuni karirnya tersebut. "Sukanya itu karena bisa lebih banyak teman lagi, ketemu sama senior senior Indonesia dan dukanya itu pernah sakit di saat mau pertandingan," ungkapnya.
Shakira yang menempati posisi sebagai setter (pengumpan) mengaku memiliki setter idola. Yang diidolakannya adalah pemain asal Indonesia bernama Tri Retno Mutiara.
"Kalau untuk pemain asingnya, saya mengidolakan pemain setter asal Thailand bernama Nootsara," ujarnya yang juga memegang posisi sebagai setter.
Meski berbagai kejuaraan pernah dilakoninya, Shakira tidak henti-hentinya berupaya terus berlatih untuk meningkatkan keahliannya dalam mengontrol si kulit bundar.
Demi berkembangnya dunia voli di Indonesia, ia pun berharap kepada pihak-pihak terkait agar lebih sering menggelar event kejuaraan voli untuk mewadahi para generasi muda.
"Mungkin harus banyak diadakan event untuk junior - junior di Indonesia biar lebih berkembang nantinya dan suatu saat bisa menggantikan seniornya di dalam dunia bola voli," terangnya.
Dilla Fadilla
Sama seperti rekan-rekannya dari Sumedang, perempuan yang memiliki tinggi dan berat badan 175 Cm/68 Kg ini memulai karier dalam dunia bola voli saat masih kanak-kanak atau saat duduk dibangku kelas 5 SD.
Sedikit yang membedakannya adalah dunia bola voli dikenalkan kepada Dilla justru datang dari kakek dan neneknya.
"Dulu pas kelas 5 di suruh ikut latihan voli sama kakek dan nenek, karena mereka suka voli terus di masukin ke klub yang ada di Sumedang," terang Dilla kepada detikJabar belum lama ini.
Dilla mengaku saat itu belum begitu fokus terhadap dunia bola voli. Ia sendiri baru mulai fokus saat menginjak bangku SMA serta mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
"Baru fokus dan latihan bener-bener itu pas masuk SMA sampai sekarang," ujar anak keempat dari pasangan Yusup dan Yayah ini.
Karier profesional Dilla sendiri dimulai saat bergabung bersama Club Bharata Muda serta berkesempatan tampil dalam ajang kejuaraan Livoli Divisi 1 tahun 2022. Kejuaraan itu pun menjadi kejuaraan yang cukup berkesan baginya.
"Pada saat itu harus lawan Yuso karena dalam pertandingan itu yang menentukan untuk lolos ke Livoli Divisi Utama," terangnya.
Selain berkesan, berkat ajang itu pulalah ia pun pada akhirnya dipanggil kembali untuk memperkuat Tim Jakarta Pertamina Fastron dalam ajang Proliga 2023 yang kini tengah berlangsung.
Selama kariernya berbagai prestasi pun telah ditorehkan Dilla, di antaranya juara 2 dalam ajang Popwilnas Banten 2016. Lalu, juara 1 pada Porprov Banten 2018, juara 2 pada ajang Livoli Divisi 1 2022, dan juara 1 pada Porprov Banten 2022.
Meski telah meraih beberapa prestasi namun ia sendiri masih ingin terus meningkatkan keahlinya dalam bermain bola voli. Sementara untuk perkembangan dunia bola voli sendiri, menurutnya, saat ini sudah cukup bagus.
"Perkembangan bola voli di Indonesia saat ini cukup bagus dan sedang meningkat terbukti dari prestasi dan munculnya pemain-pemain yang bagus dan berpotensi. khususnya untuk bola voli Sumedang semoga lebih maju lagi karena Sumedang memiliki banyak atlet bola voli yang potensial," paparnya.