Kabupaten Garut ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) sebagai pusat penyelenggaraan Hari Penglihatan Sedunia. Diketahui, perayaan Hari Penglihatan Sedunia tahun ini mengambil tema 'Mata Sehat, Milik Kita', dan digelar di Gedung Pendopo Kabupaten Garut, Jalan Kabupaten, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyampaikan apresiasi kepada Kemenkes RI karena telah mempercayakan pelaksanaan Hari Penglihatan Sedunia di Kabupaten Garut. Menurutnya penyelenggaraan acara ini merupakan sebuah penghargaan dan penghormatan bagi Kabupaten Garut.
"Dan tentu ini bagi kita Kabupaten Garut, masyarakat Garut, warga Kabupaten Garut, ini merupakan amanah bahwa kita harus memperhatikan kesehatan mata, jadi kesehatan mata dan mata itu milik kita, ini ada (tema acara) mata sehat milik kita. Ini untuk semua, terutama Kabupaten Garut ya harus memiliki mata yang sehat," ujar Helmi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut Pemerintah Kabupaten Garut juga mendapat apresiasi dari Wamenkes RI. Pihaknya dinilai sudah lebih baik dan maju dalam melakukan penanganan kesehatan mata.
"Dan beliau mengamanatkan triple twenty, jadi 20 menit kalau kita baca, baca gadget atau apa lah, kita harus menyempatkan diri untuk melihat 20 feet (atau) 6 meter, jadi lihat kedepan selama 20 detik, nah ini untuk menjaga kesehatan mata, menjadikan mata sehat," paparnya.
Diketahui dalam kegiatan ini juga dilakukan peresmian Vision Center Garut yang berlokasi di Puskesmas Limbangan. Meski baru dideklarasikan hari ini, kata Helmi, sebetulnya vision center sudah dilaksanakan 3 tahun lalu bersama Tim dari Perdami dan Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo.
"(Lokasinya) di Puskesmas Limbangan sekarang itu ya, jadi nanti disamping harus proaktif puskesmas itu nanti ke sekolah atau ke tempat tempat yang berkumpulnya masyarakat, baik pelajar ataupun masyarakat yang membutuhkan, kemudian juga bisa ya ini kalau misalkan ada gangguan mata terutama gangguan refraksi, atau karena katarak atau dan yang lainnya, bisa menghubungi vision center yang ada di Limbangan tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Garut Asep Surachman memaparkan di Kabupaten Garut diperkirakan dari penduduk 2,7 juta jiwa jumlah penduduk di atas 50 tahun di Kabupaten Garut yang menderita katarak sekitar 15.270 jiwa. Adapun sebagian besarnya merupakan kelompok masyarakat kurang mampu secara ekonomi dan tinggal di daerah pedesaan.
Menurutnya, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko kebutaan dengan angka estimasi sebanyak 12.369 jiwa.
"Bila dihitung dampaknya secara ekonomi dengan pendekatan Adjusted Disability Life Years, maka secara signifikan sekitar Rp 330 miliar per tahun populasi penderita katarak kehilangan penghasilan dan kerugian secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari," katanya.
Asep menuturkan pihaknya terus melakukan upaya preventif guna mengantisipasi dampak akibat gangguan penglihatan. Salah satunya melalui deteksi dini yang dimulai sejak bayi dilahirkan. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan mata pada anak sekolah secara berkala, dan deteksi dini gangguan penglihatan akibat katarak pada usia produktif dan lanjut usia.
Sedangkan upaya kuratif di antaranya dengan pelaksanaan operasi katarak secara massal yang dibiayai pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintahan provinsi dan pusat serta didukung para donatur swasta lainnya.
Diketahui, pada Peringatan Hari Penglihatan Sedunia ini juga dilakukan skrining refraksi mata kepada masyarakat Garut yang dilakukan oleh Ikatan Profesi Optometrist Indonesia (Iropin) Kabupaten Garut.
Ketua Iropin Kabupaten Garut Ilham Yudiawan mengatakan mereka yang telah diskrining akan diberi kacamata secara gratis, setelah dilakukan verifikasi oleh tim dari Iropin pusat.
"Jadi dari hasil data sekarang sekitar 120 (orang) ini yang lagi berjalan, itu barusan 120 kita laporkan ke pengurus pusat Iropin, kemudian kita proses juga di lab Jakarta setelah jadi dikembalikan lagi ke Iropin Cabang Garut," kata Ilham.
Dalam proses skrining refraksi ini, Iropin Garut didukung juga oleh Iropin Jawa Barat dan pusat, serta bekerja sama dengan RSM Cicendo, serta mahasiswa dari Stikes Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya dan Stikes Dharma Husada Bandung (DHB).
Sementara itu, Direktur P2PTM Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan alasan ditunjuknya Kabupaten Garut sebagai lokasi pusat Peringatan Hari Penglihatan Sedunia karena dinilai menjadi salah satu kabupaten terbaik dalam penanggulangan pada mata atau penglihatan. Khususnya untuk penyakit katarak.
"Jadi Kabupaten Garut ini kita jadikan percontohan untuk bisa diikuti oleh seluruh kabupaten lain di Indonesia," jelas Eva.
Di sisi lain, Wamenkes RI Dante Saksono Harbuwono memaparkan gangguan penglihatan terjadi hampir di sepertiga populasi dunia saat ini. Angka ini menurutnya diperkirakan akan terus meningkat.
Gangguan penglihatan dan kebutaan ini, lanjut dia, tak hanya berpengaruh terhadap produktivitas saja. Namun, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan.
"Oleh karena itu penanganan yang tepat terhadap masalah penglihatan akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, menjaga kesehatan mata dilaksanakan di seluruh siklus hidup, namun akan lebih baik jika dimulai sedini mungkin, hal ini dikarenakan mata berkembang pesat hingga usia 2 tahun, dan terus mengalami perkembangan hingga usia 18 tahun, oleh karena itu penting bagi kita semua untuk memberikan asupan gizi seimbang bagi anak, supaya menjaga kesehatan matanya," tutur Dante.
(akn/ega)