Tidak ada yang menyangka, sebuah musibah mampu jadi motivasi dalam menjalankan usaha. Kebakaran kapal Santika Nusantara pada Agustus 2019 melenyapkan aset garmen senilai Rp 500 juta milik Nurdini Prihastiti.
Dari musibah ini, Dini bangkit membuat usaha di bidang produksi sandang namun dengan konsep yang berbeda. Ia ingin usahanya lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Tahun 2020, ia menggandeng Shanaya Ratu Shafira. Kedua alumni School of Business and Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) ini mantap membuka usaha fashion dengan nama Dama Kara.
"Dama artinya kebajikan, Kara artinya pohon kelapa yang filosofinya punya banyak makna. Dari akar sampai ke buah bahkan sari-sarinya juga bermakna. Lambang Dama Kara itu ginkgo biloba yang maknanya keabadian. Jadi kami ingin kebermanfaatan produk yang diciptakan itu abadi," terang Shanaya Ratu Shafira, salah satu owner Dama Kara, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah kejadian itu, Dama Kara langsung menjalankan misi usahanya. Bukan sekedar mencari cuan, namun juga berusaha memberi sesuatu yang bermakna. Keduanya mengajak anak-anak autis dari yayasan Our Dream Indonesia. Anak-anak tersebut terapi dengan gratis sekaligus menyalurkan kemampuannya, kemudian diberi royalti setiap bulannya.
Benar saja, meskipun kala itu pandemi melumpuhkan usaha banyak orang, Dama Kara justru banjir orderan. Dini dan Caca, begitu panggilan keduanya, setelah itu langsung memberdayakan para perajin batik dari Solo dan sekitarnya yang hampir gulung tikar.
"Akhirnya kami bekerja sama dengan para perajin batik untuk buat batik yang kaya makna, tapi dibuat lebih simple dan pakai warna sekunder seperti olive, terakota, yang akhirnya warna earth tone ini jadi ciri khas Dama Kara," terang perempuan 24 tahun tersebut.
![]() |
Kini ada banyak koleksi dari Dama Kara. Semuanya cantik, stylish, dan penuh makna. Salah satu motif yang paling laris yakni adalah Gayatri. Motifnya sederhana, namun Gayatri punya makna sebagai pengingat bahwa setiap insan punya keistimewaan masing-masing. Dua garis ini memiliki makna dualisme, di balik sisi terang yang terlihat ada kekurangan yang dimiliki. Begitupun sebaliknya.
"Gayatri ini simple tapi demandnya tinggi banget. Sampai pengrajin itu pada heran, katanya 'mba biasanya tren batik itu 3 bulan juga udah turun demand-nya, ini kok udah 6 bulan enggak berhenti-henti malah tambah banyak'," ujar Caca sambil tertawa.
"Ini karena Dama Kara ingin membawa batik yang simple tapi selalu ada makna dari motifnya. Tujuannya untuk menggandeng milenials agar bisa pakai batik sehari-hari tanpa perlu dateng ke occassion tertentu. Bisa dipakai kapan aja," terangnya.
![]() |
Selain itu, ada juga motif Suar. Kolaborasi Dama Kara dengan Putri Marino ini terinspirasi dari Batik Sekar Jagad. Maknanya keindahan keberagaman berbagai suku bangsa dan dimaknai juga sebagai bunga kehidupan. Suar menjadi sebuah pemantik yang menyalakan keistimewaan dalam diri yang tumbuh untuk menggerakkan hal baik untuk sekitar.
Dari koleksinya yang apik dan penuh makna ini, ribuan orderan masuk setiap harinya. Menandakan antusias masyarakat kembali tinggi untuk mengenakan batik. Caca dan tim tentu bersyukur dan tak pernah menyangka akan sampai di titik ini.
![]() |
Dama Kara kini sudah memiliki identitasnya sendiri. Bahkan mereka percaya diri, meskipun tahun ini nampaknya warna vibrant, namun tahun ini koleksinya akan tetap menonjolkan warna earth tone."Karena memang marketnya itu beda-beda ya, sampai sekarang masih yang paling disukai itu warna-warna earth tone. Sempat coba koleksi dengan warna vibrant kayaknya malah orang tuh enggak kenal gitu sama Dama Kara. Terutama warna terakota gitu masih banyak dicari," ungkap ibu satu anak ini.
Meskipun begitu, tahun ini ada banyak rencana yang sedang disusun oleh brand dari Bandung ini. Mereka tak mau puas diri setelah berhasil membuka gerai pertamanya di Sherloc Common Space, Cihapit, Kota Bandung.
"Tahun ini kami mau merealisasikan koleksi Dama Kara Man and Kids. Karena tahun lalu koleksi sarimbit selalu ditanyain terus, pingin dipakai untuk satu keluarga sampai ke anak-anaknya. Jadi targetnya tahun ini launching," papar Caca.
![]() |
Setelah meluncurkan kolaborasi dengan Pritta Ghozy dan Putri Marino, Dama Kara punya ambisi untuk berkolaborasi dengan sosok wanita yang bisa mengangkat makna self love.
"Ada rencana kolaborasi lagi, tapi masih rencana. Masih banyak harapan yang ingin dicapai, tahun ini mau eksplor lebih banyak enggak cuma batik. Pingin eksplor ke bordir, beads, jadi bahan dan warna seperti pastel gitu. Semoga juga bisa segera buka store lagi di Jakarta atau Bali," tutup Caca.