Warna-warni Tas dan Aksesoris Cantik Karya Teman Difabel

Jabar Ngagaya

Warna-warni Tas dan Aksesoris Cantik Karya Teman Difabel

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 12 Mar 2023 14:30 WIB
Tas handphone cantik buatan para crafter Puka.
Jabar Ngagaya (Foto: Ilustrasi Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Keterbatasan tak menghambat semangat untuk berkarya. Inilah yang dipegang teguh oleh teman-teman berkebutuhan khusus yang menjadi crafter di salah satu brand lokal Bandung, Puka.

Puka memiliki kepanjangan Pulas Katumbiri (bahasa Sunda) yang artinya goresan pelangi. Puka dengan produk tas dan aksesoris yang warna-warni, menjadi wadah belajar sekaligus bekerja untuk para disabilitas.

Keterbatasan yang mereka miliki seperti tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, bukan menjadi penghalang untuk berkreasi. Setidaknya ada sepuluh crafter menjadi perajin dari cantiknya produk-produk Puka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi berawal dari tahun 2015, teh Dessy Nur Anisa sebagai owner, itu bikin tas laptop, lama-lama berkembang jadi produk crafting. Awalnya teh Dessy mengajak teman-teman difabel di SLB Garut terus pindah ke Bandung sama temen-temen SLB Wartawan," terang Zakiyyah Afifah (24), Freelance Marketing Communication Puka belum lama ini.

Puka menggandeng alumni Sekolah Luar Biasa (SLB) Wartawan Bandung hingga para siswa. Bagi mereka yang masih bersekolah, hanya bekerja paruh waktu pada hari Rabu dan Kamis.

ADVERTISEMENT

"Biasanya mereka bekerja dari pukul 08.00-16.00 WIB setiap hari Senin-Jumat, istirahat waktu dzuhur dan ashar. Sering ada pembeli yang awalnya tahu dari event, terus tertarik buat belanja ke store sambil ikut bikin bareng teman-teman difabel," ujar Frara Syahla (20), staf Puka.

Hasil kolaborasi Puka dengan difabel tunadaksa, bu Dede. Ilustrasi: AnindyadeviHasil kolaborasi Puka dengan difabel tunadaksa, bu Dede. Ilustrasi: Anindyadevi

Tak hanya para alumni dan siswa SLB yang berpartisipasi. Dessy dan rekan-rekan, memberdayakan tetangga sekitar dan para siswa SLB dengan mengajari keterampilan seperti meronce, menyulam, hingga makrame.

Di lingkungan sekitar Creative House Puka yang terletak di jalan Jati nomor 35, Lengkong, Bandung, ada banyak perajin berkebutuhan khusus. Hasilnya kemudian dijual dan menjadi sumber penghasilan mereka.

"Produknya aksesoris cincin, gelang, tas, strap masker, sling bag. Pagi-pagi kita prepare bahan, terus gelar karpet untuk ngampar bareng-bareng bikin. Nanti dikasih tahu restock gelang apa aja, per orang bikin berapa pcs," terang Zakiyyah.

"Terus setiap crafter dilihat minatnya kemana, misalnya 'Oh ibu ini kalau makrame kurang bisa fokus, malah lebih suka kalau meronce', nanti akan mengerjakan yang memang jadi keahliannya," tambahnya.

Soal komunikasi, bukan hal yang sulit bagi mereka. Teman-teman yang tidak berkebutuhan khusus bahkan pelan-pelan belajar bahasa isyarat secara otodidak.

"Teman-teman yang lain memang masih komunikasi sebisanya, tapi justru jadi belajar otodidak dikit-dikit bahasa isyarat. Kalau kurang paham, nanti dijelaskan oleh temannya yang sudah lama jadi perajin," jelas Frara.

Tas handphone cantik buatan para crafter Puka.Tas handphone cantik buatan para crafter Puka. Foto: Ilustrasi Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Hingga saat ini, produk yang masih laris manis di pasaran ialah Gelang Unik Smiley Daisy, Ceria Totebag Macrame, dan Joyful Bag hasil kolaborasi dengan Staf Khusus Presiden yang berkebutuhan khusus, Angkie Yudistia.

"Paling sulit dan paling banyak diminati itu ceria tote bag, kain goninya harus disulam yang satu lembar memakan waktu satu hari. Kemudian ada juga Tas Bucket dan Pencil Case Neon Garden, itu art print kolaborasi dengan Claudia, penyandang Borderline yang suka menggambar lingkungan sekitar," jelas Zakiyyah.

"Nah untuk produk baru lainnya, tahun ini akan ada hampers lebaran. Jadi isinya tumbler, sajadah, dan tasbih. Terus barusan rilis Topi Rajut Buatan Bu Dede. Jadi bu Dede ini tunadaksa yang tinggal di dekat Creative House kami, membuatkan sulaman topi rajut sama ada tas rajut juga," sambung Frara.

Bagi detikers yang minat berbelanja aneka aksesoris dan tas untuk mendukung teman-teman kebutuhan khusus, bisa mengunjungi langsung offline store Puka di jam operasional kerja.

Selain itu, produk hasil karya mereka juga tersedia di e-commerce kesayanganmu.

(aau/iqk)


Hide Ads