Inovasi Sabun Cuci Tangan Siswa SMKN 1 Garut Dorong Kemandirian Desa

Inovasi Sabun Cuci Tangan Siswa SMKN 1 Garut Dorong Kemandirian Desa

Inkana Izatifiqa R Putri - detikJabar
Senin, 28 Nov 2022 16:42 WIB
Inovasi Sabun SMK 1 Garut
Foto: Dinas Pendidikan Jawa Barat
Jakarta -

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Garut terus berupaya menghadirkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi lingkungan maupun masyarakat. Salah satunya yaitu inovasi sabun cuci piring yang dibuat siswa-siswi Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK) SMKN 1 Garut bekerja sama dengan CV Padawangi.

Selain harga jualnya yang ekonomis, sabun cuci piring ini juga dibuat dari bahan baku yang mudah. Dengan demikian, inovasi yang telah diproduksi sejak 2020 sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk membersihkan kotoran dan minyak pada peralatan makan dan masak tanpa membuat tangan iritasi.

Melalui inovasi ini, Koordinator Inovasi SMKN 1 Garut Reni Puspita Dewi menyampaikan pihaknya turut mendorong pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan untuk dapat maju dan mandiri. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pembuatan sabun cuci piring skala kecil di Kelurahan Jayawaras dan Paminggir sebagai bagian dari penerapan program SMD atau SMK Masuk Desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Antusias ibu-ibu kader Posyandu luar biasa. Alhamdulilah, sampai sekarang kerja sama dengan Kelurahan Jayawaras terus berlangsung. Mereka secara rutin memesan produk sabun cuci piring kita untuk dipakai maupun didistribusikan," kata Reni dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).

Reni menyebut sabun cuci piring serta inovasi SMKN 1 Garut lainnya pun mendapatkan apresiasi dari Pendiri Jabar Bergerak Atalia Praratya Kamil saat berkunjung ke Garut beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Saat ini, kata Reni, harga sabun cuci piring dipasarkan seharga Rp 9.000 per botol ukuran 450 ml. Selain terjangkau, produk ini juga sudah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan tercatat dalam buku 'Karya Inovasi SMK untuk Jabar Juara' Dinas Pendidikan Provinsi Jabar tahun 2021.

"Permintaan produk sabun cuci piring yang kita produksi selalu ada. Selain di Garut, kita juga ada permintaan dari luar Garut, seperti Sumedang dan Tasikmalaya. Sabun cuci piring sekarang ini kan sudah merupakan kebutuhan primer," kata Reni.

Produksi Sempat Terkendala Pandemi COVID-19

Reni bercerita produksi sabun cuci piring sempat terkendala pandemi COVID-19. Namun, hal ini tidak membuat pihaknya putus asa. Dari kondisi ini, pihaknya justru memunculkan inovasi lainnya berupa produk hand sanitizer.

"Saat ini, kita juga sedang mencoba inovasi pembuatan sabun cuci tangan kertas ukuran dua sentimeter kali dua centimeter. Harapan kita, sabun ini sangat praktis, mudah dibawa ke mana pun. Tapi ini belum fiks, masih dalam proses penyempurnaan," tutur Reni.

Wakil Kepala SMKN 1 Garut Nurdin pun menambahkan selain sabun cuci tangan, siswa dan guru di SMKN 1 Garut juga telah menghasilkan berbagai inovasi, antara lain software aplikasi pembelajaran pengelolaan keuangan, listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, tower untuk penguatan internet di desa, serta pembasmi hama dikendalikan gawai/gadget.

"Inovasi pembasmi hama ini meraih penghargaan Juara 2 tingkat nasional dalam Festival Inovasi Guru tahun 2021. Namun belum ada HAKI-nya, masih dalam proses pengajuan," katanya.

Ke depan, Nurdin mengatakan dengan mengusung konsep 'Inspiring Innovation with Industry Collaboration for Excellence', SMKN 1 Garut akan terus berusaha melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, inovasi ini merupakan langkah menemukan sesuatu yang baru atau melakukan berbagai pembaruan yang terbentuk dalam sebuah produk, ide, desain, dan sebagainya untuk diterapkan di sekolah maupun masyarakat.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Jawa Barat Drs. Aang Karyana , M. P.d mengatakan pihaknya telah mendorong agar SMK dapat merambah ke pedesaan sebagai program dari SMK Masuk Desa (SMD). SMK Negeri 1 Garut telah merealisasikan program tersebut dengan menggandeng beberapa desa sebagai mitra dalam pengembangan produk sabun cuci piring.

"KCD tentu mengapresiasi langkah SMKN 1 (Garut) dan akan menjadikannya sebagai contoh nyata dari program SMD," ujar Aang.

Aang menilai upaya yang telah dilakukan oleh SMK Negeri 1 Garut merupakan praktik baik dalam mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan mitra. Praktik ini pun perlu disosialisasikan agar menjadi contoh bagi sekolah lain.

"Tindakan sederhana tetapi manfaatnya bisa dirasakan masyarakat banyak seperti yang dilakukan siswa SMKN 1 Garut perlu dicontoh dan diikuti SMK lain dengan mengembangkan inovasi-inovasi lainnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Aang menambahkan selain mengembangkan keahlian, SMK juga memiliki program kewirausahaan dan kemitraan bersama dunia usaha atau industri. Untuk itu, dia berharap SMK Negeri 1 Garut dapat terus mencari peluang dalam melakukan kerja sama ini.

"Sehingga inovasi yang dikembangkan sekolah berlanjut dengan pemasaran dan pengembangan bisnis produk yang lebih luas. KCD juga akan mendukung sekolah jika nanti diperlukan bantuan kerjasama dengan pihak dunia industri dan dunia usaha," pungkas Aang.

(ncm/ega)


Hide Ads