Kota Tasikmalaya memiliki sarana baru untuk mendukung aktivitas para pelaku usaha ekonomi kreatif. Hal itu menyusul rampungnya pembangunan Tasik Creative Center di komplek Dadaha Kota Tasikmalaya.
Gedung ini terlihat megah dan modern berdampingan dengan bangunan GOR Sukapura yang sudah tua yang berada di sampingnya.
Namun karena belum diresmikan, gedung ini masih ditutup untuk umum. Namun demikian sejumlah anggota DPRD Jawa Barat, Kamis (19/1/2023) berkesempatan meninjau hasil pembangunan yang dibiayai APBD Provinsi Jawa Barat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan bergaya industrial minimalis ini dilengkapi oleh ruangan auditorium, yang sepintas mirip gedung bioskop. Selain itu ada pula ruang eksibisi serta fasilitas ruangan lainnya.
Gedung ini juga dilengkapi lift dan arena taman di pelataran yang cantik. Secara umum gedung ini akan sangat mendukung untuk kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif.
Anggota DPRD Jawa Barat Viman Alfarizi berharap gedung ini bisa bermanfaat dan memiliki daya dongkrak terhadap pertumbuhan dunia ekonomi kreatif di Kota Tasikmalaya.
"Semoga saja fasilitas yang didanai APBD Provinsi Jawa Barat ini bisa bermanfaat, dikelola dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menumbuhkan ekonomi kreatif di Tasikmalaya," kata Viman.
Legislator DPRD Jabar asal Tasikmalaya itu mengakui di beberapa daerah ada bangunan serupa yang kurang dimanfaatkan dengan baik, sehingga tak sesuai dengan harapan.
"Agar bisa bermanfaat dan dikelola dengan baik saya kira kolaborasi pentahelix harus dilaksanakan," kata Viman.
Dia menjelaskan kolaborasi pentahelix tersebut melibatkan pemerintah, komunitas ekonomi kreatif, media massa, pelaku bisnis dan akademisi.
"Kalau kolaborasi itu diterapkan Insya Allah akan berjalan sesuai harapan. Bagaimana kalangan komunitas ekraf menjadi akselerator, pemerintah jadi fasilitator, akademisi konseptor dan lainnya," kata Viman.
Terkait harga sewa atau retribusi gedung yang dikhawatirkan tidak terjangkau oleh pelaku ekonomi kreatif, Viman mengatakan itu harus jadi perhatian.
"Jangan sampai ada kata mahal. Bangunan ini kan untuk masyarakat. Pemkot Tasik sebagai pengelola harus peka, jangan sampai memberatkan para pelaku ekonomi kreatif. Misalnya mereka yang mau pameran atau apa pun harus diberi ruang," kata Viman.
Sebagai tokoh pemuda asal Tasikmalaya, Viman juga meyakini bahwa dunia ekonomi kreatif di Kota Tasikmalaya terus menunjukan tren positif.
"Kota Tasikmalaya itu pusat ekonomi perdagangan barang dan jasa di Priangan Timur. Industri kreatif tumbuh subur, tak kalah dengan kota-kota besar," kata Viman.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap ada percepatan untuk pengelolaan gedung Tasik creative center.
"Creative Center segera akan diresmikan, kami harapkan ada percepatan pengelolaan, kalau bisa dalam waktu kurang satu bulan. Sehingga bangunan mahal itu bisa digunakan untuk aktivitas ekonomi kreatif dan kepemudaan di Kota Tasikmalaya," kata Ridwan Kamil saat meresmikan objek wisata Situ Gede, akhir pekan lalu.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemkot Tasikmalaya, Budi Rahman mengatakan pembangunan Tasik Creative Center itu menghabiskan anggaran sekitar Rp 20 miliar yang didapat dari bantuan Pemprov Jawa Barat.
"Pembangunannya dua tahap, sempat tertunda karena ada pandemi. Tahap pertama sekitar Rp 5,2 miliar dan tahap kedua Rp 14,9 miliar," kata Budi.
Budi mengatakan saat ini Pemkot Tasikmalaya masih menyusun regulasi dan formulasi terkait pengelolaan fasilitas ini. "Kalau untuk pengelolaannya masih dikaji, aturannya masih disusun. Leading sektor pengelolaan ada di Dinas Kepemudaan, Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata," kata Budi.
(mso/mso)