Bermanfaat bagi orang lain, bisa direalisasikan dengan beragam hal. Di Garut, ada pemuda inspiratif yang sukarela membuat website bagi panti asuhan dan pesantren secara cuma-cuma, alias gratis!
Hal tersebut dilakukan oleh Yusep Maulana. Seorang pemuda kampung, dari kaki Gunung Cikuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut. Pemuda jago IT ini, menggratiskan jasa pembuatan website, bagi panti asuhan dan pondok pesantren.
Baca juga: Kreasi Alat 'Penjinak Api' dari Bandung |
Diwawancarai wartawan di kantornya, Jalan Raya Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut Selasa (3/1/2022) siang, Yusep mengaku, sebenarnya hal tersebut merupakan ide lama yang ingin direalisasikannya kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya beberapa tahun lalu sempat dilaksanakan, tapi terhenti. Tahun ini, ingin saya realisasikan kembali sebagai resolusi di tahun 2023 supaya saya bisa lebih bermanfaat," kata Yusep.
Lebih dari seratusan website gratis sudah dibuatnya di tahun-tahun lalu, secara cuma-cuma. Yusep mengatakan, panti asuhan dan pondok pesantren yang dipilih bukan tanpa alasan. Apalagi, Yusep merupakan santri yang bertahun-tahun mengenyam pendidikan di kobong pesantren sebelum jago IT seperti saat ini.
![]() |
Yusep berpendapat, panti asuhan dan pondok pesantren harus lebih maju dari saat ini. Para penghuninya, harus go digital supaya bisa bersaing dengan para pemuda umumnya di era yang modern ini. Sebab itu, Yusep ingin menularkan ilmunya di bidang IT kepada panti asuhan dan pesantren, melalui pembuatan website gratis.
"Karena latarbelakang saya sebagai santri, maka saya ingin berterima kasih kepada pesantren. Dan hal yang paling bisa saya lakukan adalah ini, membantu pesantren dan panti asuhan menjadi go digital," katanya.
Semua pesantren dan panti asuhan, apalagi yang dikelola sekadarnya, bisa dengan cuma-cuma dibuatkan website oleh Yusep. Caranya, hanya dengan mengikuti akun Instagram Yusep Maulana, @oyusep, kemudian mengisi formulir dan mengikuti proses verifikasi. Namun, ada beberapa persyaratan yang diterapkan oleh Yusep.
"Pertama, pesantren dan panti asuhan harus memiliki izin. Kemudian memiliki komitmen, untuk digitalisasi. Memiliki akun media sosial, dan pesantren serta panti asuhan yang kreatif serta kurang mampu, atau keterbatasan dalam dana," ucap Yusep.
Yusep berharap agar dirinya bisa bermanfaat bagi panti asuhan dan pesantren. Yusep ingin pesantren dan panti asuhan bisa bersaing dengan masyarakat umum, bahkan lebih maju.
(yum/yum)